Krieeettt.
Yoongi berhasil masuk ke dalam rumahnya berkat kerja sama yang apik dengan salah seorang asisten rumah tangga meskipun harus mengendap-endap layaknya pencuri. Beberapa menit lalu ia mengirim pesan pada Bibi Kangㅡnama ART itu untuk membukakan gerbang rumahnya yang sudah terkunci sejak pukul sepuluh malam. Bukan hal yang lumrah jika Yoongi pulang selarut ini. Biasanya ia sudah ada di rumah sebelum pukul sembilan malam. Tapi rupanya malam ini pengecualian.
Ya, terima kasih pada Kim Taehyung yang membuat Yoongi harus tiba di rumah dini hari begini.
Tadinya Taehyung justru melarang Yoongi untuk pulang dan menyuruhnya untuk menginap saja di apartemennya. Tapi jelas saja Yoongi tolak tawaran spesial itu mengingat sifat Min Woohyun yang disiplin. Bagaimana jika Ayahnya mengetahui hal ini, apa yang akan diterimanya nanti?
Salah sendiri sih kenapa dari awal tidak pamit pada Ayahnya jika akan pulang larut. Tapi jika kondisinya ia tengah bersama Chanyeol atau Yijeong, mungkin rasanya tidak akan sepanik ini. Karena mereka berdua pasti segera cari alasan agar Tuan Min tidak marah dan berpikiran macam-macam.Ingat, Woohyun itu Ayah yang super posesif.
Yoongi menghela napas lega sembari kepalanya menoleh ke belakang setelah melewati kamar Ayahnya. Masih dengan mengendap-endap, Yoongi membuka pintu kamarnya sendiri sebelum ia sadar bahwa ada seseorang di depan sana menyalakan lampu secara tiba-tiba.
"Dari mana saja kau, anak manis?"
Tentu saja itu Min Woohyun, sang Ayah yang sudah berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
Yoongi terkesiap dengan posisi tangan menggantung di atas knop pintu kamarnya, "A-aahh. Hehe. Aku baru mengerjakan tugas, Yah."
"Di rumah Chanyeol atau di rumah Yijeong?"
"U-uh. Di rumah Yijeong. Hehe. Iya."
Yoongi kelabakan jujur saja. Ia bukan orang yang pandai berbohong terlebih pada Ayahnya sendiri. Maka ketika ia mengeluarkan statement palsu, yang ada justru ia membuat kejelasan atas ketidakjujurannya itu.
Woohyun memicingkan matanya curiga, lalu berjalan mendekati Yoongi yang langsung terkesiap. Tangan Woohyun meraih jaket Yoongi pelan dan seketika melotot kaget saat mendapati ada sesuatu yang aneh dan tidak biasa dari sang anak.
Masih dalam keadaan tertegun, Woohyun mendelik tajam pada Yoongi yang sontak saja bingung dengan apa yang terjadi pada Ayahnya. Tapi tak lama Woohyun hanya membuang napas kasar dengan kedua tangan berkacak pinggang.
"Dari mana kau mendapatkannya?"
Pertanyaan Woohyun membuat Yoongi mengernyitkan dahi, tidak paham sama sekali. "Mendapatkan apa?"
"Jangan mengelak dan jawab dengan jujur Min Yoongi," Woohyun berucap dengan nada dingin, pertanda bahwa ia tengah menahan emosinya. Yoongi meneguk salivanya yang terasa getir, terlalu tak siap dengan apa yang akan terjadi beberapa saat ke depan.
"Kau tadi pergi ke mana? Dengan siapa?", Woohyun bertanya ulang, masih dengan tatapan tajam dan nada yang sama.
"A-aku. I-ituㅡ"
"Ayah yakin yang memberikan itu padamu bukanlah Chanyeol maupun Yijeong. Mereka tidak akan sebrengsek itu padamu. Jadi katakan padaku dengan jujur, siapa yang sudah berani menyentuhmu, Min Yoongi?"
Yoongi terhenyak, ketika telunjuk Woohyun mengarah tepat pada leher jenjangnya yang sudah dipenuhi dengan ruam merah keunguan yang begitu kontras dengan kulit seputih saljunya.
"A-Ayah.. "
"Haaahhh anak ini!", Woohyun menghela napas lelah, tangannya kini meraih kepala Yoongi dan mengacak surai hitam anaknya dengan gemas. Membuat Yoongi tercenung tidak mengerti. Sebenarnya Ayahnya ini marah padanya atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice of My Heart (Taegi) ✔
FanfictionYoongi bisa mendengar segalanya. Apapun, tanpa terkecuali. Mulai dari isakan batin yang memendam rasa, hingga jeritan hati yang ingin lantangkan cinta. It's BTS au. Warn! BoyxBoy ©Min Chaera