VoMH (14)

4K 671 102
                                    

"Iced americano?", Yoongi mengangguk pada Taehyung yang memberikan gelas ukuran medium itu sembari ucapkan terima kasih.

"Tidak masalah kan kalau kita bicara di sini saja?", Taehyung bertanya sekali lagi untuk memastikan.

Suasana hening sesaat, hanya pantulan wajah Yoongi yang sedari tadi Taehyung pandangi dari dalam gelasnya. Ia menghela napas pendek. Memang, ialah yang mengajak Yoongi untuk bicara. Tapi begitu sesampainya di taman, yang terjadi ia justru tak mampu berucap apa-apa. Bingung hendak memulainya dari mana.

"Kauㅡ", Yoongi rupanya berinisiatif membuka suara lebih dulu. Selain karena ia tak suka suasana canggung, ia sudah mendengar berbagai ungkapan gelisah dan bingung di balik keterdiaman Taehyung.
Kepala si pemuda Kim menoleh perlahan, dan tepat di detik itu kedua pasang mata itu salig bersinggungan.

"-apa kau mau memakiku sekarang?", lirih Yoongi bertanya kemudian membuang pandangannya ke arah lain.

Taehyung tertegun, namun ia menggeleng cepat.

"Kau memang sangat keterlaluan hari ini. Tapi aku tak berniat sedikitpun untuk memakimu", jawabnya tanpa melepas pandangan pada Yoongi. "-tapi aku tidak menyangkal bahwa aku merasa sakit hati saat mendengarnya. Dan aku bisa memahami bagaimana perasaan teman-teman kita yang lain, mereka mungkin malah jauh lebih kecewa dariku."

Yoongi mengangguk paham, "Maaf. Kuakui aku sangat--yah, kau tau. Aku memang kasar dan sulit bagiku untuk mengontrol emosi."

"Dan harusnya kau sadar bahwa kita hanya dikelilingi sesama pria. Adalah hal yang wajar jika kita saling menggoda satu sama lain", tambah Taehyung.

"Aku tau, Taehyung. Hanya saja, emosiku belakangan ini sedang buruk. Dan itu semakin buruk karena aku begitu muak karena ulah Jackson dan yang lain."

Dan sebagian besar itu karena ulahmu. Yoongi membatin sendiri.

Taehyung menghela napas pendek, "Hoseok dan Jimin sangat kecewa padamu. Mereka tidak menyangka bahwa selama ini kau menganggap mereka sampah hanya perkara orientasi. Padahal kalian sudah berteman sejak lama."

Yoongi tersenyum miris, menyetujui ucapan Taehyung.

"Oh iya, aku baru tau kalau Jimin sempat mengira kau dan Jungkook saling menyukai dulu. Tapi setelah kejadian hari ini, aku jadi tidak yakin tentang hal itu."

"Hmm. Itu memang hanya kesalahpahaman di antara aku dan Jungkook."

"Lalu bagaimana yang sebenarnya?", tanya Taehyung penasaran.

Yoongi menyesap kopinya, "Sederhana saja, aku hanya merasa nyaman menjadi temannya. Tak lebih. Tapi rupanya Jungkook melihatku dengan cara yang berbeda. Di waktu bersamaan, Jimin merasa ada sesuatu di antara kami berdua. Padahal kenyataannya tidak ada hal seperti itu sama sekali."

"Karena kau laki-laki normal."

Yoongi mengangguk, "Benar. Aku hanya menyukai gadis."

"Tapi bukan berarti kau bebas mengatai kami sebagai sampah kan?", sindir Taehyung telak hingga Yoongi tersedak hebat, hingga tak ayal membuat dadanya mendadak sesak.

Rupanya disindir sungguh tak enak.

"Maaf untuk itu. Aku tidak bermaksudㅡ"

"Apakah kami memang seburuk itu di matamu?", tanya Taehyung sebelum menghela napas dalam. "Yoongi, aku memang tak bisa menyukai gadis sejak dulu. Aku punya seorang Paman dan Kakak yang memiliki orientasi serupa. Mungkin di keluargaku hanya orang tuaku saja yang ditakdirkan menjadi normal. Tapi mereka tak pernah memandangku seperti itu. Jadi aku tidak tau apa yang membuat kami dipandang begitu buruk olehmu."

Voice of My Heart (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang