DUA DUA

1.5K 69 0
                                    

Setelah pergi meninggalkan Bima lita lalu pergi menuju mobilnya,di dalam mobil dia menangis sejadi-jadinya,bukan hal ini yang ia harapkan pada hubungannya dengan Bima,tapi mau bagaimana lagi,ia hanya takut Bima celaka hanya karna dirinya,hal itu akan lebih menyakitinya.

"Untuk sekarang,lebih baik kayak gini dulu"
Ucap Lita menghapus air matanya dan pergi meninggalkan area parkiran.

Sementara di dalam kelas Lita,bima meluapkan semua kekesalannya dengan membanting meja dan kursi yang ada di sana,persetan dengan kemarahan guru yang mungkin di terima nya nanti karena merusak fasilitas sekolah.

"Brengsek,tuh cewek kenapa sih,tiba-tiba mutusin gue secara sepihak,dia pikir gue gak punya hati apa"
Ucap Bima marah.

"Akhkkk,pusing gue"
Ucap Bima lalu keluar dari kelas tersebut dengan membanting pintu kelas kasar.

***

"Gue udah ngelakuin apa yang lo mau,gue harap lo tepatin janji lo"
Ucap sari pada Raina.

"Tenang aja,rahasia lo aman sama gue,selama lo mau ikutin semua perintah gue"
Ucap Raina jahat.

"Gue harap lo sadar apa yang lo lakuin sekarang,semua yang di mulai dengan keburukan juga akan berakhir dengan keburukan.Inget,kalo lo ngelakuin hal yang ngelewatin batas wajar sama Lita,gue nggak akan tinggal diam"
Ucap sari lalu meninggalkan Raina di cafe tempatnya bertemu dengan Raina tersebut.

"Lo ngak bakalan bisa ngapa-ngapain sari,liat aja nanti"
Ucap Raina tersenyum devil.

Sementara itu di rumah lita,ia mengurung dirinya di kamar,mamanya sudah beberapa kali membujuknya untuk makan,namun hasilnya nihil,anak gadisnya itu tetap keras kepala.

Di dalam kamarnya,lita tertunduk lemas sambil terus menangis,hatinya masih tidak rela bila harus berpisah dengan Bima,otaknya terasa buntu untuk memikirkan cara lain untuk menjaga Bima terhindar dari bahaya tanpa harus memutuskan hubungan mereka,hubungan yang mereka jalani secara perlahan,yang sekarang sudah  hancur sia-sia.

"Sayang,ada tamu buat kamu,kasian loh ini anaknya udah nunggu sejak satu jam yang lalu"
Ucap mamanya yang masih membujuk Lita untuk keluar dari kamarnya.

Lita yang juga sudah mulai jengah dengan mamanya yang sedari tadi mengganggunya lalu merapikan rambut dan menghapus air matanya kemudian pergi menemui tamu yang kayanya sudah menunggunya sedari tadi.

"Siapa sih ma,tamu yang mama maksud"
Ucap lita dengan nada ketus.

"Kamu kenapa sih,ngurung diri di kamar,ada masalah?"
Tanya mamanya sedikit khawatir.

"Ngak,lita gak kenapa-kenapa kok,siapa sih ma yang nungguin lita,perasaan Lita gak ada janji deh"

"Kamu mending liat sendiri deh,dia nunggu kamu di halaman depan,udah huh sana"

"Iya iya ma"
Ucap Lita lalu pergi menemui orang tersebut.

Saat telah tiba di taman,lita melihat seorang laki-laki yang sangat ia kenal,laki-laki yang dulu sempat singgah di hatinya,namun sekarang perasaan itu sudah hilang.

"Dika"
Panggil Lita.

Orang yang di panggil lalu menengok ke sumber suara.

"Hei,apa kabar"
Ucap Dika lalu memeluk Lita erat,hal itu tentu membuat lita terkejut,lita lalu melepaskan pelukan Dika dari tubuhnya.

"Gue baik,lo apa kabar"
Tanya Lita sekedar basa-basi.

"Gue baik,oh iya gue punya sesuatu buat lo"
Ucap Duka lalu memberikan sebuket bunga mawar merah muda yang sangat besar.

"Maksud lo apaan nih kasih gue bunga se gede gini"
Ucap Lita lalu mengambil bunga tersebut.

"Eits,jangan salah paham dulu,gue ngasih lo ini sebagai undangan khusus buat lo karena dua hari lagi gue bakal tunangan"
Ucap Duka sumbringah.

"What,lo serius Dik,ih Selamet ya"
Ucap Lita lalu memeluk Dika bahagia,ia senang Dika bisa bahagia sekarang,dan lebih senangnya lagi Dika tidak melupakan dirinya sebagai teman lama"

Keduanya lalu duduk di kursi taman dan mulai bercerita satu sama lain.

***

Saat dalam perjalanan pulang Bima sengaja berhenti di sebuah toko bunya,ia membeli sebuket mawar putih sebagai tanda permintaan maafnya nanti untuk Lita,ia ingin memperbaiki semuanya,dan meminta maaf pada lita.

Setelah melewati macet yang cukup lama akhirnya Bima tiba di rumahnya,ia segera masuk ke dalam kamarnya lalu bersiap-siap menuju ke rumah Lita.

"Semoga ini berhasil"
Ucap Bima dalam perjalanan menuju ke rumah lita,setelah tiba di depan rumah lita ia masih ragu-ragu untuk masuk.

"Masuk apa ngak ya,kalo gue telfon juga pasti gak bakalan di angkat"

Setelah beberapa lama berpikir Bima lalu memberanikan diri masuk ke dalam dan....

Tampaklah dua orang remaja sedang berpelukan,dari wajah sang pria terlihat bahwa ia sangat bahagia,dan Bima sudah sangat kenal dengan sang gadis yang saat ini tengah memeluk laki-laki itu.

Mawar putih yang berniat ingin diberikan Bima pada Lita jatuh begitu saja dari genggamannya,tangannya membentuk kepalan menahan amarahnya,tak lama timbul sebuah senyuman dari Bibir Bima.

"Jadi ini alasan lo putusin gue,chkh..lo berhasil,berhasil nyakitin gue"
Ucap Bima tersenyum hambar,semua harapan yang ia kumpulkan hilang seketika,ia lalu pergi meninggalkan rumah Lita dengan perasaan yang bergemuruh.

"Gue harap lo bahagia"
Ucapnya dalam hati lalu pergi meninggalkan rumah Lita.

Bersambung...

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang