DUA TIGA

1.5K 70 0
                                    

"Eh lit,gue pulang dulu ya,udah sore nih"
Ucap Dika sambil melirik pada jam tangannya.

"Iya nih udah sore aja,gue pasti dateng kok ke acara pertunangan lo"
Ucap Lita mengarahkan jempolnya pada Dika.

"Oke,gue balik ya"

"Iya,lo hati-hati ya"
Ucap Lita lalu mengantar Dika sampai ke depan gerbang.

"Loh,bunga siapa nih?"
Tanya Dika lalu mengambil bunga tersebut.

"Kenapa dik?"
Tanya Lita .

"Lo pesen bunga ya,nih gue nemu di depan gerbang"
Ucap Dik lalu memeberikan bunga itu pada Lita.

"Gue gak pesen kok,tapi ya Udalah ini bunga buat gue aja"
Ucap Lita senang.

"Oke,gue balik ya,bye"

"Bye"
Ucap Lita lalu kembali masuk ke dalam rumahnya dengan membawa dua bujet bunga.

Setelah masuk ke dalam kamarnya ia memperhatikan buket bunga berwarna putih itu,ia jadi penasaran siapa sebenarnya yang mengirim ke rumahnya.
Sebelum ia meletakkan bunga itu di atas mejanya ia sempat melihat sebuah kertas yang terselip di antara mawar tersebut,Lita lalu segera mengambilnya.

"Sorry"

Itulah sebuah kata yang tertulis di dalamnya,Lita langsung memikirkan seseorang di benaknya,siapa lagi kalau bukan Bima,ia lalu mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di dalamnya.

"Thanks ya bunganya"
Send:Bima❤

Sejenak Lita lupa bahwa mereka sudah tidak bersama lagi,ia lupa bahwa dirinyalah yang memutuskan semua ini.
Tidak beberapa lama sesudah itu ponselnya berbunyi tanda ada pesan yang masuk.

"Bunga?? Gue gak ngerasa pernah kirim bunga ke rumah cewek kayak lo"

Lita sempat terkejut dengan balasan yang di berikan oleh Bima,lalu ia kembali membalas pesan tersebut.

"Sorry,mungkin gue salah orang"
Send:Bima❤

"Jangan pernah usik gue lagi,lo sendiri kan yang bilang kalo lo gak mau lagi di ganggu sama gue"

Saat itu juga air mata Lita kembali menetes,salahkah tindakannya selama ini?,ia hanya ingin menyelamatkan Bima,tapi sekarang dirinyalah yang sepertinya harus di selamatan dari hati yang begitu terluka.

***

Bima membuang ponselnya ke sembarang arah,ia marah pada dirinya sendiri,kenapa ia mencintai Lita kalau akhirnya ia harus melihat Lita bersama orang lain.

Bima lalu pergi dari rumahnya menuju ke sebuah tempat,tempat yang akhir-akhir ini sering ia kunjungi tanpa sepengetahuan orang terdekatnya.

"Lo kesini lagi?"
Tanya seorang bartender yang sudah akrab dengan Bima,umur yang hanya terpaut 2 tahun membuat mereka cepat akrab.

"Gue mau vodka"

"Lo gila ya,lo belum cukup umur buat minum yang alkoholnya tinggi kayak gitu"
Ucap Vino mengingatkan.

"Bodo amat,kalo lo gak siapin,gue jamin hari ini bar ini bakalan ancur"
Ucap Bima dengan dinginnya.

Vino hanya bisa pasrah dan mengambilkan vodka yang diminta oleh Bima,ia meminum minuman tersebut brutal,perasaannya sungguh sangat kacau balau,ia merasa mungkin alkohol bisa menenangkan pikirannya.

"Litaa,kenapa lo tega banget sama gue"

"Gue udah terlanjur cinta sama lo Lita,tapi kenapa lo sakitin perasaan gue..Litaa"
Bima sudah mulai meracau tak jelas karena sudah mabuk berat,Vino yang melihat ini langsung memopong tubuh Bima menuju mobil milik Bima,setiap Bima mampir ke bar ini vinolah yang selalu mengantarnya pulang.

"Nih anak kenapa sih"
Ucap Vino melihat keadaan Bima yang sudah sangat kacau.

Vino lalu menjalankan mobilnya dan berlalu meninggalkan bar tersebut,ia lalu merogoh saku celana Bima dan mengambil ponselnya,di sana ia mencari nomor orang yang selalu Bima sebut,setelah menemukannya Vino langsung menghubungi orang tersebut.

"Hallo"

.....

"Lo,Lita kan?"

....

"Bima mabuk berat,rumah lo kosong ngak,gue gak mungkin bawa nih anak ke rumahnya,bisa mampus gue di gebukin nyokab bokab dia"

...

"Oke thanks ya,gue OTW sekarang"

Tuut..tuuut...

Vino lalu menambah kecepatan mobilnya dan menuju ke rumah Lita,ia sudah tau alamatnya karena Lita menyebutkannya di telfon.

****

Lita mondar-mandir di depan rumahnya,bagaimana tidak,ia sangat mencemaskan keadaan Bima.Untunglah keluarganya tidak ada di rumah,jadi Bima untuk sementara bisa beristirahat di rumahnya.

Setelah lama menunggu akhirnya mobil milik Bima tiba di rumahnya,terlihat seorang pemuda yang keluar dari mobil lalu memopong Bima masuk ke rumahnya.

"Lo yang tadi telfon kan?"
Tanya Lita.

"Iya gue yang telfon,buruan tunjukin kamar lo,ni anak berat banget"
Ucapnya yang kesusahan membawa Bima,mereka lalu membawa Bima menuju kamar Lita.

"Thanks ya lo udah bawa dia ke sini"
Ucap Lita tulus pada orang yang menolong Bima.

"Iya,gue udah biasa kok anter dia pulang,kalo gitu gue pamit ya,gue masih harus kerja,jagain dia ya"

"Ooh ya udah,hati-hati ya,sekali lagi makasih"
Ucap Lita tulus.

Vino hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Bima dan Lita.

"Aku rindu kamu Bim"
Ucap Lita dengan mata yang berkaca-kaca.Ia terus memandangi wajah tenang Bima seakan ini terakhir kalinya ia akan melihat lelaki itu.Lita lalu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Bima untuk istirahat.

08.00

Bima terbangun dari tidurnya,kepalanya terasa sangat pusing,ia kembali mengingat kejadian di bar beberapa jam yang lalu,dan sekarang ia sudah sampai di sini,di kamar yang asing.Bima hanya mengingat bahwa tadi Vinolah yang mengantarnya pulang,apa ini rumah Vino??

Itulah yang sekarang ada di fikiran Bima,ia lalu bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamar tersebut.

Saat menuruni tangga ia mencium bau masakan dari arah dapur rumah tersebut,karena perut yang sudah kerongkongan Bima langsung ngacir menuju dapur.

"Vin,lo masakin apaan buat gu-"
Ucapannya terhenti tatkala melihat seorang gadis tengah memasak makanan di sana.

"Lo udah bangun?"
Tanya gadis itu sambil membelakangi Bima karena sedang memasak.

"Ngapain lo di sini?"
Tanya Bima dingin.

Masakan yang di buat oleh Lita sudah matang,ia lalu mengambil piring dan menyajikannya pada Bima.

"Tadi temen lo nelfon gue,dan dia nganterin lo ke rumah gue,katanya dia takut nganterin lo kerumah lo"
Ucap Lita tanpa menatap ke arah Bima.

Bima yang sudah mulai kesal langsung berbalik dan berniat meninggalkan Lita,namun Lita segera mencegatnya.

"Seenggaknya lo makan dulu,gue tau lo belum makan,dan gue juga gak bakalan ganggu lo makan"
Ucap Lita lalu berlalu meninggalkan Bima yang masih berdiri di tempatnya.Lita kembali berhenti dan berkata..

"Abis makan lo bisa pergi,lo gak perlu pamit"
Ucap Lita lalu benar-benar pergi meninggalkan Bima sendiri di ruang makan.

Bima lalu duduk di meja makan dan mulai menyantap makanan tersebut dalam kesunyian,perkataan Lita begitu menusuk hatinya.

"Gue salah dalam mencintai cewek kayak lo"
Ucap Bima lalu kembali memakan makanannya.

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang