DUA EMPAT

1.6K 72 2
                                    

Keesokan paginya Bima kembali seperti dirinya yang semula,ia tak ingin lagi memikirkan atau sekedar melihat Lita,ia bertekat untuk melupakan gadis itu.Bima kini sudah menjadi dirinya yang dulu,bandel dan bermasalah.

Saat tiba di sekolah Bima tidak langsung masuk ke kelasnya,ia menuju ke arah kantin.saat tiba di sana ia duduk di dekat teman-temannya dan mulai bercerita satu sama lain.

"Tumben amat lu ngumpul sama kita,kemana cewek lo?"
Tanya malik bergurau.

"Iya bener,biasanya lo kan selalu nempel sama dia"
Ucap Rendi sedikit tertawa.

"Bacot lo bedua"
Ucap Bima lalu pergi meninggalkan kedua temannya yang hanya bisa menghela nafas saat melihat Bima yang sekarang sudah kembali menjadi Bima yang dulu.

***

Lita berjalan di koridor sekolah sendirian,kabar dirinya putus dengan Bima sudah menyebar di kalangan para murid,ada dari mereka yang merasa senang,sedih dan khawatir pada keadaan Lita.
Saat memasuki kelas semua pasang mata tertuju pada Lita,kecuali sari,ia hanya diam tanpa melirik ke arah Lita,lita lalu duduk di sebelah sari tanpa mengatakan apapun,sejak kejadian di gudang itu,keduanya memang tidak pernah berbicara lagi,walapun masih dalam
Satu meja.keduanya sama-sama diam sampai bel istirahat berbunyi.

Lita keluar dari kelasnya saat semua murid telah keluar lebih dulu,ia tidak menuju ke kantin seperti kebanyakan murid lainnya,Lita pergi ke perpustakaan,dimana hanya ada kesunyian di dalamnya,saat tiba di sana ia duduk sendirian di bangku paling ujung,ia  menenggelamkan wajahnya di balik lipatan tangannya,mengurung sejenak pikirannya yang sedang bergemuruh.

"Kapan gue bisa lupain lo Bim"

***

"Lo mau kan Bim?"
Tanya Raina pada Bima.

"Apa alasan lo buat ngeyakinin gue?"
Tanya Bima tanpa memandang ke arah Raina.

"Gue tau,dulu gue emang jahat banget sama lo,dan dulu tanpa rasa kasihan  gue ninggalin lo tanpa kabar demi orang lain,tapi lama-kelamaan gue sadar,gue emang cinta sama lo,walaupun saat itu lo udah punya seseorang,sekarang saat lo udah gak ada hubungan lagi sama Lita,gue pengen buktiin ke lo,kalo gue udah berubah,gue janji gak bakalan bikin lo sakit hati atau yang lain"

Bima masih sama,diam dan hanya mendengarkan Raina bicara,jujur hatinya masih milik Lita,namun egonya memaksanya untuk segera melupakan Lita,sungguh ia sangat bimbang .

"Oke,kita coba"
Ucap Bima lalu menatap ke arah Raina dengan senyuman di wajahnya.

"Makasih"
Ucap Raina lalu memeluk tubuh Bima erat.

"Mungkin ini yang terbaik"
Batin Bima,ia juga memeluk tubuh mungil Raina erat.

"Cara terbaik melupakan seseorang adalah dengan menemukan seseorang yang baru"
Nasehat penulis😄

***

Lita ternyata tertidur sampai jam pelajaran terakhir yang hanya tinggal 15 menit lagi.

"Kok gue lama banget ya tidurnya?"
Ucapnya sedikit tertawa.

Saat menyusuri koridor Lita melirik ke arah kelas Bima,para murid di sana tampaknya sedang free karena banyak dari mereka yang berada di luar kelas,tak sengaja pandangannya melihat dua orang yang sedang bercanda gurau di sebuah bangku yang berada tepat di depan kelas Bima. Ya,Lita melihat Bima dan Raina di sana,matanya ingin menangis menyaksikan ini,ia segera berlari menuju ke kelasnya.

Setibanya di kelas ia melihat sari bersama teman-temannya yang lain sedang bergosip ria,Lita tak berminat untuk mengganggu mereka,ia segera menuju kursinya dan menyimpan semua alat tulis dan bukunya.

"Lit"
Panggil sari pada Lita untuk pertama kalinya setelah sekian lama,Lita yang ingin pergi menghentikan langkahnya.

"Kenapa sar?"
Ucap Lita tak mau menatap ke arah sari,ia hanya ingin menyembunyikan kenyataan bahwa ia sedang menangis.

Sari bangkit dari duduknya dan menghampiri Lita.

"Kita perlu bicara"
Ucap Sari lalu membawa Lita keluar dari kelas.

"Lo mau ngo-"

"Lo bego atau gimana sih Lit,lo lepasin si Bima segampang itu dan lo liat kan sekarang Raina ngambil tempat lo dari Bima"
Ucap sari marah.

"Kenapa lo tiba-tiba peduli sama gue sar,lo yang bilang sendiri kalo lo gak pernah anggep gue sa-"

"Gue terpaksa bilang itu"
Ucap sari lalu memeluk Lita erat,sungguh ia benar-benar menyayangi Lita seperti adiknya sendiri.

Lita yang sedari tadi menahan tangis juga tak bisa membendung kerinduannya pada sahabat satu-satunya itu.

"Tapi kenapa sar?"

Sari lalu melepaskan pelukannnya dari Lita dan mulai menceritakan semuanya,termasuk rahasia ayahnya yang masuk penjara akibat membunuh manager perusahaan miliknya,rahasia ini sebelumnya hanya diketahui oleh keluarga Raina,dan karena kelicikan gadis itu,ia menjadikan sari sebagai boomerang untuk memperburuk hubungan Lita dan Bima.

"Maafin gue ya Lit"
Ucap sari tertunduk malu.

"Gak perlu minta maaf sar,gue ngerti posisi lo saat itu emang susuah"

"Trus sekarang gimana hubungan lo sama Bima?"

"Gue gak tau sar,ngeliat dia sama Raina tadi,gue emang harus mundur deh kayaknya"

"Ya udah,kalo itu keputusan lo gue bakal dukung kok"
Ucap sari tersenyum tulus pada Lita.

"Eh,lo di undang gak sama Dika buat dateng ke acara tunangannya dia?"
Tanya Lita antusias,ia ingin membicarakan hal lain saja hari ini,ia ingin lupa sejenak tentang Bima dan yang lainnya.

"Iya,dia dateng ke rumah kemaren trus ngasih gue buket bunga sebagai undangan"

"Wuaaah,gimana kalo pulang sekolah kita shopping,itung-itung cuci mata"
Ucap Lita menaik turunkan alisnya.

"Oke,udah lama juga gue gak jalan bareng sahabat gue yang satu ini"
Ucap Sari lalu mengajak Lita kembali ke kelas,mereka tertawa,tersenyum dan bahagia...

"Saat semuanya pergi,kamulah yang selalu mendampingiku"
Batin lita.

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang