DUA ENAM

1.6K 67 0
                                    

Setelah pulang dari mall,Lita dan sari lansung pulang ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap sebelum pergi ke acara pertunangan Dika.

"Lit,gue pulang dulu ya,ntar jam tujuh gue jemput"

"Iya,lo ati-ati ya"

Sari hanya mengangguk dan meninggalkan rumah Lita.
Lita lalu masuk ke rumahnya,ia segera melaksanakan sholat
Maghrib dan setelahnya langsung bersiap-siap.

***

"Bim,lo kenapa sih dari tadi diem aja,sariawan lo?"
Ucap malik sedikit bergurau.

"Ngak"

"Ini pasti ada hubungannya sama Lita kan?"
Tanya Rendi yang juga penasaran.

Bima hanya mengangguk sambil menghela nafas lelah.

"Udalah bro,kalo jodoh ma gak kemana,santai aja"
Ucap Malik menghibur sahabatnya itu.

"Kalian pada mau ikut gak? "
Tanya Rendi mengalihkan topik pembicaraan .

"Kemana"

"Ke acara tunangannya sepupu gue,untung-untung ketemu cewek cakep gue di sana"
Ucap Rendi cengengesan.

"Gue sih mau banget,lo ikut gak bim?"

"Boleh"

Setelah obrolan mereka usai ketiganya langsung pulang ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap.

***

"Sar,ini serius si Dika tunangan di sini?"
Tanya Lita tak percaya melihat betapa mewahnya ruangan itu.

"Iya Lita,lo udah lebih dari duapuluh kali loh ya nanya hal yang sama.Lagian keluarga calon tunangannya orang kaya,ya mereka gak mau lah adain acara di tempat yang biasa,si Dika kan juga tajir,ya wajar-wajar aja sih"
Ucap sari menjelaskan.

"Ya udah masuk yuk,gak sabar gue pengen ucapin Selamet sama Dika"
Ucap Lita lalu menarik tangan sari masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Hai Dik,Selamet ya"
Ucap Lita antusias saat bertemu dengan Dika,ia dan Sari memang tidak sempat melihat acara inti dari pertunangan ini,yaitu acara tukar cincinnya,hal ini karena keterlambatan kedua nya yang disebabkan oleh Lita.

"Eh,kalian udah dateng,nih kenalin tunangan gue"

"Hai,nama aku Lita"
Ucap Lita menjulurkan tangannya.

"Hai juga,aku Dea,makasih ya udah mau dateng"
Ucapnya lembut.

"Kita kesana dulu ya,nyapa tamu yang lain"
Ucap Dea lalu meninggalkan Lita dan Sari sambil menggandeng tangan Dika.

***

"Widiih,bening banget sepupu lo Ren,lo kenapa gak kenalin ke gue sih?"
Tanya Malik pura-pura cemberut.

"Kalo gue kenalin ke elo,dia juga gak bakalan mau kali,muka pas-pasan gini mana cukup buat jadi pendamping sepupu gue"
Ucap Rendi sedikit tertawa.

"Akh,gak asik lo"
Ucap Malik lalu pergi menghampiri Bima yang sedari tadi hanya duduk sambil sesekali meneguk minumannya.

"Woi,galau mulu lo"
Ucap malik mengagetkan Bima.

"Kalo gak salah tadi gue ngeliat Lita sama sari deh Bim"

"Dimana?"

"Giliran Lita aja kenceng tuh telinga"

"Lo liat dimana?"
Tanya Bima sekali lagi.

"Di depan tadi,bareng si sari,samperin gih,untung-untung baikan lo sama dia"
Ucap malik lalu pergi meninggalkan Bima.

Bima lalu bangkit dari duduknya dan mulai mengarahkan pandangannya ke setiap sudut ruangan untuk mencari Lita.

"Sari mana Lit?"
Tanya Dika seraya menghampiri Lita yang tengah duduk sendirian.

"Tau tuh,tadi sih katanya ke toilet,tapi gak balik-balik sampe sekarang"
Ucap Lita sedikit kesal.

"Ooh,lo kok telat sih tadi?"

"Sorry ya Dik,abisnya sepatu gue gak ketemu tadi,ya udah gue sama sari nyari dulu,jadi telat deh gue ke acara lo"

"Udah gakpapa,toh sekarang lo juga udah di sini"
Ucap Dika lalu mengacak rambut Lita gemas.

"Ternyata bukan cuma nyakitin orang ya yang lo bisa,jadi pelakor kayaknya lo lebih cocok"
Ucap seseorang dengan nada cemooh.

"Lo?? Maksud lo apaan?"
Tanya Lita yang sedikit terkejut dengan kehadiran Bima di sana.

"Iya,lo sadar dong ta,gak usah jadi pelakor hubungan orang deh,murahan banget jadi cewek"
Ucap Bima pedas.

"Heh BANGSAT jaga ya omongan lo,Lita gak pernah jadi pelakor dalam hubungan gue"
Ucap Dika tak terima dengan hinaan Bima pada sahabatnya.

Semua tamu yang berada di sana langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah sumber suara,yang tadinya riuh karena obrolan beberapa orang,sekarang ruangan itu diam tak bersuara.

"See..
Lo ngapain tunangan sama sepupu temen gue kalo ternyata lo lebih belain cewek kayak dia"
Ucap Bima menunjuk ke arah Lita yang sedari tadi hanya diam sambil menatap Bima sendu.Saat ini ego seorang Bima jauh lebih besar dari perasaannya,yang memaksanya untuk berkata seperti itu pada Lita.

"Udah ngomongnya?"
Tanya Lita pada Bima dengan sedikit senyuman di bibirnya.

"Makasih ya buat hinaan lo buat gue,mau lo sebut gue pelakor,cewek murahan atau bahkan jalang sekalipun gue gak akan peduli,toh yang jalanin kan gue,jadi lo gak perlu urus kehidupan gue"
Ucap Lita lalu beranjak pergi meninggalkan Bima dan Dika yang terdiam menatap Lita.

"Ahh,gue lupa satuhal,bilang ke Dea ya Dik,gue kayaknya gak bisa disini lebih lama lagi,pelakor kayak gue mana pantes hadir di acara ini"
Ucap Lita sedikit melirik ke arah Bima lalu dengan santai meninggalkan ruangan tersebut.

Bugh

Satu pukulan mendarat tepat di sudut bibir milik Bima,yang seketika mengeluarkan cairan merah kental berbau amis.

"Maksud lo apaan hah,Lita sahabat gue,gue gak ada perasaan apapun sama dia,begitupun sebaliknya.Trus ngapain lo ngatain di pelakor anjing"
Ucap Dika begitu emosi pada Bima,sedangkan Bima hanya diam tak melawan.

Beberapa tamu laki-laki menahan tubuh Dika agar ia tidak lagi melayangkan pukulan pada Bima.

"Dik,kamu kenapa?? Kok malah berantem gini sih?"
Tanya Dea yang baru saja datang karena tadi ia harus merapikan make up nya di kamar.

"Si brengsek ini katain Lita pelakor dalam hubungan kita ya,kamu tau sendiri Lita cuma sahabat aku,gak lebih"
Ucap Duka lalu berlalu meninggalkan ruangan tersebut dengan perasaan yang masih emosi.

"Ren,mending lo bawa temen lo ini pergi dari sini"
Ucap Dea dingin lalu ia juga pergi untuk menemui Dika.

Rendi dan Malik lalu memopong tubuh Bima dan meninggalkan pesta pertunangan tersebut.

"Kenapa rasa bersalah ini dateng dalam diri gue?"
Ucap Bima dalam hati.

Bersambung...

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang