31. Larangan

122 12 0
                                    


Renata menutup mulutnya, ia menggeleng sekencang-kencangnya. Mata Gabrien yang tajam itu sedang menghakimi Renata yang sudah lancang mengatakan ia bego.

Anehnya, hoodie yang menutupi kepala Gabrien sama sekali tidak berpengaruh untuk mengurangi tatapan tajam cowok itu. Tatapan elangnya masih keliatan. Sementara Gia bersikap cuek.

Setelah puas melihat Renata yang ketakutan dan memastikan gadis itu tidak asal berucap. Gabrien beralih menatap Gia.

Ia berucap datar dan santai. "Gak usah geer, saya gak naksir kamu."

Dengan langkah cepat Gabrien segera keluar dari kelas Gia. Sedangkan Renata dan Gia hanya melogo.

Namun sedetik kemudian, tawa Renata pecah. Ia menatap Gia geli, tapi Gia tak kunjung mengerti.

"Apasih?" Tanya Gia menatap Renata tak suka.

"Makanya jangan geer, Gi!"

Gia mendengus. "Yeu, aku gak geer." Gia jadi kesal. Katanya mau pacaran, tapi ngomong aja kasar banget. Kenapa juga Gia tidak bisa menolak untuk kedua kalinya.

OOO

Pada akhirnya Gia ngambek dan mendiami Renata. Ia sok sibuk dengan bolak balik mencatat pelajaran.

Sedang Renata juga tidak menyadari bahwa Gia sedang ngambek. Jadi ia sibuk live Instagram tanpa menghiraukan Gia.

Gia yang merasa Renata tidak mengganggu atau membujuknya sama sekali mulai gusar dan bosan. Terpaksa ia menengok ke arah gadis itu. Ia juga mau curhat perihal Malvin.

"Ren, tau gak. Orang yang aku suka di bandung," kata Gia.

"Kan bener dugaan aku, kamu gak mau sama kak Gabrien gara-gara itu," jawab Renata. Tapi ia masih gokus dengan ponselnya.

Gia mengernyit. "Lo ngapain?"

"Ngelive," balas Renata santai. Gadis lemot itu bahkan tidak perduli ada yang mengetahui tentang Gia yang sudah jatuh hati pada orang lain selain Gabrien.

"Matiin sekarang!" Gia mengintrupsi seraya melotot.
Gia takut Gabrien mendengarnya. Bukan masalah Gabrien cemburu, tapi kalau nanti Malvin datang Gabrien malah merusuh.

"Kenapa sih?"

"Nanti kak Gabrien liat," ujar Gia.

Renata tertawa kecil. "Anak-anak ONAF udah liat."

Kekesalan Gia pada Renata sudah berada di ubun-ubun. Sontak ia berdiri dan merebut ponsel gadis itu lalu memutus siaran live Renata.

"Kenapa sih?" Renata juga jadi kesal. Ia merebut ponselnya.

Ia mengelus-elus ponsel keluaran terbaru miliknya yang dikasari Gia. "Lagian, udah punya malah pacaran sama orang," ucap Renata sambil menatap Gia aneh.

Gia kembali duduk. "Kan aku udah nolak," pungkas Gia cepat.

Entah sejak kapan Dinda berada di kelas Gia, hingga terdengar gadis itu berceletuk. "Jadi kamu nolak kak Gabrien? Gila!" Ucap gadis itu menggebu-gebu.

Gia mengernyit. "Daripada aku terima dia, mending tolak 'kan?"

Dinda berpikir sebentar. "Jadi dia yang naksir sama kamu?"

Pertanyaan itu auto membuat Gia mengingat tentang kejadian tadi. Kalimat Gabrien yang menyatakan kalau ia tidak menyukai Gia.

"Dia..."

Drrttt...

Gia menatap ponselnya yang bergetar di atas meja. No name. Lalu ia kembali menatap ke arah Dinda tanpa menghiraukan nomor no name itu.

My MalvinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang