Fourteen

17 5 0
                                    

Yang membuat wajah Maryam bete dan bertambah menekuk bukan karena kejadian kemarin saat bertengkar dengan Rifky dan mamanya, melainkan desas desus hangat yang diucapkan para perempuan centil yang didengarnya sepanjang perjalanan menuju kelasnya.

"Gue juga ada kenalan anak penerbangan, cool banget gila!"

"Eh, tau gak? Anak penerbangan yang namanya Dimas? Ih sumpah gua dichat masa sama dia!"

"Loh, lu juga tau Dimas? Gua baru tiga hari ini kenal sama dia."

"Dia temen SD gua kali."

"Sumpah tinggi banget tuh cowok."

Apa maksud dari percakapan mereka? Mengapa namanya sama dengan gebetan Maryam. Apa mungkin... Ah gak boleh berburuk sangka dulu, siapa tau itu hanya namanya saja yang sama.

Tetapi mengapa sampai saat jam terakhir pelajaran, Maryam tidak fokus dan malah memikirkan perkataan cewek-cewek tadi. Kalau belum bertanya langsung dengan yang bersangkutan, pikirannya tidak akan tenang.

Oke, tenang Iyam. kamu harus kendalikan emosimu.

Pesan

Dimas, aku mau nanya sama kamu.

Mr. Bus : silahkan, mau nanya apa?

Disekolah aku, ada berapa perempuan yang kamu kenal?

Mr. Bus : Banyak, anak keperawatan sih kebanyakan.

Uhuk.. Uhuk..

"Kenapa Yam? Minum nih." Dilah yang sedari tadi menyadari jika Maryam sedang banyak pikiran mencoba membantu Maryam walau ia tahu, Maryam tidak mudah terbuka.

"Makasih Dil." tenggorokan Maryam saat ini tidak bisa menelan makanan yang masuk kemulutnya. Ia mencoba tetap berpikir positif walau hatinya merasa sakit saat Dimas mengatakan hal yang jujur.

Benar kata pepatah yang mengatakan jujur walaupun sulit, yah sulit diterima kenyataannya. Kenyataan bahwa memang benar adanya jika Dimas cukup dikenal disekolah ini. Malahan yang kenal cewek yang.. Ya begitulah.

"Yam, pulang kapan? Lu mau wifian dulu?" tanya Dilah yang melihat Maryam tiba-tiba diam saat tersedak minumannya sendiri.

"Ulfah sama Lia udah selesai ngerjain tugas?" Maryam balik bertanya dan melihat keadaan kelas hanya tinggal beberapa orang.

"Udah, noh dia lagi nungguin diluar." tunjuk Dilah kearah luar jendela yang terlihat Ulfah, Lia, Tantri dan Lena yang sedang memainkan ponsel mereka.

"Yaudah yuk, gua capek banget hari ini."

Dilah tidak merespon apapun, ia tahu bahwa Maryam butuh istirahat.

Sepeninggal Maryam dan Dilah dari kelas, seseorang mencari Maryam karena ada hal yang perlu diberitahukan.

"Maryam tadi udah pulang, kayaknya lagi nunggu pusaka didepan deh." ucap salah satu teman Maryam yang masih didalam kelas.

Second Love (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang