Author PovDiperjalanan pulang, mereka hanyut dalam diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan, semua fokus dengan diri masing-masing. Awalnya Dimas merasa kalau Maryam sedang datang bulan yang mengakibatkan sang gadis seperti ini. Tapi tadi sebelum memulai film mereka sama-sama menunaikan ibadah sholat dzuhur.
Ingin bicara, takut salah ngomong. Kalau diam saja, nanti dikira tidak peka. Serba salah kali ini Dimas. Ia tak paham dengan situasi membingungkan seperti ini.
"Mas." suara pelan Maryam dapat didengar oleh Dimas.
"Ya? Kenapa?"
"Berenti deh, bentar." pinta Maryam. Dimas hanya menurut dan meminggirkan motor besarnya tersebut.
Setelah cukup untuk tempat berhenti, Dimas melepas helmnya dan menghadap belakang dimana gadis tersebut sedang berusaha untuk turun dari motornya.
"Kenapa?" cukup lama Dimas mengamati gerak gerik Maryam yang melepas helm tersebut, dan belum mengeluarkan suara juga.
"Kalau kamu diem aja, aku gak tau kamu lagi marah atau nggak sama aku." terus terang, Dimas mulai khawatir dengan sikap diam Maryam saat ini. Ia mulai pusing dengan tingkah diamnya gadis itu, marah pun Dimas tidak pernah, lalu apalagi berniat meninggalkan gadis ini.
"Aku gak marah."
"Alhamdulillah.. Terus tadi kenapa tiba-tiba mau pulang? Kita kan belum makan?"
"Kamu laper?"
"Enggak, maksud aku, kamu kenapa tiba-tiba sikapnya berubah jadi cuek dan marah gitu."
"Dibilang aku gak marah." Maryam membela dirinya yang sudah terjadi salah paham.
"Iya, maaf. Terus kenapa?" disetiap pembicaraan Dimas, ia selalu bersabar dan berkata lembut kepada gadis dihadapannya ini, agar tidak terjadi diam lagi yang membuatnya bingung bukan main.
"Maaf." satu kata maaf membuat kerutan didahi laki-laki tersebut muncul. Masalahnya, mengapa Maryam meminta maaf cuma karena tidak mau makan disana.
"Buat apa kamu minta maaf, aku yang salah tadi. Aku gak bisa bikin kamu senang hari ini. Maaf ya.. "
Yang tadinya Maryam menundukkan kepala, kini ia memberanikan diri menatap wajah lawan bicaranya. Yang ditatap tersenyum dan memberikan waktu kepada gadis tersebut untuk mengeluarkan kalimat apa yang akan ia beritahu.
"Udah sore, aku mau pulang." setelah mengucapkan kalimat tersebut, Maryam mulai memakai kembali helm yang sempat ia copot. Dan Dimas hanya pasrah mengikuti lagi kemauan Maryam. Ia kembali menyalakan motor dan menunggu gadis mungil itu naik ke atas motor bagian penumpang.
"Udah?" tanya Dimas memastikan jika Maryam sudah duduk nyaman di jok penumpang.
"Iya."
Suasana sedikit mencair diperjalanan, ketika Maryam menunjukkan arah rumahnya. Sesekali Dimas melihat wajah cantik Maryam dari kaca spion motornya.
***
Dihari minggu ini, perawan satu ini tidak biasanya bangun pagi hanya untuk beres-beres rumah dan bersantai di sofa dengan bermain ponselnya. Sedangkan sekarang masih menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, tidak mungkin jika tiba-tiba ada jin nyasar merasuki tubuhnya."Teh, kemaren siapa yang nganterin lu balik?" tanya Ernah-mama Maryam- sambil memakan cemilannya yang berada diatas meja, ia penasaran dengan seseorang yang mengantarkan anaknya pulang.
"Dimas." jawab Maryam sekenanya.
"Pacar?" ledek mamanya sambil mengganti chanell di tivi.
"Bukan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love (Slow Update)
Diversos"Jika kamu mencintai dua orang, pilihlah yang kedua, karena jika kamu mencintai yg pertama dengan tulus, kamu tidak akan mencintai yang ke dua." Seorang perempuan yang bimbang memilih laki-laki yang pantas untuknya, membuat pikiran buruk dari siapa...