Sebuah keluarga yang rukun, tenteram, bahagia, harmonis, lengkap dengan canda tawa didalamnya adalah sebuah impian dari Maryam sejak dulu. Ia tak pernah menyesal telah terlahir dikeluarga yang memang tidak lengkap orang tua, sering bertengkar dengan adik-adiknya dan tidak bisa menjadikan sang mama sebagaimana mestinya seorang wanita yang sekarang seharusnya ibu rumah tangga kini malah menambah pekerjaannya, yaitu sebagai kepala keluarga sekaligus yang bisa menafkahi keluarganya.
Beban yang ditanggung sangat banyak bagi ibu rumah tangga, namun bagi kepala keluarga memang sudah sewajarnya menafkahi keluarga. Tapi bagaimana jika perpaduan ibu rumah tangga dan kepala keluarga harus ditanggung oleh orang yang sama? Akan kah kuat menjalaninya? Sungguh sangat berjasa sang mama. Bersyukur, satu kata yang selama ini Maryam pikirkan, ia bersyukur memiliki ibu sekaligus sebagai ayah yang sabar, penyayang, tangguh, dan juga pengertian seperti sang mama.
Tiada yang sanggup menghadapi serta menjalani kehidupan seperti sang mama, semua ditanggung sendiri olehnya. Maka dari itu, Maryam selalu ingin menjadi anak satu-satunya yang bisa membuat sang mama bangga akan semua tindakan dan kerja kerasnya selama ini. Namun, sebagai seorang siswa sekolah Maryam tetap menjalani kehidupan seperti anak sekolah remaja biasanya, sibuk dengan tugas, sibuk dengan belajar, sibuk dengan pekerjaan rumah yang ringan saja.
Tidak banyak yang bisa dilakukan Maryam. Hanya membantu seadanya, memberi sedikit saran jika sang mama sedang pusing memikirkan sesuatu.
Seperti saat ini, sang mama yang biasa dilihat Maryam selalu marah, membanting benda yang sekiranya akan membuat hati sang mama merasa sedikit lebih tenang, dengan gerakan cepatnya berjalan kesana kesini seperti orang sibuk sekali.
"Ma!"
Panggilan yang dituju kepada sang mama, ternyata disambut oleh sapu yang selesai dipakainya melayang kearah sisi kanan Maryam.
Hampir aja gua jadi nenek sihir yang gagal pake sapunya.
Setelah dirasa sang mama masih marah, Maryam mencoba mengambil alih mencuci piring didapur. Sang mama yang masih merapikan kamar tidurnya dengan sangat cepat mulai melangkah kearah dapur.
"Cuci yang bersih! Jangan sampe pada numpuk! Kalo udah selesai rapiin yang bener."
Omelan sang mama hampir membuat Maryam tersulut api panas yang siap menyemburkan ke wajah sang lawan, namun ia masih waras untuk tidak melawan sang mama.
"Dengerin kalo gua ngomong!"
"Iya Mama! Ya Allah.."
Sabar Maryam, itu masih orang tua kamu.
Suara langkah kaki yang menjauh berhasil menghilangkan sesak didada Maryam, ia bisa bernapas dengan tenang dan mulai menyalakan ponselnya untuk menyetel lagu kesukaannya.
"Hai sayangku..
Hari ini aku syantik..
Syantik bagai bidadari..
Bidadari dihatimu..
Hai sayangku..
Perlakukanlah diriku,
Seperti seorang ratu.
Kuingin dimanja kamu..
Di goyang bang..
Emang lagi manja,
Lagi pengen dimanja,
![](https://img.wattpad.com/cover/152731132-288-k337701.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love (Slow Update)
Random"Jika kamu mencintai dua orang, pilihlah yang kedua, karena jika kamu mencintai yg pertama dengan tulus, kamu tidak akan mencintai yang ke dua." Seorang perempuan yang bimbang memilih laki-laki yang pantas untuknya, membuat pikiran buruk dari siapa...