ASEAN || 24. Hari Yang Buruk

2.3K 319 49
                                    

Entah kenapa, hari ini rasanya jadi sangat berbeda untuk Airin. Sebenarnya ia senang melihat Sean sudah masuk kuliah lagi. Tapi di saat bersamaan, ia juga merasa ada yang kurang.

Perlakuan Sean membuatnya benar-benar bingung. Sebenarnya Sean itu maunya apa? Memperlakukan Airin begitu manis, seolah mengiyakan bahwa dia ingin memiliki hubungan. Tapi, tak mau hanya untuk sekedar menjawab 'iya kita pacaran' atau paling singkat, cukup kata 'iya.' Pria itu malah bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Bagaimana bisa seorang gadis seperti Airin, yang dalam seumur hidupnya baru pertama kali mengenal cinta, dan baru pertama kali menyatakan perasaan duluan, dapat bersikap biasa?

Mungkin bagi Sean, mendengar pernyataan cinta adalah hal biasa. Sudah terlampau sering. Bahkan, ia kenal dengan Airin juga karna Yuan yang tergila-gila padanya dulu. Namun sejak dekat dengan Airin, tak ada lagi yang berani mendekati si tampan itu. Merasa tak sejajar dan tak dapat menyaingi Airin.

Tapi kali ini, sepertinya Airin merasa sama saja seperti gadis-gadis yang pernah ditolak oleh Sean. Bedanya, mereka semua ditolak secara terang-terangan dan tanpa merasakan sikap manis Sean. Sementara Airin, ditolak secara samar setelah jatuh dan terlampau masuk pada kehidupan lelaki itu.

Ah, rasanya kepala Airin seperti berasap. Ia baru saja keluar dari toko buku. Sengaja mampir karena butuh penenang. Setidaknya membaca novel-novel misteri atau horor dapat menghilangkan kepeningannya. Tidak dengan novel romansa, karena yang ada dia malah selalu ingat pada sikap manis Sean selama ini.

Ketika langkah Airin tiba di parkiran, ia dikejutkan dengan mobil hitam yang terparkir di depan toko. Sangat kenal dengan pemilik mobil ini, karena sudah dua kali menumpanginya. Ia mendengus sebelum akhirnya si pemilik mobil keluar dan menampakkan wajah.

"Sering ke toko buku?" Lagi-lagi Krish. Sepertinya, pria ini akan semakin merusak hari Airin yang memang sudah tak dapat dikatakan baik.

Airin sempat menarik napas sebelum akhirnya menjawab, "buat ngilangin badmood."

Krish mengangguk paham. "Naik, yuk. Aku antar."

"Saya bisa pulang sendiri."

"Tuh kan gitu lagi, padahal niatku baik. Emang aku pernah nyelakain kamu?"

Tidak juga. Krish tak pernah kurang ajar. Hanya Airin yang merasa tak nyaman saja berada di dekat lelaki itu.

Setelah tahu masa lalu Sean, Airin jadi mengerti kenapa Krish kelihatan begitu tak suka pada Sean. Karena lelaki ini telah kehilangan saudara kembarnya, dan menganggap Sean sebagai penyebab itu semua terjadi. Airin juga jadi mengerti kenapa mama Sean menjauhkan Sean dengan adik kandungnya sendiri. Karena wanita itu merasa trauma akibat melayangnya nyawa anak perempuan satu-satunya, dan lagi-lagi menganggap Sean sebagai penyebabnya. Mungkin hanya tak ingin itu terjadi lagi pada anaknya yang lain.

Airin menghela napas sebelum akhirnya tersenyum dipaksakan. Ia melangkah memasuki mobil Krish, membuat lelaki itu tersenyum senang.

Mobil mulai memecah jalanan kota dengan suasana canggung yang menjadi atmosfir tak enak di dalam sana.

"Mau tahu tentang Sean lagi?" Krish adalah yang pertama memecah kesunyian antara mereka.

Airin menoleh cepat saat mendengar tawaran Krish. Mendapati pria itu samar tersenyum kecil dengan mata sesekali meliriknya dan jalanan di depan secara bergantian.

ASEAN (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang