"Selamat datang di Indonesia kembali Princess" Ucap Samudra dengan wajah ceria nya seperti baju yang baru keluar dari toko.
Caca tersenyum sekilas kemudian mengangguk, tidak tau hendak menanggapi apa dengan ucapan kekasihnya. gadis itu beralih menatap apa yang berada dihadapannya sebuah bangunan besar dan megah. dimana bagian depan ada pagar besi berwarna hitam yang menjulang tinggi serta bertuliskan 'Pradipta Mension' yang menegaskan bahwa pemilik Mension ini adalah orang besar dengan beragam kekayaan yang dimiliki
"Aku ada kejutan buat kamu" Ucap Samudra setelah pagar berwarna hitam itu dibukakan oleh seorang satpam yang berjaga
"Biar aku tebak, kalo nggak bunga pasti boneka gede" kata Caca sembari menarik kedua koper besar di tangannya dan di satu sisi ada sosok Samudra yang membawakan satu tas jinjing dan satu koper berukuran sedang. tentu tidak sedikit yang dibawa oleh Caca, mengingat jika saat gadis itu di Swiss untuk sekolah bukan rekreasi. jadi sangat wajar jika barang barang yang berada di Zurich di alih pindahkan jke Yogyakarta ini
"Salah" Samudra terkekeh
"Bodo"
"idih ngambek"
"Enggak"
Samudra membukakan pintu besar berwarna cokelat muda "Silahkan masuk Princess"
"Ter__ Elena?" ucapan Caca terpotong lantaran melihat sosok gadis yang dulunya pernah nyaris merusak hubungannya dengan Samudra. sosok Elena berdiri dengan sosok yang lebih baik ketimbang dulu saat Caca masih SMA
"Kak" sapa Elena kemudian dengan cepat menghambur ke pelukan Caca seperti seorang adik yang baru bertemu kakaknya
"Apa kabar El?" Tanya Caca dengan senyum yang tidak hilang dari sudut bibirnya
"Sangat lebih baik dari Elena yang dulu. harusnya aku berterimakasih dengan kak Caca yang udah buat Elena sebaik ini" Jawab Elena. memang kehidupannya yang sekarang jauh lebih baik ketimbang dulu saat Elena bekerja di sebuah cafe part time dan tinggal di perumahan Keano. saat ini Elena tinggal di salah satu apartemen yang berada di Jakarta, dekat dengan sekolah dan itu semua berkat bantuan dari Caca
"Tidak usah berterimakasih, aku seneng lihat kamu seperti ini El" ucap Caca
Elena bergumam kemudian mengeluarkan amplop cokelat berisikan sejumlah uang "sebagai rasa terimakasih, biarkan Elena mengganti uang pembelian apartemen" gadis itu memberikan amplop kepada Caca
"El nggak usah lah. aku ikhlas"
"Elena seneng ketemu kak Caca lagi, tapi Elena bakal lebih seneng kalo kak Caca mau menerima sedikit uang dari Elena" ucap gadis berambut sepunggung yang terikat itu. lantas Caca menerimanya ketimbang adik kelasnya itu merasa bahwa Caca tidak menghargainya sama sekali
"Kamu nggak sekolah?"
"sekolah. libur sehari dan ini mau balik"
"kok keburu?"
"Pesawat Elena berangkat 1 jam lagi kak"
"oh gitu" ucapan Caca terjeda. gadis itu berbalik arah menghadap ke arah Samudra "Kamu anterin Elena ke bandara ya ta"
"Nggak usah kak, aku bisa kok ke bandara sendiri"
"Jangan nolak El. Samudra mau. ya kan ta?"
Samudra hanya mengangguk mengiyakan permintaan Caca ketimbang gadis itu akan mengomelinya semalaman penuh hanya karena menolak keinginannya itu
"Kamu mau dibawain apa nanti?" tanya Samudra
"nggak usah" jawab Caca kemudian memindahkan koper yang berada di genggaman Samudra ke sisi kirinya sebagai jalan untuk Elena
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Thousand Miles
RomanceIni menceritakan tentang kisah seorang gadis dari Indonesia bernama Caitlyn yang harus pindah ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas di Zurich. meninggalkan tunangannya yang menetap di Indonesia bernama Samudra. suatu ketika...