Seperti malas untuk kemana-mana, tapi Caca terlanjur mengiyakan ajakan Fabian hanya karena emosinya yang sedang memuncak. gadis itu pun bangkit dari duduknya kemudian beranjak ke kamar mandi, membersihkan badan selama 15 menit lalu beralih pergi mengenakan jaket tebal berwarna hijau tua dengan bulu halus yang menghiasi bagian leher
dengan langkah yang malas dan tangan yang menggenggam ponselnya, Caca keluar dari apartemen hingga langkahnya harus terhenti karena ada puluhan burung dari origami yang berada tepat di depan pintunya, gadis itu mengambil satu burung kertas berwarna merah muda yang di bagian lehernya terdapat kertas kecil berwarna putih
'Follow Me'
Caca menghembuskan nafas panjang, kemudian menurut apa yang dikatakan secarik kertas tersebut. gadis itu lantas mengikuti arah origami tersebut sembari memungutinya satu persatu yang sama bentuknya, origami yang menuntunnya ke arah belakang apartemen
Mungkin takjub bukanlah kata yang tepat, tapi apa yang dilihatnya begitu indah. ada warna-warni balon yang terikat di pinggiran balkon belakang apartemen, bukan puluhan tapi ratusan balon yang sama seperti ada di film Up. bayangkan untuk sebanyak itu
Caca tersenyum kemudian mendekat ke arah balon yang seperti meminta untuk terbang, membaca tulisan yang berada di ujung talinya
'I Love You so much'
"Ca"
mendengar namanya dipanggil lantas Caca langsung menoleh dan ada Samudra yang berdiri tegak dan wajah lesunya disana
"what?" Caca seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, seharusnya Samudra hari ini ada di Papandayan bukan berada di Zurich seperti ini, dan berdiri di radius 4 meter di depan Caca dan menyiapkan ini semua di apartemen seperti ini di gedung lantai 13
"Ca maafin aku, please maafin untuk kesekian kalinya aku bikin kamu kecewa" Ucap Samudra sembari berlutut dihadapan Caca dengan memasang wajah seperti merasa bersalah sebegitu dalamnya.
Ingin sekali dalam hati Caca mengumpat, mengeluarkan apa yang ada di otaknya agar Samudra sadar betapa menyakitkannya bagi gadis itu untuk menerima sebuah kenyataan jika tunangannya memilih perempuan lain ketimbang dirinya. mungkin definisi kecewa tidak akan mampu untuk menggambarkan dan memaparkan penjelasannya.
"Bukannya ada acara mapala? kenapa kesini?" tanya Caca datar tanpa berekspresi apa-apa meskipun air dalam pelupuk matanya ingin terjatuh ke ubun-ubun Samudra yang berada di bawah nya
"Ca maaf"
"buat apa minta maaf kalau ujung-ujungnya kamu kayak gini lagi?"
"Ca__"
"Don't say sorry" potong Caca dengan cepat sebelum Samudra mengucapkan berbagai perkataan yang hanya berupa janji-janji lainnya "Aku nggak butuh penjelasan kamu, yang aku tau kamu kesini cuma butuh maaf aku kan? aku maafin. kamu bisa balik dan ikut acara mapala sama Inggrid" tambah gadis berambut sepunggung itu
"Ca. bukan gitu"
"Bukan gitu gimana ta? mending sekarang kamu bangun dan kamu pulang"
"Kamu ngusir aku?"
"kamu lupa caranya beli tiket secara online? aku pesenin" ucap Caca sembari mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi pemesanan tiket basis online tanpa perlu datang ke bandara langsung
tapi sebelum Caca melancarkan aksinya, Samudra sudah lebih dulu berdiri, menyerobot ponsel milik Caca kemudian memeluk gadis itu tanpa ada pemberontakan lagi. malah yang dirasakan Samudra adalah Caca yang diam dan terisak
"Ca aku nyesel bikin kamu kayak gini, maaf" ucap Samudra
"Udah kamu balik ke Indonesia. aku tau bukan aku prioritas buat kamu saat ini, aku tau kita ini apa, kita cuma orang yang kebetulan dijodohkan, kita saling jatuh cinta dan sekarang rasa dalam diri kamu memudar. aku tau itu ta, aku tau siapa aku dihati kamu siapa" ucap Caca yang kemudian langsung melepaskan pelukan Samudra dengan kasar kemudian berjalan ke arah balon-balon warna-warni itu, mengambil korek yang berada di saku tasnya, menyalakannya kemudian membakar satu persatu tali berwarna putih hingga semua balon terbang bebas ke udara

KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Thousand Miles
RomantizmIni menceritakan tentang kisah seorang gadis dari Indonesia bernama Caitlyn yang harus pindah ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas di Zurich. meninggalkan tunangannya yang menetap di Indonesia bernama Samudra. suatu ketika...