You Miss Me

3.3K 239 12
                                    

New York, 06:12 A.m

"Ca rindu" ucap Samudra saat Caca baru saja menggeser tombol hijau di layar ponselnya. wajah cowok itu terpampang jelas dengan mulut yang di maju-majukan beberapa centi kedepan

"kesini dong"

"beneran?"

"Jangan sinting deh"

"Princess aku ada sesuatu buat kamu"

"Apa?"

"aku kirim paket. kamu pasti suka"

"isinya kamu bukan? kalau kamu baru aku suka" goda Caca kemudian terkekeh pelan

"perwakilan aku" jawab Samudra sembari menyibak tirai yang menutup kaca kamarnya

"Jangan bilang kalau itu Kevin"

"Ya bukan dong sayang" Samudra memutar matanya "pokoknya bisa kamu peluk"

"guling kali"

Belum dijawab oleh Samudra, ketukan pintu kamar nya membuat Caca beralih menatap ke sumber suara

"Excuse me " ucap seorang wanita dari luar yang tidak lain dan tidak bukan adalah madame Jein. salah satu pembantu yang memang di khususkan Tika untuk mengurus Caca seorang. padaha gadis itu sudah berulang kali mengatakan jika ia tidak memerlukan hal yang seperti itu

"Bentar ya Ta" pamit Caca sembari menaruh ponsel nya di atas bantal kemudian ia berjalan ke arah pintu, menanyakan apa halnya madame Jein mendatangi kamar nya di jam sepagi ini. wanita berusia 40 tahunan itu mengatakan jika ada titipan dan berada di ruang tengah

dengan langkah malas, Caca menuruni anak tangga dan nyaris terhuyung karena langkahnya yang tidak beraturan. rumah sebesar ini sering membuat Caca tersesat sampai ke gudang bawah tanah dan bahkan ia hampir tekunci disana.

boneka teddy bear besar warna merah muda terduduk di sofa ruang tengah bersama dengan satu kamera mirrorless membuat mulut Caca menganga beberapa saat hingga otaknya mengingat kembali jika ini adalah paket dari Samudra yang bisa dipeluknya sewaktu-waktu sebagai pengganti cowok

"I love you Genta" ucap Caca sembari memeluk boneka itu

Samudra memang selalu memiliki cara tersendiri untuk membuat Caca tersenyum meskipun dengan hal yang paling sederhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samudra memang selalu memiliki cara tersendiri untuk membuat Caca tersenyum meskipun dengan hal yang paling sederhana. hubungan yang membaik seperti ini dengan kejutan-kejutan kecilnya yang lucu yang paling dianggap sebagai hal terbaik dalam hidup Caca, terutama ia memiliki Samudra dalam kehidupannya.

gadis itu pun berlari kecil menuju ke kamarnya dengan membawa boneka beserta kamera di tangannya, mengambil ponsel yang masih di tempat semula dan wajah Samudra yang terlihat cengo masih ada di layarnya

Caca terkekeh "Sayang makasih ya, aku suka sama kiriman kamu"

"seneng?"

"banget"

"pengennya aku kirim bunga Daisy juga. tapi ekspedisi nya kan lama jadi takutnya layu. nggak jadi deh"

"nggak butuh daisy, butuhnya kamu"

Samudra tersenyum "sesayang sayangnya aku sama Inggrid dulu, aku lebih sayang ke kamu, dan lebih takut kehilangan kamu milyaran kali lipat dibanding sama Inggrid. kamu adalah perempuan yang paling aku sayangi setelah mama aku. jangankan meninggalkan, berfikir sedetik pun aku nggak pernah. yang aku fikirin cuma gimana caranya membuat calon ibu dari anak-anak aku itu bahagia. andai aku bisa, aku akan berikan menara eiffel buat kamu, menara piza, candi Prambanan. semuanya"

specchless. Caca merasa takjub dengan apa yang di ucapkan oleh Samudra barusan. tanpa membaca puisi atau membaca quotes, cowok itu mampu menguntai kata-kata yang bisa membuat Caca merasa menjadi perempuan paling beruntung di dunia, perempuan yang paling berbahagia di dunia, diatas segala-galanya kebahagiaan.

"Bukankah aku nggak perlu jadi Bandung bondowoso dan membuatkan seribu agar mendapatkan cinta dari seorang Caca? nggak perlu jadi Dilan dan membuatkan banyak puisi agar mendapatkan perhatian Caca? nggak perlu jadi Romeo biar bisa sehidup semati sama Caca?" tanya Samudra

"Nggak perlu. cukup kamu, aku sudah sangat bahagia. terimakasih Genta. aku sayang banget sama kamu. meskipun aku nggak pernah bilang perihal seperti apa aku menyayangi kamu. kamu pasti mengerti seperti apa takutnya aku setiap akan kehilangan kamu. dan nggak ada space untuk memperlakukan kamu dengan romantis karena setiap detik hidup aku selalu kamu isi dengan keromantisan kamu sendiri tanpa memberi waktu aku untuk membuat keromantisan dalam hidup kamu. so, thanks you Genta" ucap Caca dengan panjang lebar. kata-kata itu seperti keluar dari otaknya dengan sangat baik tanpa di filter terlebih dahulu. yang ia ucapkan bukanlah apa yang ingin otaknya katakan, tapi itulah isi hati yang tidak pernah diungkapkan oleh seorang Caca

"Nggak copas dari internet kan?" tanya Samudra

"mana ada. real isi hati tuh"

"baru tau seorang Caca bisa ngomong selebar itu"

"nggak kenal Caca sih"

"kenal dong. kan setelah lulus jadi nyonya Pradipta"

"Ngarep"

"harus"

"kamu nggak ke NY?"

"Nggak tau nanti. jadwal kuliah masih padat sayang"

"bercanda Genta"

"tapi kayaknya enggak deh. harus ngumpulin uang buat lamar kamu beberapa tahun kedepan. nggak banyak jajan, hemat dan semuanya buat kita. biaya resepsi juga mahal"

"yang bilang murah juga siapa"

"makanya aku hemat"

"aku mau mandi" pamit Caca

"Nggak usah. aku masih rindu serindu-rindunya"

"I love you" ucap Caca kemudian memutuskan sambungan video call nya secara sepihak

Bukan mandi, gadis itu berjalan ke balkon kamarnya yang berada di lantai 3. menatap pemandangan di sekitar rumahnya yang nampak begitu hijau ditumbuhi rerumputan. berulang kali Caca bersyukur terhadap kebahagiaan yang di bumbui dengan sedikit kesedihan yang menimpanya. tidak ada yang lebih baik dari ini, meskipun jaraknya dengan Samudra ada ribuan kilometer jauhnya.

terpaan angin yang menerbangkan anak-anak rambutnya, Caca menyilangkan tangan di depan dada dan ia memejamkan matanya rapat.


______________________________

Gimana chapter ini??

Ten Thousand MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang