Siang yang mendung dengan suasana hati yang tidak begitu baik, Caca harus menemani Samudra mengitari Mall seharian penuh, sejak jam 8 pagi sampai jam 2 siang seperti ini. hanya karena mencari sepatu yang ada di angan-angan cowok itu. kurang menyebalkan apa hidup Caca jika dihadapkan dengan manusia seperti ini?
karena kesabaran yang banyaknya segunung, maka Caca menurut kemana pun Samudra berhenti dan kemanapun Samudra berbelok ke toko sepatu di dalam mall, menjadi sorotan pelayan dan tidak menemukan sepatu yang diinginkan, hanya sebatas sepatu kets warna merah yang entah bagaimana bentuknya sampai lebih 10 toko tidak menemukannya
saat ditanya yang bagaimana, maka Samudra dengan enteng menjawab 'Iya nanti kamu pasti tau sendiri'
Ingin menabok tapi terlalu sayang.
"kamu mau cari sepatu yang gimana sih sayang? ini udah toko yang ke dua belas kamu belok dan akhirnya nol. kamu tau, aku capek setengah mati" omel Caca dengan naluri yang begitu gemas dan ingin segera mencubit pipi Samudra dari sini sampai ke rumah nanti
"aku gendong gimana?" tanya Samudra ganti. cowok itu menunjukkan sederetan gigi rapi tanpa terhias behel ataupun benda yang disebut Caca sebagai pagar
"kamu cari yang gimana?"
"nanti kamu pasti tau sendiri sayang"
"aku pulang dan kamu cari sepatu kamu sendiri" Caca berucap kemudian hendak berbalik tapi lengannya di tahan oleh Samudra
"Iya aku kasih tau nih" ucap Samudra berjeda "yang kayak di mimpi aku semalem"
"what? kamu ngajak aku muter kayak orang gila, cuma buat merealisasikan sepatu di mimpi kamu yang belum ada di dunia nyata?" tanya Caca seperti manusia yang mendapat kabar bahwa saudara jauhnya yang sudah meninggal akhirnya bangkit dari kuburnya. sangat ajaib dan nyaris tidak bisa dipercayai
"bagus sayang sepatunya"
"yang kayak gimana?"
"yang bawahnya bisa nyala, ada lampu warna-warni, tapi nggak bisa bunyi dan warnanya hitem paduan merah"
"sinting ya ini anak lama-lama. mana ada sepatu sesinting itu di dunia? you know, yang bisa nyala pake lampu warna-warni itu punya anak kecil. nggak ada anak gede yang waras pake sepatu gitu" cerca Caca dengan wajah yang sudah merah padam, ingin mengatakan semua hal yang ada di otaknya, tapi otaknya tapi tidak ia keluarkan begitu saja
"bagus sepatinya"
"bodo amat" ketus Caca kemudian melengos pergi. mau dicari di pabrik sepatu pun, benda yang di sebutkan Samudra tidak akan menjadi nyata, bahkan sampai gunung Everst pindah ke gurun Sahara
Caca berjalan dengan tangan bersedekap tanpa mempedulikan apa yang dikatakan tunangannya saat ini, mengatakan mengenai betapa bagusnya sepatu yang ada di alam mimpinya. dimana Samudra bermimpi melihat sepatu menyala itu saat mengunjungi sebuah mall besar yang belum bisa di terka tempatnya
sepertinya cowok itu sudah tersugesti oleh mimpinya sendiri, oleh hal yang seharusnya di anggap sebagai bunga tidur
"kita mampir McD ya sayang?" ajak Samudra sembari berpindah tempat di hadapan Caca, menghentikan pergerakan kaki gadis itu
"nggak mau"
"ke KFC?"
"no"
"outlet ice cream?"
"no"
"Friendzone?"
Caca terkekeh mendengar pertanyaan Samudra kali ini "Timezone kali"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Thousand Miles
Storie d'amoreIni menceritakan tentang kisah seorang gadis dari Indonesia bernama Caitlyn yang harus pindah ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas di Zurich. meninggalkan tunangannya yang menetap di Indonesia bernama Samudra. suatu ketika...