Tidak ada yang baik ketika niat dan hasil tidak sama. seperti itulah yang sedang berada dalam fikiran Tyas kali ini. ada sedikit rasa bersalah dalam dirinya, dan ada rasa kecewa yang ikut campur dalam hal perasaannya. gadis itu menatap sendu awan yang berada di atasnya. sedikit rasa penyesalan memang perlu dalam dirinya. pertemanan nya dengan Samudra hancur, persahabatannya dengan Yasmine pun ikut menjadi kepingan debu yang seperti tidak bisa ia kembalikan lagi.
kekosongan seperti masuk ke dalam setiap indra miliknya, Tyas membungkuk menutup wajahnya dengan telapak tangan kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar
"aku tau kamu disini" ucap seorang gadis yang baru datang dan langsung duduk disamping Tyas. siapa lagi jika bukan Yasmine
Tyas mengubah posisinya menjadi duduk "Rera" gumamnya kemudian. Tyas selalu memanggil nama Yasmine dengan sebutan Rera yang mencuplik dari nama belakang Adinda Yasmine Farera. sejak pertama mereka saling kenal dengan alasan ingin berbeda dari yang lainnya
Yasmine tersenyum tipis kemudian memeluk Tyas dengan rapat tanpa memberikan space untuk gadis itu lepas dari rengkuhannya. ia tau jika Tyas mengalami hal yang berat dan memerlukan tempat untuk bersandar.
"Aku tau kamu disini Yas" ucap Yasmine lirih. taman yang berada jauh dari keramaian ini memang menjadi tempat terfavorit untuk Tyas ketika gadis itu sedang ada dalam masalah atau untuk menenangkan dirinya. mungkin bukan hanya untuk Tyas tapi untuk Yasmine pun tempat ini sudah seperti ibu yang bisa menenangkannya.
"Ra maafin aku" gumam Tyas
"seharusnya kamu minta maaf pada Samudra dan Caca bukan denganku"
Tyas menyandarkan kepalanya di dada Yasmine, menumpahkan semua air mata yang ditahannya. mulai air mata penyesalan hingga air mata kekecewaan yang tidak menghasilkan apa-apa dari usahanya selama ini
"Yas, kamu salah, aku nggak tau kamu udah sadar atau belum. tapi perbuatan kamu selama ini sudah menghancurkan banyak orang. menghancurkan Samudra, menghancurkan Caca, menghancurkan persahabatan kita dan yang paling parah adalah kakek Caca meninggal karena mendengar berita ini. kamu begitu menghancurkan banyak orang Yas. bagaimana jika orang tuamu tau? apa mereka tidak akan ikut hancur kalau mereka tau kamu sudah menghancurkan banyak orang dan bahkan menghilangkan satu nyawa seperti itu" ucap Yasmine berhati-hati agar perasaan Tyas tidak terluka oleh kata-katanya. orang tua Tyas bekerja di Semarang sebagai karyawan sebuah pabrik. Tyas berada di yogyakarta bersama dengan tante nya.
"Aku sadar, aku kehilangan banyak orang karena keegoisan dan keserakahanku Ra, persahabatan kita, pertemanan ku dengan Samudra, dan hubungan orang lain hancur karena aku. aku tidak pernah menginginkan hal seperti ini terjadi" ucap Tyas pelan kemudian gadis itu menggigit bibir bawahnya sekeras mungkin. menahan agar air mata yang dibendungnya tidak keluar dengan mudah "aku terlalu malu untuk meminta maaf Ra" sambung Tyas
"setidaknya dengan kamu meminta maaf, itu akan mengurangi beban yang ada di kepalamu. di maafkan atau tidak itu urusan mereka. urusanmu hanyalah berusaha meminta kata maaf" ucap Yasmine yang meyakinkan Tyas agar gadis itu mau meminta maaf kepada mereka yang telah disakitinya
"jadi sekarang aku harus ke Jakarta menyusul Caca?" tanya Tyas
Yasmine menggeleng "Caca di New York sekarang"
"untuk?"
"dia kuliah disana"
"dia tidak kembali kesini?"
lagi-lagi Yasmine menggeleng "dia sudah memutuskan mengikuti orang tuanya yang tinggal disana, Caca kembali ke tempat ia dilahirkan. dan aku nggak tau dia akan kembali atau tidak"
Tyas menatap lekat manik mata Yasmine kemudian rasa bersalah itu muncul kembali ke dalam ingatannya "Ra, sekarang aku harus gimana? bisa apa aku sekarang?"
"telepon?" Yasmine memberikan pertanyaan sekaligus jawaban kepada Tyas
"apa semuanya akan membaik?" tanya Tyas
Yasmine melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, jam menunjukkan pukul 8 lebih lima belas menit yang berarti disana masih jam 8 malam lebih lima belas menit. "belum terlambat, mungkin disana Caca belum tidur" ucapnya sembari mengeluarkan ponsel dari dalam tas nya kemudian memberikan kepada Tyas
"aku harus menelpon nya?" tanya Tyas
"Iya"
****
New York, 08:15 P.m
Masih terlalu sore jika mama dan papa nya pulang di jam seperti ini, Caca mendudukkan dirinya di balkon dengan secangkir cokelat panas untuk menemani malam nya kali ini. ia dan Samudra baru menyelesaikan video call mereka sekitar 15 menit yang lalu. berakhir karena cowok itu akan memasak nasi goreng buatannya
drrrt drrrt drrrt drrrt drttt
berulang kali ponsel milik Caca yang berada tepat di samping cangkir itu bergetar menandakan ada panggilan masuk disana
+6285706889990 Call
Caca mengernyitkan dahi bingung, nomor Indonesia masuk ke dalam panggilannya. nomor yang tidak pernah dikenalnya atau dilihat sebelumnya.
tidak berfikir panjang gadis itu langsung menggeser tombol hijau pada layarnya dan menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya
"maaf ini siapa?" tanya Caca
"maafin aku Ca, aku memang berusaha merusak hubungan kalian. tapi aku sadar, keegoisan aku menghancurkan banyak orang terdekat aku. bahkan menghancurkan apa yang sudah aku bangun sendiri sebelumnya, aku nggak tau gimana cara mendapatkan kata maaf dari kamu, jika karena perbuatan bodohku sendiri, aku sudah menghancurkan hubungan kamu dengan Samudra, membuat kakekmu meninggal untuk selamanya. maafkan aku Ca"
Caca mencerna betul siapa sumber suara disana hingga ia sadar jika ia pernah mendengar itu di pelataran parkir kampus Yogyakarta. ini suara Tyas
"ini Tyas?" tanya Caca
"Iya Ca. maaf untuk semuanya, aku akan melakukan apapun untuk menebusnya. andai aku bisa mengganti nyawa kakekmu dengan nyawaku, mungkin akan aku tukar. persahabatanku dengan Yasmine hancur, pertemanan ku dengan Samudra hanya menyisakan kenangan"
"Iya Yas aku maafin. kamu nggak perlu melakukan apa-apa untuk menebus kesalahan kamu. dengan kamu meminta maaf dan menyadari kesalahan kamu, itu sudah lebih dari cukup untuk semuanya. aku hanya meminta kamu tidak mengulanginya lagi suatu saat nanti, sebab menghancurkan apa yang bukan milikmu akan berdampak buruk dengan kehidupanmu kedepannya"
"Ca kamu maafin aku?"
"Iya"
"Aku nggak tau harus berterimakasih yang bagaimana"
"nggak perlu Yas, aku sudah memaafkan mu"
"Samudra memang lebih pantas dengan perempuan seperti kamu yang berhati baik daripada dengan aku yang memiliki egois luar biasa. andai aku di posisimu belum tentu aku memaafkan manusia seperti aku yang sudah menghancurkan segalanya seperti itu. kamu terlalu baik untuk aku sakiti terus menerus Ca. aku meminta maaf yang sebesar-besarnya"
"Iya Yas. jangan diulang untuk kedepannya. aku yakin sebenarnya kamu adalah orang baik"
"makasih ya Ca"
"Iya Yas"
"Udah dulu ya, sekali lagi terimakasih untuk semuanya. aku harap kamu dan Samudra bisa kembali seperti dulu, seperti sebelum aku hadir dalam kehidupan kalian"
Caca hanya mengiyakan kemudian sambungan teleponnya terputus dari sana. gadis bermata hazel itu tersenyum tipis. hal diluar dugaannya terjadi dengan begitu baik.
________________________________
Gimana chapter kali ini???
vote dan komen nya selalu aku tunggu ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Thousand Miles
RomanceIni menceritakan tentang kisah seorang gadis dari Indonesia bernama Caitlyn yang harus pindah ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas di Zurich. meninggalkan tunangannya yang menetap di Indonesia bernama Samudra. suatu ketika...