Seusai memarkirkan mobil nya di garasi, Caca langsung masuk ke dalam rumah dengan membawa setumpuk buku di tangan nya. gadis itu membuka pintu dengan bantuan lengannya. mata hazel nya melihat ke seluruh penjuru ruanga, tidak ada siapapun disana. bahkan Samudra yang di carinya pun seperti tidak ada nafasnya di rumah besar ini.
"Genta" akhirnya Caca mengeluarkan suara emasnya. menggemparkan seluruh isi rumah yang ada.
dengan langkah gontai gadis itu harus berjalan menaiki tangga, mulutnya komat kamit mengucapkan seluruh sumpah serapah, sosok Samudra yang diharapkan bisa membantu membawa beban nya malah tidak ada, raib entah kemana
"Sumpah gue bakal bikin perhitungan sama lo ya Ta" gumam Caca sembari memutar kenop pintu kamar menggunakan pergelangan tangannya
setelah menaruh setumpuk buku itu di rak, Caca lantas merebahkan tubuhnya di atas ranjang, memejamkan matanya kemudian baru terbuka ketika ia sadar punggung tangannya menyentuh kertas. gadis berambut sepunggung itu terbangun dan menatap amplop asing di atas ranjang nya
tanpa basa basi Caca mengambil dan langsung membukanya
Selamat siang Ca, aku tunggu di caramelo cafe sekarang.
bawa voucher di amplop ini"sumpah nih anak, sengaja banget ya bikin gue biar capek. nggak tau apa kalo naik tangga bawa buku itu udah kayak bawa beban hidup" cecar Caca dengan kesal. kelakuan Samudra memang selalu ada-ada saja. lagipula jika ingin makan kenapa tidak di rumah? dan ini malah ke cafe yang tidak diketahui oleh Caca
Dengan sekali hembusan nafas dan menghentakkan kakinya ke lantai, Caca bangkit dari zona nyaman nya, mengambil tas kemudian beranjak pergi tanpa pamitan kepada siapapun.
****
Suasana romantis yang begitu kental dirasakan Caca saat memasuki cafe di persimpangan jalan besar Yogyakarta. suara musik yang lembut diiringi permainan biola, aroma melati yang tercium kuat, lampu-lampu berwarna kuning yang menyala terang meskipun ini siang dan seluruh dekorasi yang membuat Caca terkagum-kagum
"ada yang bisa dibantu?" pertanyaan itu menyadarkan Caca dari lamunannya
"saya mau menemui seseorang katanya sudah memesan, ini" jawab Caca sembari menyerahkan voucher sebesar ukuran kartu nama
"mari silahkan ikuti saya" ucap pelayan tersebut. Caca pun mengikuti perempuan yang berusia sekitar 20 tahun itu, menaiki tangga sampai ke lantai 3 yang sepi dan hanya ada lilin di atas meja. Caca mengerutkan dahinya bingung, kemana sosok Samudra yang mengundangnya
"mbak maaf, yang memesan kemana ya?" tanya Caca sebelum pelayan itu meninggalkannya
"belum datang mbak, silahkan ditunggu"
Caca hanya mengangguk kemudian memilih duduk menikmati semilir angin yang menerpa rambut-rambutnya. gadis itu memainkan ponselnya, mengetik beberapa digit angka dan menelpon Samudra yang tak kunjung datang
"Halo Princess" sapa Samudra
"Kamu dimana?" tanya ketus Caca
"dirumah baru bangun tidur sayang. kamu belum pulang?"
Caca mengerutkan keningnya bingung "nggak usah bercanda ya"
"beneran sayang"
"aku nggak suka kamu kayak gini"
"kayak gini gimana?"
"kamu ngundang aku ke caramello dan kamu bercanda kayak gini. nggak usah surprise surprise an segala"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Thousand Miles
RomansaIni menceritakan tentang kisah seorang gadis dari Indonesia bernama Caitlyn yang harus pindah ke Swiss untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas di Zurich. meninggalkan tunangannya yang menetap di Indonesia bernama Samudra. suatu ketika...