Saran dari Hyo

2.5K 287 3
                                    

Author Pov.

Tiffany pun pergi ke Amerika bersama managernya, dengan hati yang berbunga-bunga dan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

Sesampainya disana ia segera menuju hotel yang sudah di sediakan.

Author Pov End.

Tiffany Pov.

Ahh indah sekali pemandangan di hotel ini, senangnya bisa kembali ke tanah lahirku.
Dan juga akan bertemu dengan Taetae ku.
Ahh tidak sabarnya aku bertemu dengannya.

"Bora-ah, kapan kita ke perusahaan itu?" tanya ku.

"Lusa, hmm kau mau langsung istirahat atau makan dulu?" tanya Bora.

"Aku mau istirahat saja" ucap ku.

Bora mengangguk.
"Besok malam kamu di diundang sama salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan Kim Chorp's. Semacam pesta dan katanya anaknya itu pengagummu" ucap Bora.

"Oke, aku akan datang" ucapku.

Bora mengangguk,

"Kau istirahat lah" ucapnya.

Tiffany Pov End.

Taeyeon Pov.

Aku sedang berada di balkon kamarku, menikmati angin malam, sejenak ku rilekskan pikiranku.
Apalagi tentang nya.
Astaga, apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya?.
Apa aku minta pendapat Hyo saja? Ahh lebih baik aku telfon dia saja.
Aku mengeluarkan hp ku dan menelfon Hyoyeon.

Tut tut tut

"Yeobseo..." ucap Hyo di sebrang sana.

"Yeobseo Hyo" ucapku.

"Waeyo Taeng? Tumben menghubungi ku malam-malam seperti ini?" tanyanya.

"Aku .... Aku..." aku bingung bagaimana cara menjelaskannya.

"Aishh jangan sampai aku kirim bom kerumahmu nih" ucapnya kesal.

"Hahaha, mian mian. Aku mau minta pendapat padamu Hyo" ucapku.

"Pendapat? Pendapat apa?" tanyanya.

"Soal Tiffany" ucapku.

"Memangnya ada apa dengan Tiffany?" tanyanya.

"Aku akan bertemu dengannya" ucapku.

"Lalu? Apa yang kau pusingkan?" tanyanya.

"Aishh pabo, aku meminta pendapatmu, menurut mu aku harus bersikap seperti apa padanya jika bertemu?" ucqpku panjang lebar.

"Ck, apa kau masih mencintainya?" tanyanya.

Aku diam.

"Kau masih memcintainya bukan? Hahaha sudah ku duga kau belum bisa move on Taeng" ucapnya.

"Dengarkan aku, cobalah bersikap dingin padanya" lanjutnya.

"Kenapa aku harus bersikap dingin padanya?" tanyaku.

"Aishh, kau tidak ingat perlakuan dulu dia padamu, dia membuangmu Taeng" ucapnya kesal.

"So.... Maksudmu aku harus membalas perbuatan dia yang dahulu gitu?" tanyaku.

"Nde, dan aku dengar, Tiffany menyesal karena dulu ia menolakmu dan mungkim saat kalian bertemu nanti, dia akan  membuatmu semakin jatuh cinta padanya" ucapnya.

"Jinja? Kau tau dari mana?" tanyaku.

"Dari Yuri" ucapnya.

"Listen Taeng, jangan biarkan dia mudah untuk mendapatkan hatimu kembali. Kau harus jual mahal sedikit lah" ucapnya.

"Kau pikir aku apaan? Dijual ?" ucapku kesal.

"Ya ya ya, itu perumpamaan pabo., sudahlah kau ikuti saja saranku" ucapnya.

"Tapi kalau dia menangis bagaimana?" tanyaku.

"Ck, kau awasi saja dia. Atau kau menyuruh orang lain untuk memata-matainya, lebih tepatnya mengawasinya" ucapnya.

"Kau benar Hyo, ahh iya aku akan berpura-pura sudah mempunyai kekasih di depannya, bagaimana menurutmu?" tanyaku.

"Kekasih? Nugu?" tanyanya.

"Seolhyun" jawabku.

"Seolhyun? Sekertarismu?" kagetnya.

"Nde" jawabku.

"Wahh kau pintar juga ternyata, tapi kau harus tahan godaan. Seolhyun itukan sexy dan errr banyak yang menyukainya bukan" ucapnya.

"Nde nde, aku juga tidak akan tergoda olehnya Hyo. Tubuhku tidak bereaksi padanya." ucapku.

"Ya ya, tubuhmu hanya bereaksi pada Tiffany bukan?" ucapnya.

"Yeah, dan dia sangat sexy" ucapku tanpa sadar.

"Ya ya ya!!! Sejak kapan kau jadi byun seperti ini?" ucapnya.

"Sejak mengenal Tiffany" ucapku masih tanpa sadar.

"Astaga Taeng, kau yakin bisa menjalankan apa yang ku sarankan?" tanyanya.

"Yeah....... Mungkin" ucapku aga ragu.

"Kau harus bisa Taeng, pertahankan harga dirimu. Kau ingat Eomma mu, dia sudah tidak suka dengan Tiffany" ucapnya mengingatkanku masa lampau.

"Dan juga aku dengar dia sedang dekat dengan laki-laki, siapa tuh namanya, aduh aku lupa, tawon. " ucapnya yang membuatku terkikik.

"Siwon, Hyoyeon" ucapku membetukan namanya.

"Ya siapa lah itu, yang pasti kau harus bisa menjalankan saranku. Ku juga harus kuat jika melihat mereka sedang bersama" ucapnya.

"Yeah akan ku usahakan Hyo" ucapku.

"Kau harus bisa Taeng, fighting" ucapnya menyemangatiku.

"Gomawo Hyo" ucapku.

"Ya sudah sana, aku ingin berduaan dengan pacarku, kau menganggu ku saja" ucapnya.

"Yahh aku harap Nichole itu khilaf pacaran denganmu" ucapku.

"Ya ya ya dasar kiddo" ucapnya.

Langsung ku matikan telfonya.

Bersikap dingin? Padanya? Apa aku bisa? Padahal dia sendiri penyebab aku tersenyum hangat dan membuat hariku berwarna.
Aishh jinja, ya tuhan bantulah hambamu ini.
Bagaimana aku menyia-nyiakan ciptaan mu yang sesempurna itu.

I LOVE YOU {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang