2 - Benarkah?

53.1K 7K 1.2K
                                    

2. BENARKAH?

"Kak Alan hari ini bakal stay di apartemen Bang Nolan." Sakura berucap.

Saddaru yang baru saja memasukkan nasi dan potongan ayam pedas ke dalam mulutnya lantas mengunyah sambil mengangguk.

Saga yang duduk di hadapan Sakura dan Saddaru pun melakukan hal yang sama. Dia mengangguk paham akan apa yang Sakura katakan mengenai dua sahabatnya yang masih berada di San Francisco.

"Garrisco gimana?" tanya Sakura pada pacarnya itu.

"Ya gitu. Fine-fine aja sih dia," jawab Saddaru.

Bersama para mahasiswa lain di tempat makan ini, Sakura dan dua lelaki itu kembali serius menikmati hidangan mereka. Sakura senang akhirnya dia tidak selapar tadi. Kelaparan selalu membuatnya ingin ngomel-ngomel dan juga 'gila' di waktu yang tak tepat.

Di posisi seperti ini Sakura jadi teringat akan masa-masa ketika dia dan teman-temannya masih SMA. Dulu, mereka selalu bersama ke mana-mana. Sekarang, semuanya sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Mau ketemuan pun harus mencari jadwal kosong.

Tapi, Sakura merasa beruntung karena dirinya masih satu kampus dengan Saddaru, Saga, Figo dan Eleanor. Setidaknya masih ada para sahabat yang senantiasa ada bersamanya.

Sakura menghela napas berat, terdengar habis melakukan sesuatu dan berakhir dengan kelegaan. Saddaru dan Saga serempak menoleh ke Sakura, sama-sama melempar tatapan tanya.

Sakura yang menyadari tatapan mereka seketika mengerjap matanya beberapa kali. "Kenapa ... kok pada ngeliatin aku?"

Saddaru menggeleng, begitu juga Saga. Dua cowok dengan tingkat kegantengan di atas rata-rata itu berhasil membuat Sakura salah tingkah tanpa sebab. Cewek itu tersenyum kikuk, lalu menunduk untuk lanjut menghabiskan makanannya.

Tiba-tiba saja Sakura terbatuk karena tersedak makanan. Saga dengan sigap menggeser segelas jus jeruk nipis ke dekat piring Sakura dan cewek itu langsung meneguk minuman tersebut sampai hampir habis.

Saddaru terdiam dengan kunyahan di mulut yang melambat. Apalagi ketika Saga nampak cemas melihat mata Sakura yang berair karena kepedesan dan juga keselek. Bukan cuma Saga, Saddaru bahkan jauh lebih cemas.

"Makanya, makannya pelan-pelan." Saga berkata dengan terselip nada ketus khasnya.

Sakura berdeham, lalu kembali meminum minuman itu hingga habis —menyisakan es-es bening yang sudah mengecil. Saga sebenarnya berniat memberikan es lemonade-nya untuk Sakura, atau membelikan minuman lain, tapi niatnya terurung karena sudah keduluan oleh Saddaru.

Ya, Saddaru menyerahkan air minumnya yang tanpa es dan masih penuh untuk Sakura karena pacarnya itu tak henti terbatuk. Kata Saddaru, "Abisin, Sayang. Kamu keburu tewas kalo nunggu minuman baru."

Tepat setelah itu, Saddaru beranjak dari kursi dan pamit untuk memesan minuman lain buat dirinya sendiri. Sepeninggal Saddaru, Saga menggeser kursinya sedikit ke depan dan menatap Sakura masih dengan tatapan khawatir.

Cowok itu menyodorkan kotak tisu ke Sakura sambil berkata, "Itu ... lap keringetnya."

Sakura menurut. Usai insiden tersedak itu berakhir, Sakura menarik dua lembar tisu untuk mengusap bulir keringat yang membasahi wajahnya. Melihat Sakura membaik, Saga mengembus napas lega.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang