24 - Feedback

42.2K 5.2K 3.4K
                                    

24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. FEEDBACK

Damn, I want you

— ♡ —

Alger sudah tidak bisa menahan sabar. Dia merasa dipermainkan oleh anak-anak yang membawa Saga pergi dari rumah.

Pria itu menyuruh dua anak buahnya untuk menggeledah rumah, mencari keberadaan Saga. Alan dan Figo yang sedang anteng di ruang tamu jelas terkejut akan kedatangan mereka. Figo dengan berat hati meninggalkan baso aci dan meminta dua pria kekar itu berhenti.

"WOI, YANG SOPAN DONG INI RUMAH SIAPA!" Figo berseru.

"Kamu yang bawa anak saya ke sini, kan?!" Alger menyahut.

Figo menoleh dan bungkam, dia bingung harus berkata jujur atau sebaliknya. Dia tidak mau Saga diperlakukan seperti itu oleh ayahnya sendiri —meski mungkin itu cara Alger mendidik sang anak agar menjadi lebih baik. Sebagai seorang sahabat, Figo tidak suka melihat sahabatnya merasa tersiksa.

"Kamu nggak bisa bohong." Alger mendekat. "Saya dapat laporan dari anak buah saya, kamu dan Saddaru yang bawa Saga pergi dari rumah! Main-main kamu sama saya?!"

Sementara Figo menghadap Alger, Saddaru cepat-cepat kembali menghampiri pintu kamar Sakura dan membukanya. Matanya langsung bertemu dengan iris kelabu Sakura, namun Saddaru langsung berpindah menatap Saga.

"Ga, bokap lo dateng!" seru Saddaru. "Ngumpet, Anjing!"

Saga baru akan meninggalkan kasur ketika ia dengar suara Alger yang menggelegar hingga terdengar jelas di telinganya. Alger berkata dengan keras, "SAGA! KELUAR KAMU!"

Sakura yang mendengar suara itu ikutan panik. Dia menyuruh Saga untuk sembunyi, namun sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berada di pihak Saga. Saddaru yang hendak menutup pintu kamar langsung berhenti ketika Alger menyerukan namanya.

Pria itu langsung menebak bahwa Saddaru sedang bersama Saga di lantai atas. Dia segera menyuruh dua anak buahnya ke sana dan menjemput Saga secara paksa. Alger tidak akan menerima penolakan dan tidak akan peduli bila anaknya berontak.

Melihat pria-pria kekar itu berlari menaiki anak tangga, Alan dan Figo spontan berdecak juga menghela napas berat. Figo menyentuh kepalanya, sedangkan Alan menepuk wajah. Mereka tak bisa berbuat apa-apa lagi kalau sudah seperti itu.

Saga mungkin bisa menghindari dua pria suruhan ayahnya. Saga bisa melawan, bisa mengancam, bahkan bisa menyiksa balik mereka. Tapi, dia tidak mau Alger melihat kelakuan bejatnya karena semua itu hanya akan membuat dirinya semakin mendapatkan hukuman bahkan lebih kejam. Bukan hanya itu, semua itu bisa saja berimbas pada sahabat-sahabatnya.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang