32 - Delusi

46.8K 6.1K 14.4K
                                    

32. DELUSI

Sejak kenal lo, hari-hari gue berasa tahun baru.

— ♡ —

Saddaru duduk terdiam di kursi, bersama sebuah album foto berada di atas meja yang sedang ia buka setiap lembarnya, satu demi satu.

Ia memerhatikan wajah-wajah yang tercetak di sana. Ini bukan foto-foto baru, melainkan foto lama karena sejak beberapa tahun lalu album ini tidak diisi berbagai foto baru.

Tangan kanan Saddaru berhenti pada lembar ke empat. Di sana ia lihat foto dirinya semasa kecil bersama seorang cowok yang berdiri di sampingnya. Saddaru memegang jaring berisi seekor ikan berukuran sedang, sedangkan cowok di sampingnya tengah memamerkan alat pancing dengan wajah sangat bahagia.

Di foto berikutnya, Saddaru terlihat seperti hendak menangis, sementara Davila menarik satu tangannya dengan wajah menyebalkan sepanjang masa.

Mendesah pelan, Saddaru beralih pada lembar-lembar foto berikutnya. Ia berhenti di lembar yang menunjukkan kenangan saat dirinya memenangkan lomba bernyanyi ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Di samping Saddaru ada Davila yang mengenakan seragam putih biru, merangkulnya sambil mengacungkan jempol ke kamera seraya tersenyum lebar seperti sangat bangga terhadap sepupu yang ia sayang itu.

Lagi, Saddaru membuka lembar berikutnya. Ia tercenung saat menemukan foto yang mencetak figur Davila bersama kedua orang tuanya. Dalam foto itu Davila berdiri di tengah mereka, tanpa senyuman, mengenakan kaos hitam polos dengan celana abu khas anak SMA.

Latar belakang foto ini adalah rumah besar mereka. Anna dan Dave tersenyum senang, bahkan Anna memeluk lengan anak tercintanya. Sayang, wajah Davila sama sekali tak terlihat bahagia.

Sejak melihat foto itu, Saddaru seketika menutup album tersebut dan membuang napas berat. Dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi seraya menguap lebar sambil menyentuh rambut tebalnya.

Sebetulnya Saddaru tidak tau pasti apa penyebab kematian orang tua Davila. Sikap cueknya membuatnya "buta" akan apapun yang sebenarnya telah terjadi.

Mungkin saat itu Saddaru masih dirundung rasa duka atas kepergian Bella. Ditambah lagi berita duka yang berasal dari keluarga Davila. Semua itu membuat Saddaru kelimpungan sendiri dan akhirnya tidak tau harus berbuat apa selain merenung dengan perasaan yang hampir mati.

Tidak lama dari berita-berita kematian itu, muncul lagi rasa sakit yang harus Saddaru rasakan ketika fakta menyebutkan Alina telah tiada.

Helaan napas berat keluar dari mulutnya. Cowok itu memejamkan mata sambil menyentuh kening yang terasa pening. Penjelasan Saga tentang rahasia besar itu kembali ia ingat dan menambah rasa pusing di kepalanya.

Beranjak dari kursi, Saddaru beralih menghampiri kasurnya dan seketika membanting diri ke permukaan benda empuk itu. Dia menatap lurus langit-langit kamar bersama pikiran yang menyebar ke banyak arah.

Satu lagi yang bikin Saddaru pusing adalah hubungannya dengan Sakura yang sudah tidak jelas bagaimana nasibnya sekarang.

Terhitung dari kejadian di acara pertunangan Nolan dan Brisia, Saddaru tidak pernah lagi menghubungi Sakura. Bahkan chat dan telepon Sakura tak pernah ia beri respons. Saddaru merasa bersalah. Tapi, harus bagaimana lagi?

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang