20 - I Want Us

63.5K 5.3K 5K
                                    

20. I WANT US

Kalau kamu nggak suka aku, tolong jangan berpura-pura suka.

— ♡ —

Kamar adalah tempat yang pertama Saga kunjungi ketika dirinya tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar adalah tempat yang pertama Saga kunjungi ketika dirinya tiba di rumah. Dia meletakkan tas di atas karpet dekat kasur dan melepas jaket dari badannya.

Hari ini sudah cukup membuatnya kelelahan. Tugas yang banyak di kampus, kuis dadakan, dan juga tadi dia menyempatkan diri menjenguk Sakura di Royal Hope.

Setelah melepaskan kaos dari badan dan menyisakan jeans di tubuhnya, Saga mengecek ponsel untuk menghubungi seseorang. Dia mencari kontak orang itu dan berharap segera diterima panggilan teleponnya.

"Go," panggil Saga ketika telepon tersambung.

"Iya, kamu maunya gimana sekarang? Masa cuma gara-gara itu kamu marah sampe segininya?" celetuk Figo.

"Hah?" Saga melongo. Dia spontan menggerakkan ponselnya ke depan wajah dia untuk memastikan yang ia telepon memang Figo.

"Aku mana pernah cuekin kamu?" celetuk Figo lagi.

"Siapa? Vizko? Aku nggak pernah percaya sama dia," lanjut Figo.

"Ini bocah ngapa sih!" Saga jadi kebingungan sendiri.

Bila Saga memperjelas telinganya untuk mendengar suara-suara dari sambungan teleponnya dengan Figo, dia bisa menangkap suara perempuan yang mungkin merupakan lawan bicara Figo di sana. Akhirnya Saga memahami keadaan.

Mendengus, Saga mau tak mau mematikan sambungan telepon itu. Cowok itu menebak-nebak, mungkin ketika Figo menerima panggilan darinya, Eleanor tiba-tiba ajak Figo bicara. Jadinya seperti itu, deh.

"Emailnya udah dikirim Figo atau belom, ya," gumam Saga kemudian.

Karena tujuan dia menghubungi Figo tadi untuk menanyakan ini. Menanyakan tugas yang tadi Saga kerjakan di laptop Figo apakah sudah anak itu kirim ke emailnya atau belum. Kadang Figo suka mendadak pikun, makanya harus diingatkan.

Sambil melempar ponsel ke kasur, Saga berjalan ke salah satu meja di kamarnya. Meja yang selalu ia jadikan tempat untuk belajar atau sekadar iseng main laptop. Kernyitan langsung muncul di dahi ketika Saga tak menemukan keberadaan benda kramat itu.

"Lah, mana laptop gue?" Saga bertanya-tanya.

Dia mengingat jelas tadi pagi laptop itu masih ada di meja bahkan tak ia sentuh sedikitpun. Tidak mungkin tiba-tiba benda itu pindah tempat. Masa iya laptopnya punya kaki?

Saga lalu membuka laci meja dari laci teratas hingga paling bawah. Semuanya tak menunjukkan keberadaan laptop tersayangnya itu. Panik, Saga beranjak dan jalan keluar dari kamar.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang