15 - Tusuk Perlahan

43.3K 5.4K 7.3K
                                    

15. TUSUK PERLAHAN

Cinta dan kebohongan itu sama. Nggak bakal bertahan lama dalam balutan rahasia.

— ♡ —

Langit masih gelap karena matahari belum menampakkan dirinya secara sempurna ketika Nolan dan Alan sudah tiba di dalam pesawat.

Nampaknya mereka sangat senang karena akan segera kembali di tengah-tengah keluarga mereka yang berada di Jakarta. Perjalanan dari San Francisco akan memakan banyak waktu, maka mereka menyiapkan segalanya demi kebutuhan.

Alan sudah sangat rindu bertemu dengan keluarga dan para sahabatnya yang tak lebih waras dari dia. Nolan pun sama. Lelaki itu telah menahan rindu pada ayah, ibu dan dua adiknya. Dia ingin melihat secara langsung semirip apa Sakura dan Zelena —kalau dilihat dari foto dan video call wajah mereka memang sama, tapi dia ingin melihat secara nyata dan dari jarak sangat dekat. Lagipula, Nolan sudah lama tak bertemu Zelena.

Selain tentang adik-adiknya, Nolan juga tak henti memikirkan sang pujaan hati. Beberapa jam sebelum keberangkatannya, Nolan menyempatkan waktu bertelepon dengan Brisia. Memang hanya singkat, tapi cukup membuat Nolan tenang karena sudah mendengar suara perempuan yang begitu dicintainya.

"Woi." Suara Alan mengejutkan Nolan yang sedang melamun sambil tersenyum sendiri.

Melihat ekspresi kaget Nolan, Alan lantas terbahak. Untung Alan sadar diri dia ada di mana sekarang. Dia seketika mengontrol tawanya dan itu bikin Nolan mendengus sebal.

"Gue tuh lagi mikirin masa depan gue," kata Nolan.

"Gaya lu," balas Alan.

"Dih, dikit lagi gue sama Brisia jebol, Men!" seru Nolan. "Harus dipikirin mateng-mateng nantinya mau kayak gimana."

"Terus gue lo tinggalin ya?" cetus Alan.

"Nggak kok." Nolan tersenyum.

"Bener?" balas Alan.

Nolan memandang Alan beberapa saat, begitu juga yang Alan lakukan. Wajah Nolan perlahan bergerak mendekati wajah Alan, semakin dekat, semakin dekat ... dekat ... dekat ....

"JIJIK, BEGO," pekik Nolan tepat di telinga Alan.

Saat itu juga keduanya lagi-lagi menciptakan kebisingan yang membuat perhatian beberapa orang teralih pada mereka. Tak peduli dengan sekitar, dua cowok yang telah bersahabat sejak lama itu tetap asyik bergurau. Bila ditegur, mereka langsung diam tapi tak lama kemudian mereka berisik lagi bagai kawanan lebah.

"Gue pengen ngupil," celetuk Alan tiba-tiba. "Tampung upil gue ya, No."

"Gue muntahin lu ya," ancam Nolan.

Mereka memang kompak. Ketika sedang serius, obrolan mereka cukup membuat orang berotak lemot tidak mengerti apa yang sedang mereka bahas. Namun saat mereka sedang santai, bahasannya pasti se-random itu.

Tidak ada faedahnya.

— ♡ —

Sebuah keributan terjadi di depan sebuah kelas. Dua cowok saling baku hantam dan beberapa orang mencoba memisahkan mereka. Sakura yang hendak mampir ke kelas Saddaru lantas menghentikan langkahnya setelah ia lihat pemandangan itu.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang