17 - Sweetest Rude-Boyfriend

42.2K 5.1K 4.9K
                                    

17. SWEETEST RUDE-BOYFRIEND

"No one else matters when I look into your eyes."

— ♡ —

Tengah malam, kedua mata itu terbuka kala ia rasakan getaran menyakitkan di sekujur badan. Dia meringis, lalu memandang ke sekitar yang sunyi sepi. Otaknya tak bisa berpikir dengan baik, semuanya dikuasai oleh rasa sakit yang seakan meremuk seluruh tulangnya.

Kulitnya perlahan berubah menjadi makin pucat, terlebih bibirnya yang seketika memutih. Keringat mulai bercucuran membasahi kulitnya yang dingin, matanya pun perih ketika genangan itu hadir.

Sakura memejam erat matanya, satu tangannya yang tak diinfus bergerak menyentuh paha kanan. Dia menekannya ketika kaki kirinya itu menimbulkan sakit yang teramat sangat —sebatas betis hingga telapak kaki.

Sakura mulai menggeliat, karena sakit, perih becampur keram dan pegal telah membuatnya menggila. Dia hampir menangis. Bibirnya bahkan gemetaran.

Ringisan Sakura ternyata terdengar oleh seorang cowok yang sejak tadi senantiasa menemaninya di ruangan ini. Cowok itu mengangkat kepalanya yang semula ia tumpu di tepi brankar dan membuka matanya lebar-lebar saat ia sadari sang kekasih kesakitan.

"Sakura?" Rasa kantuk Saddaru seketika lenyap, digantikan cemas yang berlebih.

Dia bangkit dari kursi dan mendekatkan tubuhnya ke Sakura. Matanya mengarah ke kaki kiri Sakura yang dibungkus. "Kenapa, Sayang? Sakit?"

"Nggak enak...." Sakura melirih, dia ingin menggerakkan kaki kiri itu tapi begitu sulit.

"Sakit, Aru...," isak Sakura.

Saddaru berusaha sebisa mungkin menenangkan Sakura. Bagaimana pun juga ini baru beberapa jam setelah kecelakaan itu terjadi. Sudah pasti di waktu-waktu seperti ini Sakura baru merasakan klimaks dari luka tersebut. Sampai-sampai gadis itu meraung dan memukul paha kirinya.

"Minum obat, ya?" Saddaru memegang satu tangan Sakura untuk berhenti menyiksa paha.

Tanpa menunggu persetujuan anak itu, Saddaru bergerak cepat meraih sebuah botol obat serta gelas yang berisi sedikit air. Dia pergi sebentar untuk mengisi air dari dispenser dan kembali ke Sakura lagi.

Saddaru membantu Sakura mengubah posisinya jadi duduk dan menyerahkan obat tadi padanya. Sakura harus dipaksa agar mau nurut meminum obat karena dia cukup keras kepala untuk itu. Yang membuat Sakura susah minum obat adalah dia membenci bau dan rasanya.

Usai itu, barulah Saddaru memberi air mineral ke Sakura. Cowok itu meminta Sakura agar menghabiskan air sampai tetes terakhir. Saddaru keras demi kebaikan Sakura, dan cewek itu selalu melawan.

"Abisin," ucap Saddaru. "Dikit lagi."

Sakura menggeleng tanda menolak. Dia memundurkan wajahnya agar menjauh dari gelas, tapi Saddaru tak secepat itu mengalah. Berdetik-detik mereka 'gelut' hingga berakhir Saddaru menghela napas. Cowok itu tak memaksa lagi, membiarkan air pada gelas tersisa setengah.

"Kamu lama-lama kayak Davila, maksa mulu," gumam Sakura, sedih.

"Kamu harus banyak minum, Ura," ucap Saddaru.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang