Oscillate 3

122K 9.2K 2.4K
                                    

Sore menjelang malam, lelaki dengan jaket kulit serta jins hitam itu berjalan sendirian sambil menikmati sepuntung rokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore menjelang malam, lelaki dengan jaket kulit serta jins hitam itu berjalan sendirian sambil menikmati sepuntung rokok.

Siapapun orang yang melihat dia, pasti spontan menjauh karena tidak mau terjadi apa-apa pada mereka. Para pejalan kaki yang biasa lewat sana, terpaksa mencari jalan lain agar tidak berpapasan dengan Davila.

Padahal Davila tidak banyak tingkah seperti biasanya. Dia hanya berjalan di tepi jalan, seperti orang normal lainnya. Yang paling penting, tanpa senjata di tangan.

Dengan gaya cuek khas seorang Davila, dia mempercepat langkahnya menuju markas Deathrow. Sebetulnya lelaki itu sudah tiba di tempat ini sejak tadi dengan mobil merah kesayangannya. Tapi, rasa suntuk itu membuat Davila berkeinginan melipir dari markas untuk jalan-jalan sebentar.

Di saat-saat seperti ini, dia teringat lagi akan sosok manusia-manusia menyebalkan yang selalu menjadi alasan hancurnya mood Davila. Sampai sekarang tak ada satu pun yang mengerti perasaan Davila.

Dia mungkin memang kejam, tapi dia tetap manusia.

"Aku nggak mau liat kamu lagi!"

Ucapan keras Sakura masih terngiang di kepala Davila.

"Kamu tuh gila, ya?! Aku nggak suka, Davila!!!"

Memejamkan mata, Davila berusaha menyingkirkan suara gadis itu dari benaknya.

Kesal, Davila meninju tembok yang berada di sisi kirinya. Dia berhenti jalan, napasnya memburu seperti dirinya habis lari-larian padahal tidak. Sorot matanya menajam, seakan dia mau meledak dan berubah menjadi sosok paling jahat di dunia ini.

Rokok yang semula ia hisap, kini dibuang ke atas aspal. Baru saja Davila hendak melangkah lagi, tiba-tiba ada seseorang yang mendekat dan menarik jaketnya.

Tidak biasanya ada orang asing yang berani menghampiri Davila. Namun kali ini ada yang beda.

Sambil menahan marah karena waktu kesendiriannya diganggu, Davila menoleh ke belakang dan mendapati seorang perempuan mengenakan kupluk hitam dan rambutnya panjang berwarna putih. Kulitnya putih pucat, matanya bulat dengan iris kelabu, dan sedang memandang Davila.

Mata Davila membulat. Dia menggeser badannya hingga akhirnya ia berhadapan dengan perempuan tadi. Sekarang, mereka saling melempar tatap, tapi sama-sama bingung.

"Gue lagi nyari rumah Bapak Musa de Januzaj. Lo tau nggak itu di mana?" Gadis itu bertanya.

Davila menyipitkan matanya tanpa henti memandangi wajah cewek tadi. Seperti ada yang aneh tapi Davila ragu mengatakannya.

"Bro." Cewek itu menepuk lengan Davila karena dia malah diam tanpa menjawab pertanyaannya.

"Gue nanya. Rumah Bapak Musa de Januzaj di mana? Gue daritadi udah keliling tapi nggak ketemu. Pusing tau nggak," celetuk gadis itu lagi.

Davila seketika mengalihkan pandangannya dari cewek tadi. Katanya, "Gue nggak tau Musa de Januzaj siapa."

"Hmm." Cewek itu berpikir. "Lo pernah liat rumah gede banget nggak? Di daerah sini."

"Rumah gue." Davila menyahut dengan kening berkerut.

"Bukan, bukan. Rumah keluarga Musa de Januzaj." Cewek itu berkata.

"Lo nggak ngerti, ya?" Davila melangkah maju, menghapus sedikit jarak dengan cewek tadi. "Gue nggak kenal Musa de Januzaj!"

"Ya ... kan gue—"

"Nggak usah dilanjutin lagi!" sentak Davila, mengejutkan cewek itu. "Lagian lo siapa? Orang baru?"

Cewek itu mengangguk. "Baru aja dateng. Gue ke sini mau nyari rumah bokap gue."

"Nama lo?" Davila bertanya, tapi nadanya sedikit ketus.

"Kenapa lo malah kepoin gue?!" Cewek itu gantian menyentak Davila. "Gue kan cuma nanya di mana rumah Bapak Musa de Januzaj. Nggak usah nyari kesempatan lo, ya."

"Dih!" Davila terpancing emosi.

"Kalo lo nggak mau ngasih tau gue di mana rumah bokap gue ... ya udah. Makasih!" celetuk cewek itu yang kemudian berbalik badan dan meninggalkan Davila.

Setelah puluhan meter menjauh dari posisi Davila, gadis tadi mengeluarkan ponselnya dan mencari sebuah kontak untuk menghubungi seseorang.

"Halo, ini Charelle de Zelena."

"Sore, Nona."

"Gue baru aja sampe Jakarta, nyari rumah Papa tapi nggak ketemu. Tolong bantu, ya. Pegel nih."

•••

BOOM!

AYEEEE WHO'S EXCITED KARNA OSCILLATE 3 TERNYATA HADIR DI DUNIA ORANYE???

BARU PROLOG NIH. KASIH KOMENTAR YA!!!

KALO KALIAN NANYA DI MANA KEBERADAAN SAKURA SADDARU DKK, BACA TERUS!!! INI MASIH KISAH TENTANG MEREKA SEMUA.

S E M U A N Y A.

SEE YOU AGAIN!! YANG MAU CEPET-CEPET NEXT PART WAJIB COMMENT YANG BANYAK Y 😜

nih yang mau liat wujud "gadis yang ketemu Davila" tadi 👇🏻👇🏻👇🏻

nih yang mau liat wujud "gadis yang ketemu Davila" tadi 👇🏻👇🏻👇🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MIRIP SIAPA TEBAK!!!

AAAAAA IYA BENAR MIRIP AKU.



bye bye semuanya 😘

— Raden, emaknya para cogan dan cecan

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang