31 - Ini yang Namanya Sahabat?

53.1K 6.4K 15.4K
                                    

31 - INI YANG NAMANYA SAHABAT?

Lo seneng, semua seneng.
Lo jatoh, semua jatoh.
Lo dijahatin, semuanya maju.
Emak lo, emak kita juga.
Lo punya pacar, pacar lo pacar kita juga!

— ♡ —

Sejak kejadian pada malam itu, semuanya berubah. Ya, secepat itu berubah.

Terhitung dari satu minggu lalu Saddaru bersikap dingin terhadap semua orang. Sangat dingin, sampai mereka takut berbicara padanya. Karena tiap mereka berbicara pada Saddaru, cowok itu pasti mengeluarkan tatapan begitu sinis dan ujung-ujungnya mengusir mereka.

Bukan hanya teman-teman kampusnya yang merasakan itu, tapi juga anak-anak Zhynix. Lebih parahnya lagi Saddaru menganggap mereka tidak ada.

Saga sudah tidak lagi menjalankan hukuman dari Alger berkat bantuan Kaia. Lantas dia harus mengejar banyak sekali materi dan tugas-tugas yang tertinggal dan itu membuat otak Saga serasa mau keluar dari tempatnya.

Ditambah lagi masalah antara dirinya dan Saddaru yang belum kelar sampai detik ini. Tiap mereka bertemu di kampus dan dia mendekati Saddaru, cowok itu enggan menoleh dan malah nyelonong pergi begitu saja.

Saddaru tidak ngomel ataupun mengeluarkan makian pada Figo serta Saga. Dia hanya diam. Dan orang yang marahnya hanya diam itu jauh lebih seram dibanding yang ngomel-ngomel.

Alan juga sudah berusaha datang ke rumah Saddaru dan meminta sahabatnya itu agar mau memberi kesempatan pada Saga, Sakura dan Figo untuk menjelaskan semuanya. Sayangnya, Saddaru menolak.

Terlalu kecewa membuat Saddaru malas berinteraksi lagi dengan mereka. Dia tidak mau peduli lagi. Dia membiarkan orang-orang itu melakukan apapun sesuka mereka. Saddaru tidak mau ambil pusing.

Saat ini, cowok pemilik rambut coklat gelap yang tebal itu tengah jalan sendirian di koridor kampus. Di sekitarnya sepi, hanya ada dua orang berjalan cepat di depannya. Semuanya sudah keluar dari gedung kampus karena ini waktunya pulang, apalagi ini sudah sangat sore.

Tiba-tiba, kedua tangan Saddaru dicekal ke belakang, dicengkram kuat serta mulutnya dibekap sangat rapat. Tubuh Saddaru lalu diseret ke belakang secara paksa. Dia terkejut dan mencoba melawan tapi badannya malah semakin diseret cepat oleh orang yang ia tak tau siapa.

Tidak lama dari itu, orang-orang tadi membawa Saddaru masuk ke sebuah kelas yang kosong. Mereka menempatkan Saddaru di salah satu kursi lipat dan langsung mengikat kedua tangan cowok itu ke pinggiran kursi. Mereka juga menutup bibir Saddaru dengan lakban hitam yang besar.

Usai semuanya selesai, Saga dan Figo berdiri di hadapan Saddaru sambil tersenyum lebar. Saddaru melotot, dia bergeliat dan kakinya mulai menenang-nendang udara —berusaha menggapai dua cowok itu.

"Eh, bego lo, Ga. Kakinya belom diiket!" Figo menyeletuk.

Lantas mereka membungkuk dan meraih kedua kaki Saddaru yang terbalut jins abu-abu terang dan sepatu putih yang harganya selangit. Figo merapatkan kaki itu, dan Saga mulai melilitkan tali sepanjang tulang kering agar Saddaru tidak banyak gerak.

Saddaru ngoceh meski ucapannya tidak jelas didengar. Dia mencak-mencak tapi tidak bisa melakukan apapun. Figo dan Saga pun malah tertawa seperti ini adalah tontonan yang sangat lucu.

Oscillate #3: Recover It AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang