"Kayaknya udah tambah lengket neh." goda Marla sambil menaik turunkan alisnya.
"Kapan diresmiin?" sambung Via.
Saat ini kami berlima makan siang bersama di cafe dekat rumah sakit.
"Nanti kalian pasti diundang kalo waktunya uda fix." jawab Alan bijak.
Akhir akhir ini ketiga sahabatku sering menggodaku dan Alan hingga membuat banyak karyawan rumah sakit tahu mengenai hubungan kami.
"Target nikah kapan Lan?" tanya Riska.
"Secepatnya kalo Nia siap."
Aku yang sedang minum, menjadi tersedak mendengar ucapannya. Alan dengan sigap menepuk punggungku. Hal ini membuat mereka bersorak menggoda kami lagi.
Hanya Riska yang tahu detail mengenai hubungan kami yang hampir berumur sebulan. Ia terus menyemangatiku ketika aku mengatakan "Rasanya hambar dan stagnan."
"Yang penting kamu buka hati untuk dia. Move on, girl!" sarannya.
Aku tidak tahu kabar Rendi bagaimana yang pasti hubungannya dengan Rania baik baik saja. Beberapa kali aku sempat mendengar cerita Rania mengenai persiapan pernikahannya di saat aku sarapan bersama keluargaku. Semua berjalan lancar dan persiapannya hampir mencapai 60%. Hanya satu yang belum diurus yaitu kartu undangan. Rendi bilang untuk kartu undangan sebaiknya disiapkan dua minggu sebelum acara.
Malam ini tepat lima minggu sebelum pernikahan mereka. Aku sampai di rumah jam 10 malam. Tidak ada yang menyambutku, mungkin yang lain sudah tertidur pulas di ranjang masing masing. Aku naik ke lantai dua.
"Kamu kemana aja? Kenapa akhir akhir ini susah dihubungi?!"
Langkahku terhenti ketika terdengar suara Rania yang sedang berbicara dengan seseorang.
Ia sedang berdiri di balkon di dekat kamarku. Mata kami bersibobrok dan ia menurunkan hp yang tadi menempel di bibirnya. Rupanya ia tadi meninggalkan voice note untuknya.
"Kau baru pulang, Ni?" tanyanya tidak bersemangat.
"Iya."
"Aku masuk dulu ke dalam kamar." Rania berjalan menuju kamarnya dan berhenti pada langkah ketiga.
"Kau tahu, dia satu satunya pria yang membuatku sangat jatuh." ucapnya tanpa membalikkan tubuhnya.
Aku tahu siapa yang ia maksud tapi aku diam saja.
Rania membalikkan tubuhnya dan tersenyum tipis "Aku akan melakukan apapun untuk mempertahankannya."
Setelah itu ia membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju kamarnya.Aku tahu ia sedang menekankan miliknya tapi aku tidak ingin berkonfrontasi karena hal itu adalah hal terakhir yang ingin kulakukan terhadapnya.
**
08223356xxx : Aku merindukanmu
Alisku terangkat ketika membaca 1 pesan dari nomor tidak dikenal, beberapa menit yang lalu.
08223356xxx : aku ingin bertemu denganmu, untuk trakhir kalinya
Dugaanku benar, rupanya itu pesan darinya. Aku mengabaikannya dan fokus pada rekam medis yang sedang kupelajari.
08223356xxx : trakhir kali sblm aku mnikah. Ijinkan aku menggenggam tangnmu skali lagi.
Aku menghela nafas. Aku tidak mau menemuinya lagi. Tidak lama sebuah pesan masuk lagi. Aku menggeser layar dan mataku membelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANIA'S LOVER (Complete)
Romance"Kenapa kau memaksaku?" tanya Kania gugup. "Sejak dulu aku mencintaimu. Apakah ada alasan lagi selain itu?" tanya Rendi balik. Detik berikutnya Rendi mencium bibir Kania dengan lembut. Ia melumatnya. Kania hanya diam karena terlalu terkejut. Ini a...