2

6.3K 433 9
                                    

FLASHBACK ON

Kania masih sibuk menelusuri lantai yang pernah ia lewati. Dari lantai lorong satu sampai 5 tapi benda yang ia cari belum juga ditemukan. Pasalnya kartu perpustakaan milik Rania yang ia pinjam jatuh entah dimana.

Semalam ia meminjam kartu perpustakaan milik Rania karena ada buku materi yang ia inginkan tidak ada di perpustakaan kampusnya.

Rania dan Kania kuliah di kampus yang berbeda, terkadang Kania meminjam kartu perpustakaan milik Rania karena perpustakaan kampus Rania lebih besar dan lebih komplit. Dan sekarang, Kania tidak sengaja menjatuhkan kartu tersebut. Padahal ia sudah bersusah payah menemukan buku materi yang ia butuhkan untuk bahan presentasi minggu depan. Untuk membuat kartu barupun dibutuhkan kartu mahasiswa sedangkan kartu tersebut dibawa oleh Rania yang saat ini berada di mall bersama pacarnya.

"Apa kau mencari ini?"

Kania mendongak dan melihat seorang pria berdiri 100 meter darinya. Pria itu sangat tinggi, bahkan Kania hanya setinggi dada pria tersebut. Namun bukan tinggi pria itu yang membuatnya terkejut tapi penampilan pria tersebut.

Rambut berponi menutupi dahi, kacamata dengan warna frame abu abu, hidung mancung, dan kulit coklat manis. Pria itu terlihat sangat menarik.

"Rania?" Pria itu tersenyum dan berjalan mendekatinya. Hal ini membuat Kania terkejut.

'Oh tidak, ia kenal Rania. Bagaimana ini?' jeritnya dalam hati.

"Ini kartumu kan?" Pria itu mengulurkan kartu perpustakaan milik Rania.

Kania menerimanya dengan gemetar. Rania tidak ingin teman kampusnya mengetahui bahwa mereka kembar. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa mereka selalu berbeda sekolah.

"Terima kasih." cicit Kania.

"Kau mau meminjam buku?"

"Iya."

"Sini kubawakan." Pria itu menengadahkan tangannya setelah melihat 4 buku tebal yang susah payah diapit Kania.

"Tidak usah, terimakasih."

"Tidak apa apa." Pria itu mengambil buku tersebut dari tangan Kania. "Buku Ajar Patologi? Bukannya kamu kuliah jurusan Manajemen?"

Kania berdehem untuk menghilangkan kegugupannya. "Ini untuk adikku."

"Owh, pantes ga nyambung sama jurusanmu." Pria itu tersenyum lagi dan entah kenapa membuat jantung Kania berdetak cepat.

"Setelah ini kau mau kemana?" tanya pria itu setelah Kania mendaftarkan buku yang ia pinjam di petugas perpustakaan.

"Aku mau pulang."

Sepintas pria itu terlihat kecewa namun ia buru buru menutupinya.

"Mau aku antar?"

"Gak usah, aku bawa mobil."

"Kalau begitu, aku antar sampe parkiran ya." Pria itu berjalan santai sambil menenteng buku yang dipinjam Kania, sesekali ia bersiul yang entah kenapa membuat Kania merasa senang mendengarnya.

Mereka mengobrol mengenai musik ketika melewati spanduk festival musik yang rencananya akan diadakan dua minggu lagi.

Kania berhenti di depan mobil yarisnya yang berwana putih.

"Mobilmu ganti?"

Kania mengutuk di dalam hati. Tentu saja mobil yang ia pakai berbeda dengan Rania. "Aku tukeran mobil dengan adikku."

KANIA'S LOVER (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang