Part 24

637 123 7
                                    

"Ini Eomma, Hyun Joon-ah." ucap Min Young. Tapi anak itu malah semakin kuat memeluk Shin Hye.
"Duduklah dulu, Shin Hye-ya! Kita dengarkan maksud dan tujuan Seo Joon-ssi dan Min Young-ssi datang kesini." Madam Lee menunjuk kursi.
Shin Hye kemudian mengisi salah satu kursi disamping Madam.

Seo Joon kemudian menjelaskan maksud kedatangannya yang tiada lain akan membawa Hyun Joon. Mendengar itu Shin Hye tak kuasa menahan air matanya. Hyun Joon pun menangis melihat Shin Hye menangis. Sambil tidak lepas memeluk Shin Hye seperti yang mengerti. Madam Lee tidak bersuara menyaksikan itu. Hanya pengacara yang mereka bawa yang bicara.
"Seluruh biaya yang Nn Park telah keluarkan selama mengasuh bayi Park Hyun Joon, akan mendapat penggantian yang layak. Dan akan ditambahkan pula sejumlah biaya sebagai pengganti yang sifatnya moril selama Nn Park mengasuh bayi Park Hyun Joon." ocehnya.
"Apa Oppa akan membawanya sekarang juga?" tanya Shin Hye tidak ingin peduli dengan ocehan pengacara.
"Eoh. Oppa sungguh minta maaf karena telah membuatmu sulit. Dan supaya tidak semakin menyulitkanmu, Oppa akan bawa Hyun Joon sekarang." tukas Seo Joon.
"Apa Oppa lupa, Oppa dan Eonni sudah memberikan dia padaku?" tatap Shin Hye dengan air mata yang berderai.
"Anggap itu sebagai kekeliruanku, Shin Hye-ya. Tapi sejatinya tidak ada orang tua yang bisa melupakan anaknya. Begitu pula kami." tangkis Seo Joon.
"Untuk itulah aku memberimu uang ganti rugi, aku merasa sangat menyesal, Shin Hye-ya." imbuh Min Young.
Shin Hye memeluk Hyun Joon makin erat dengan air mata yang semakin deras.

"Serahkan saja! Yang meminta orang tua kandungnya. Jika kau menahannya, justru kau yang salah." ucap Madam Lee melihat Shin Hye tidak ingin melepaskan Hyun Joon.
"Hyun Joon sudah seperti anakku, Oppa. Jika memang dia harus bersamamu, jaga dia dengan baik sebagaimana aku menjaganya selama ini. Jika Oppa dan Eonni memang tidak sanggup, serahkan lagi padaku. Jangan sakiti dia." pinta Shin Hye pedih.
"Kau boleh menengoknya sesering yang kau mau. Kau boleh meyakinkan sendiri dia berada di tempat yang baik dengan kami kedua orang tuanya." tandas Seo Joon.

Sementara itu Min Young segera berdiri melangkah ke arah Shin Hye, akan mengambil bayinya.
"Ayo, Sayang ikut Eomma!" ajaknya sambil merebut Hyun Joon yang kuat memeluk Shin Hye.
Shin Hye tidak bisa lagi menahannya hanya air matanya yang semakin deras. Setelah Hyun Joon lepas dari tubuhnya dan menangis keras tidak mau dibawa Min Young, Shin Hye berlari ke dalam. Tangan anak itu menggapai-gapai ke arahnya meminta ia tidak meninggalkannya, membuat hatinya seperti disayat. Sakit tak terperi. Shin Hye tidak tega melihat Hyun Joon dibawa pergi meski oleh kedua orang tuanya.

Karena Shin Hye yang malah kabur, urusan dengan pengacara itu diwakili Madam Lee. Ada selembar cek yang bernilai sangat tinggi untuk Shin Hye, tapi melihat penderitaan Shin Hye, Madam Lee menyampaikan beberapa hal kepada Seo Joon.
"Aku tidak peduli kalian orang tua kandungnya, jika terjadi hal tidak diharapkan terhadap Hyun Joon, kalian akan berurusan denganku. Kau tahu sebagai pengelola sebuah klub malam aku memiliki banyak preman, begitu juga hubunganku sangat baik dengan aparat. Apa kalian paham?" ancam Madam Lee sambil berdiri.
"Nde, itu tidak akan terjadi, Madam." Seo Joon sangat ketakutan.
"Ini barang-barang Hyun Joon sebaiknya kalian bawa!" lanjutnya. "Bawa sini, Ajhumma!"
Ajhumma membawa tas. "Hyun Joon sudah bisa makan bubur, jadi buatkan bubur jangan bubur instan. Dia lebih suka lagi bila ditambahkan ikan pada buburnya. Dan ingat jangan ditambahkan MSG pada masakan untuknya. Berikan juice sehari 2 kali. Juice tanpa gula. Pagi juice sayur, sore juice buah. Biskuit setiap siang. Untuk hari ini sampai malam, ada di dalam tas semua kebutuhan makannya." jelas Madam Lee.
Seo Joon mengangguk, sedang Min Young mendului keluar dari rumah berusaha menenangkan bayinya yang menangis semakin keras.

Seo Joon akhirnya pamit, Madam Lee mengantarnya hingga pintu. Hyun Joon tidak henti menangis saat dibawa ke dalam mobil. Shin Hye di dalam kamarnya menutup kedua kupingnya oleh bantal. Ia tidak mau mendengar suara tangis Hyun Joon.
🎑

Madam Lee membiarkan Shin Hye menangis di dalam kamarnya. Madam hanya meletakan lembaran cek untuk Shin Hye diatas meja di dalam kamarnya. Kemudian keluar lagi.
Apa yang Shin Hye rasakan sekarang, Madam tahu rasanya. Kurang lebih seperti itu juga dulu dirinya kehilangan putrinya. Madam yang berasal dari keluarga miskin ditolak keluarga suaminya yang chaebol, cerita basi. Pernikahan diam-diam mereka tidak mendapat restu. Hingga suaminya menyembunyikannya di sebuah rumah petak di dalam gang sempit. Meski dirinya ditolak, bayinya diakui oleh mertuanya dan direbut dari tangannya dengan paksa. Setelah bayinya diambil, ibu mertuanya pun menyerahkan surat cerai yang telah ditandatangani suaminya. Suaminya sendiri dibuang oleh orang tuanya keluar negeri.

Luka yang teramat dalam yang ditorehkan mertuanya membuatnya hilang akal. Madam Lee akan bunuh diri dengan menggantung diri di sebuah gudang kosong. Tapi seorang kepala preman menyelamatkannya dan menjualnya ke klub malam. Sejak itu Madam Lee meniti karir di klub malam. Madam Lee bahkan menjadi ikon. Hingga kini Madam tidak pernah tahu lagi kabar putrinya.

Wanita serupa Megaloman itu terduduk sendu di sofa. Putrinya itu sekarang tidak akan jauh usianya dengan Shin Hye. Dan mungkin dia sudah memiliki anak pula. Itu sebabnya terhadap Shin Hye ia merasa seperti terhadap anak sendiri. Ditambah nasib hidup Shin Hye mirip dengannya. Jika Shin Hye mau, Madam Lee sebenarnya mengijikan Shin Hye untuk menetap di rumahnya. Dan akan menganggapnya sebagai anak. Tapi tentu saja dirinya tidak bisa memaksa.

Memasuki malam baru Shin Hye keluar dari kamar, dengan mata bengkak.
"Kita makan!" ajak Madam.
Shin Hye duduk di kursi makan, tapi sambil menyuap, air matanya keluar lagi. Ia sangat merindukan Hyun Joon.
"Dia itu bukan kau yang melahirkannya, aku saat kehilangan putriku, bayi yang aku lahirkan sendiri. Itu jauh lebih menyakitkan, Shin-ah. Itu makanya aku tidak ingin menjadi wanita baik-baik lagi." tutur Madam membuat Shin Hye menghapus air matanya.
"Apa Madam memiliki seorang putri?" tanya Shin Hye.
"Nde. Dia seusiamu. Tapi hidup dengan appa-nya. Aku tidak pernah melihatnya lagi sejak dia diambil paksa dari pelukanku, usianya 2 tahun kala itu." cerita Madam.
Shin Hye semakin mengeringkan matanya.

Madam Lee adalah seorang ibu? Lalu apa yang menyebabkannya memilih jalan hidup seperti ini? Shin Hye menatap mata coklat itu lekat. Air matanya benar-benar kering setelah mendengar cerita menyakitkan Madam harus kehilangan cinta sekaligus putrinya. Dan akhirnya memilih hidup seperti yang dijalani sekarang.
Penderitaannya tidak seberapa jika dibanding pedihnya kehidupan wanita tangguh ini. Shin Hye merasa malu untuk terus meratapi kepergian Hyun Joon yang diambil kedua orangtua kandungnya, untuk hidup lebih baik bersama mereka. Dalam kemakmuran yang tidak bisa ia berikan.

"Maaf, karena aku, Madam jadi harus mengingat masa pahit itu." Shin Hye merasa bersalah.
"Aniyo. Sedalam apa pun aku melupakan, tetap itu bagian dari fase hidupku yang tidak akan bisa hilang."
"Tapi tidak harus terkuak jika tidak ada kejadian ini."
"Shin Hye-ya, apa rencanamu sekarang?" tatap Madam.
Shin Hye menunduk.
"Kembalilah ke klub, kau akan semakin sedih bila tetap di rumah. Jangan dulu pergi dari sini sebelum kau menemukan tempat yang pasti akan kau tinggali. Atau jika kau mau, kau bisa tetap tinggal disini, temaniku." pinta Madam Lee.
"Aku belum memikirkannya, Madam. Aku akan menjawabnya besok."
"Nde, tidak perlu terburu-buru. Tapi hal itu tetap perlu direncanakan."
Shin Hye mengangguk.

Meski tidak menangis lagi, matanya tetap sulit dipejamkan. Ia ingat Hyun Joon, apa dia bisa tidur malam ini? Dengan siapa dia tidur? Apa dengan Min Young atau Seo Joon? Shin Hye menutup wajahnya dengan bantal.
🎑

TBC

When Love GreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang