Part 54

632 148 11
                                    

Seo Joon tidak bereaksi apa pun saat Min Young memberitahunya kecelakaan yang terjadi terhadap Shin Hye. Selain wajahnya yang berubah sendu. Namun tidak menolak saat Min Young mengajaknya ke RS untuk menengok Shin Hye. Saat diperjalanan menuju RS itulah Min Young menceritakan tentang Shin Hye yang adalah saudara kandung Yoo Chun.
"Jeongmal?" tatapnya.
"Yoo Chun Oppa bahkan sudah melakukan test DNA, dan hasilnya cocok sempurna."
"Jingja?"
"Itu makanya Abeoji setiap hari menengoknya ke RS."
"Taengitha." seru Seo Joon.
"Apa yang membuatmu lega?" tatap Min Young.
"Shin Hye bertemu kebahagiaan."
"Dia bahkan masih di RS. Apa yang membuatnya bahagia?"
"Akhirnya dia bertemu dengan keluarga kandungnya."
"Jika tahu akhirnya akan seperti ini, aku tidak akan menitipkan Hyun Joon padanya dulu." gumam Min Young. "Semuanya akan terbongkar saat Oppa membawanya pulang nanti. Tapi aku ingin dia sembuh." lanjutnya.
Seo Joon hanya diam.

Dan Shin Hye tetap seperti sebelumnya~belum sadar~ saat mereka datang menengok. Seo Joon sampai tidak kuat menatapnya. Saat melihat Shin Hye terbaring tanpa daya seperti itu, baru dia ingat dengan dosa-dosanya terhadap Shin Hye. Matanya tanpa dapat ditahan menitikan air.
Malam itu dia pergi ke Gereja, Seo Joon berdoa sambil berlinang air mata memohon kesembuhan Shin Hye. Setelah selama ini dia jarang pergi ke Gereja, malam itu untuk pertama kalinya dirinya berdoa dengan bersungguh-sungguh memohon kepada Tuhan.
🎑

Pendeta Cho sudah hampir selesai dengan tugasnya di Roma, dan dia sedang mempersiapkan kepulangannya saat mendapat kabar tentang Shin Hye dari Seo Joon. Dan didalam doa terakhirnya bersama ratusan jemaat serta para pastur, dia memanjatkan doa untuk kesembuhan Shin Hye. Pendeta Cho sendiri segera pulang setelah itu.

Bersamaan dengan itu Yoo Chun yang sedang berada di samping bed Shin Hye terkejut melihat jemari Shin Hye bergerak-gerak, segera ia menekan tombol memberitahu suster. Tidak lama suster dan dokter berdatangan.
"Jemarinya bergerak, dokter." serunya dengan suara gemetar. Kemudian ia menjauh dari bed memberi dokter dan suster ruang untuk memeriksa.
Dokter lalu melakukan pemeriksaan, tapi saat mau memeriksa pupil mata, kelopak mata itu terbuka.
"Aigo... Nn Park. Kau sudah bangun?" tanya dokter. Mata Shin Hye menatap lurus kedepan sekitar 45 derajat. "Kau bisa mendengarku? Jika bisa, kedipkan mata sekali." perintah dokter.
Mata Shin Hye berkedip sekali.
"Gomowoyo, Shin Hye-ssi!" senyum dokter terlihat lega. Ia lalu memerintahkan suster untuk mengganti obat yang diberikan melalui infus. Untuk sementara hanya itu saja yang ia lakukan kepada Shin Hye. Membiarkan benak Shin Hye beradaftasi terlebih dahulu dengan kondisinya sekarang. Ia sendiri lalu melangkah keluar menghampiri Yoo Chun yang malah pergi keluar saat tahu Shin Hye membuka mata.

"Taengitha, Yoo Chun-ssi. Adik Anda sudah bangun." senyum dokter.
"Benarkah, dokter?" ia seperti tidak percaya.
"Dan kondisinya baik. Lihatlah ke dalam. Hanya jangan dulu diajak bicara banyak! Karena pasti benaknya belum siap setelah sebelumnya berada di alam mimpi."
"Terima kasih banyak, dokter!" angguk Yoo Chun.
"Akulah yang berterima kasih kepada Nn Park. Karena sudah berjuang keras untuk bertahan."

Yoo Chun tentu saja bahagia dengan bangunnya Shin Hye dari koma, tapi lucunya ia tidak berani menampakan diri padanya seperti sebelumnya~saat masih koma~selalu duduk di samping bed Shin Hye. Ia takut Shin Hye akan shock jika tiba-tiba melihatnya dan akan berakibat buruk pada kesadarannya yang baru kembali itu. Akhirnya ia merogoh smartphone-nya. Ia meminta Jae Joong supaya datang.
"Mwoga..? Shin Hye sudah bangun? Taengitha!" seru Jae Joong.
"Cepatlah kau kesini! Aku tidak bisa tiba-tiba menampakan diri padanya, aku takut Shin Hye malah jadi shock." pinta Yoo Chun.
"Nde, aku segera datang." angguk Jae Joong tersenyum.

Setelah 1 minggu ini, itu adalah kabar terbaik yang didengarnya. Tanpa buang waktu lagi Jae Joong segera meninggalkan meja kerjanya. Kantornya sendiri sudah sepi, tapi ia masih menyelesaikan beberapa pekerjaan sampai tak terasa langit berubah gelap. Ia menancap gas roda 4-nya berlari menuju RS. Yoo Chun tampak mondar mandir di ruang tunggu ICU saat ia datang.
"Yoo Chun-ah."
"Ah, Jae Joong... Masuklah! Lihat. Tapi jangan dulu banyak diajak bicara kata dokter. Cepat! Jangan sampai dia berpikir tidak ada yang menemaninya disini."
Jae Joong tersenyum. "Nde." ucapnya seraya mendorong pintu ruang ICU.

Shin Hye ia temukan sedang terbangun, matanya terbuka.
"Shin Hye-ya... Syukurlah kau sudah bangun. Aku datang, Shin. Kau tahu siapa aku?" tatap Jae Joong sambil meraih jemari Shin Hye lalu digenggamnya.
Kepala Shin Hye terlihat mengangguk kecil. "Kim Daebyo-nim." bisiknya nyaris tidak terdengar.
"Ah... taengitha, Shin Hye-ya. Gomowoyo!" ucapnya haru. Sedang ujung mata Shin Hye pun meneteskan air.
"Terima kasih sudah bangun. Aku tidak sendiri, aku dengan Yoo Chun Oppa. Biar aku panggilkan dia." Jae Joong melangkah ke pintu lalu memberi isyarat supaya Yoo Chun masuk.
"Nae..?" Yoo Chun menunjuk dadanya sendiri.
"Masuklah!"

Yoo Chun melangkah mengikuti perintah Jae Joong.
"Shin Hye-ya, Yoo Chun Oppa... kau masih ingat padanya bukan?" tanya Jae Joong sambil menarik tangan Yoo Chun lalu ia tempelkan ke tangan Shin Hye, awalnya Yoo Chun menariknya lagi, menolak. Ia tidak mau sok akrab sebab takut mempengaruhi emosi Shin Hye yang belum stabil. Tapi Jae Joong menariknya lebih keras, membuatnya tidak bisa menolak. Apalagi terlihat mata Shin Hye menatapnya.
"Park Sajang-nim." bisiknya lagi.
"Annyong. Terima kasih kau masih mengingatku." Yoo Chun merasa tenggorokannya seperti tercekik.
"Gomasmidha!" bisik Shin Hye lagi nyaris tak terdengar.
Kali itu Yoo Chun tidak sanggup mengatakan kata apa pun, ia meninggalkan Shin Hye begitu saja.

Berbagai perasaan campur aduk di dada membuat air matanya tanpa dapat ditahan tumpah ke pipi. Yang terbesar perasaan bahagia melihat Shin Hye sudah lepas dari kondisi membahayakan. Selanjutnya dokter nanti akan memeriksa seluruh organ tubuhnya, apakah ada yang terganggu atau seperti yang diharapkan setiap orang, Shin Hye sembuh total. Yoo Chun menyampaikan kabar itu kepada ayahnya dengan air mata yang tidak henti berderai. Sedang Jae Joong menekan nomor kontak Yong Hwa saat tiba di kamarnya malam itu.

Yong Hwa belum tidur saat smartphone-nya berbunyi. Yong Hwa juga tidak pernah lagi datang ke RS setelah melaporkan Seo Hyun ke kantor polisi. Ia merasa tidak pantas mengkhawatirkan Shin Hye dan bolak balik ke RS menengoknya. Setiap hari yang ia lakukan pergi ke Gereja sepulang dari kantor untuk berdoa, memohon kesembuhan Shin Hye. Hanya mendoakannya yang bisa ia lakukan atas kecelakaan yang menimpa Shin Hye yang disebabkan oleh rasa cemburu Seo Hyun itu.
Suara smartpnone-nya berdenyit lagi, masih dari nomor kontak Jae Joong, akhirnya ia mengangkatnya. Khawatir terjadi hal tidak diharapkan terjadi terhadap Shin Hye.
"Yobseyo."
"Yong Hwa-ssi, nae-ya Jae Joongie-ah."
"Nde, Daebyo-nim."
"Mudah-mudahan kau tidak terbangun karena suara panggilanku."
"Aniya, aku belum tidur, Daebyo-nim."
"Aku hanya ingin memberitahumu, Shin Hye sudah bangun dari koma. Mungkin kau ingin menengoknya."
"Benarkah, Daebyo-nim? Kapan dia bangun?"
"Tadi sore."
"Ah, syukurlah. Terima kasih, Tuhan! Terima kasih banyak, Kim Daebyo-nim sudah memberitahuku."
"Datanglah besok ke RS untuk menengoknya!"
"Nde, kamsahamnidha!"

Yong Hwa menghela napas dalam. Berulang kali ia mengucap syukur kepada Tuhan atas informasi yang didengarnya itu. Ia tidak merasa doanya yang setiap hari ia panjatkan didengar Tuhan, tapi yakin kesembuhan Shin Hye karena Shin Hye gadis baik. Dan Tuhan mengijinkannya untuk berkumpul dengan keluarga aslinya terlebih dahulu sebelum memanggilnya pulang.

Meski begitu dirinya tetap merasa tidak pantas untuk pergi menengok seolah kecelakaan itu bukan atas kesalahannya. Jae Joong mengabarkan hal itu kepadanya karena pria itu orang baik. Shin Hye sendiri bila mengetahui alasan Seo Hyun tega mencelakainya, apa masih sudi ditengok olehnya? Tidak. Walau pun Yong Hwa sangat ingin melihatnya.

TBC 

When Love GreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang