Part 42

601 146 12
                                    

Shin Hye menyewa sebuah kamar seperti yang diinginkannya, Jae Joong tidak bisa memaksa menyuruhnya supaya menempati apartemennya. Namun permintaannya supaya mulai mempersiapkan diri untuk bekerja di kantor IY Corp, Shin Hye tidak menolak. Untuk membantunya, Jae Joong memanggil salah satu staf wanita guna melakukan persiapan tersebut. Seperti memilih pakaian dan kebutuhan lainnya untuk bekerja di kantoran. Termasuk bagaimana memilih kosmetik yang tepat. Shin Hye seperti melakukan kursus kilat kepribadian. Dan dalam beberapa hari saja dia bertransformasi dari seorang waitress klub malam menjadi seorang karyawati kantoran.

Hari berikutnya Shin Hye mulai bekerja. Di hari pertama, dia datang bersama Jae Joong, dan langsung diantarkan Jae Joong ke ruangannya. Yaitu departemen keuangan. Karena Shin Hye ditempatkan sebagai salah satu staf akunting. Kehadirannya langsung diterima baik oleh seluruh staf, terlebih karena diantar sendiri oleh CEO perusahaan itu.
Bagusnya dedikasi dan semangat kerjanya baik, maka kehadirannya yang langsung dibawa oleh direktur perusahaan itu tidak membuat pegawai lain mencibirnya. Sebagai karyawan yang masuk perusahaan karena koneksi tapi tidak memiliki kapabilitas.

Pertaruhannya memang berat, tanpa ijazah sekolah tinggi masuk ke perusahaan itu, pula dengan jalan tidak normal. Yaitu tanpa seleksi sebagaimana seharusnya. Tapi dimana-mana, di suatu perusahaan, yang berlaku adalah aturan CEO-nya, jadi sah saja apa pun yang ditentukannya selama tidak bertentangan dengan peraturan secara umum. Jangankan hanya posisi staf, posisi manajer menengah pun, mengganti atau mengangkatnya adalah wewenang CEO sepenuhnya. Baru pada level executive, para pemegang saham turut bermain melalui sebuah mekanisme yang sudah ditentukan.

Jadi bila ada yang nyinyir atau protes dengan keberadaan Shin Hye di IY atas referensinya, silakan langsung berhadapan dengannya. Namun rupanya tidak ada. Sebab Shin Hye pun dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Dia memahami tugasnya sebagai seorang staf.
Daftar kontak didalam smartphone-nya pun mulai bertambah, yaitu teman-teman barunya di departemen keuangan dan seluruh kantor itu. Shin Hye dengan cepat belajar banyak hal di tempat kerja barunya tersebut. Dia merasa hidupnya 1000 kali lebih baik dan lebih sehat ketimbang saat menjadi waitress di klub malam. Sehat secara fisik maupun mental.

Sementara Shin Hye bahagia menemukan kehidupannya yang baru yang jauh berubah dari sebelumnya~menjadi sangat normal, seseorang merasa kehilangannya. Siapa lagi kalau bukan Jung Yong Hwa. Dia benar-benar kehilangan jejak Shin Hye. Dia sama sekali tidak dapat menerka Shin Hye berada dimana setelah keluar dari klub.

Yong Hwa bahkan shock kala mengetahui Shin Hye dikeluarkan dari klub karena perintah Seo Hyun kepada madam klub yang siapa nyana adalah ibu kandungnya. Malam itu ia sengaja datang ke klub untuk melihat Shin Hye, namun mengagetkan yang ia temui justru Seo Hyun.
"Oppa... wasseo? Apa kau sebelumnya telepon aku dan tidak kujawab?" Seo Hyun dengan tergesa dan gede rasa merogoh saku apronnya. Apron. Diapun memakai apron yang biasa dipakai Shin Hye. Apa-apaan sebenarnya dia? Atau jangan-jangan...?
"Aniyo. Kau tidak menghubungiku. Jadi sengaja kau datang kesini sendirian, dan... heol... jangan bilang kau datang kesini untuk menemui 'jalang' itu. Dia sudah dipecat dari sini. Sekarang yang berkuasa di tempat ini adalah juga aku." pelotot Seo Hyun.
"Mworagu...? Kau bicara apa, Seo Hyun-ah? Shin Hye sudah dipecat dari sini?" kernyit Yong Hwa tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya yang teramat sangat.
"Jadi sungguh-sungguh kau datang kesini untuk menemuinya, Oppa? Kau ini pacarku, bagaimana mungkin di belakangku kau masih akan menemuinya..." Seo Hyun menjerit kesal membuat orang-orang menolehnya.
"Sejak kapan Shin Hye dipecat dari sini? Dan apa yang kau lakukan kepada madam pemilik klub ini? Apa kau menyuapnya supaya Shin Hye dipecat?" Yong Hwa semakin kesal lagi.
"Madam pemilik klub ini ternyata ibu kandungku yang lama terpisah dariku, aku tidak harus menyuapnya. Kau tahu?"
"Mworagu...?" mata Yong Hwa kian menyipit, ia benar-benar kaget sekarang.

Fakta apa ini? Seo Hyun adalah... putri pemilik klub malam...? Astaga. Yong Hwa tidak dapat mencerna semua informasi itu dengan menganggapnya biasa. Baginya ini sebuah kebetulan yang luar biasa mengagetkan.
"Kau sungguh mengecewakanku, Oppa. Kau mengingkari janjimu. Kau sudah berjanji tidak akan menghiraukannya, namun kau diam-diam akan menemuinya. Aku bisa saja menyeretnya kedalam penjara seperti yang akan kulakukan. Arrayo?" pekik Seo Hyun hilang kendali.
"Apa kau tahu dia berada dimana sekarang, Seo Hyun-ah?" tatap Yong Hwa tidak peduli dengan kejengkelan gadis itu.
"Mollayo. Tapi aku akan mencarinya untuk menyeretnya ke dalam penjara." teriak Seo Hyun marah.
"Tesseo. Biar aku yang mencarinya dan menyerahkannya padamu bila ketemu. Kau tidak harus marah-marah seperti itu. Dan sekarang sebaiknya kau pulang! Istirahat di rumah. Tidak baik udara malam untuk kesehatan." oceh Yong Hwa berusaha meredam kemarahan wanita temperamental itu supaya tidak berpikir untuk benar-benar mencari Shin Hye.

Berhasil. Dengan bodohnya Seo Hyun percaya.
"Jeongmal?" tanyanya melunak.
"Eoh. Kau tunggu saja kabar dariku. Aku akan mencarinya. Sekarang aku mau pulang sebelum semakin malam, kau pun harus lekas pulang, eoh?" bujuk Yong Hwa.
"Nde." Seo Hyun semakin luluh.
"Najung-e bwa, Seo Hyun-ah!" Yong Hwa segera berdiri dan meraih tasnya.
"Aku menunggumu weekend nanti, Oppa." pintanya sebelum Yong Hwa melangkah meninggalkannya.
"Eoh. Aku pulang."

Jadi Shin Hye berada dimana sekarang? Kejadian lagi hal seperti ini. Shin Hye menghilang seperti saat ia mengusirnya. Lalu sekarang orang baik siapa yang menolongnya? Teman-temannya di klub tidak ada yang tahu kemana dia pergi membuatnya frustasi.
Kesulitan lain, dirinya tidak bisa membicarakan menghilangnya Shin Hye dari klub kepada siapa pun. Kepada Eun Hye misalnya seperti ketika Shin Hye pergi dari rumahnya Eun Hye turut memikirkannya.
🎑

Yong Hwa memacu roda empatnya menuju sebuah kantor, sebenarnya dirinya malas pergi kesana. Sebab jika dilihat dari sudut hirarki, sepantasnya CEO perusahaan itu yang datang ke kantornya. Perusahaannya yang berkantor pusat di Amerika, jelas lebih besar dari perusahaan itu. Tapi CEO-nya luar biasa kepala batu. Dia bahkan tidak takut untuk diembargo atau diputus kerjasama oleh perusahaannya. Dengan enteng dia mengatakan, dia bisa membuat kerjasama dengan perusahaan asing lain yang bergerak dibidang yang sama. Mendengar gertakan itu atasan Yong Hwa~pimpinan tertinggi perusahaan itu, tidak bisa tinggal diam. Bagaimana pun ketidak-sepakatan diantara mereka, perusahaannyalah yang mengawali. Maka dalam rangka re-negosiasi, Yong Hwa sebagai wakil direktur datang mewakili atasannya.

Dan inilah yang ia rasakan, bete sejak meninggalkan kantor. Tapi tidak bisa menolak perintah atasannya. Sambil memutar setir bibirnya mengeja nama sang CEO. Kim Jae Joong. Saat berhadapan nanti, Yong Hwa tidak yakin bisa tersenyum kepadanya. Meski nanti dirinya harus membujuknya. Ah, ada-ada saja. Ia lalu menginjak pedal gas lebih dalam membuat roda empatnya melesat lebih cepat.
🎑

Yong Hwa berjalan memasuki gedung berlantai 4 itu sambil bibirnya komat-kamit menyebut nama CEO IY Corp bersemu gemas. Kim Jae Joong. Namun lalu ia tersentak, seketika ia menghentikan langkah. Kim Jae Joong? Pantas ia merasa familiar dengan nama itu, bukankah dirinya pernah beberapa kali bertemu dengannya di Asia Night Klub? Astaga! Yong Hwa mempercepat langkah. Jika dia adalah orang yang sama dengan yang pernah ditemuinya di klub, sebagai pria yang cukup dekat dengan Shin Hye, mungkin dirinya bisa bertanya dimana Shin Hye?

Namun jauh panggang dari api. Situasi saat pertemuannya dengan CEO kharismatik itu membuatnya sulit mengembangkan pembicaraan hingga ke hal pribadi seperti bertanya tentang keberadaan Shin Hye. Kim Jae Joong tipikal pebisnis yang efektif dan efisian kata. Sangat berhati-hati saat berbicara, untuk obrolan yang keluar konteks, dia langsung cut. Dia juga tidak suka bertele-tele membuat Yong Hwa mati kutu. Topik yang dibicarakan hanya masalah pekerjaan tidak lebih. Aigoo...  

TBC

When Love GreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang