Apa yang dikhawatirkannya benar-benar terjadi. Jae Joong memang menyukai Shin Hye. Lalu apa Shin Hye juga sama menyukainya? Lihat, mereka sudah seperti pasangan sungguhan. Pertemuan ini mungkin double date. Dan dirinya dengan chef seperti kambing congek. Seharusnya Eun Hye tidak mengajaknya tadi. Tapi ia tidak bisa menolak keramahan Jae Joong, padahal kemarin di kantornya Jae Joong bersikap menjaga image. Terlebih Jae Joong nampaknya tahu jika Yong Hwa adalah yang dititipi Pendeta Cho untuk menampung Shin Hye, dan Jae Joong sangat berterima kasih untuk itu.
"Mworagu? Dititipkan Pendeta Cho? Apa sebelumnya Nn Park tinggal di Gereja?" Yoo Chun sangat penasaran.
"Aniyo. Tapi saat itu aku tidak punya pekerjaan dan harus menghidupi seorang bayi, terpaksa seluruh uang deposit rumah diambil. Akibatnya aku tidak punya tempat tinggal. Dan kejadian itu kebetulan bersamaan dengan Pendeta Cho harus pergi ke Roma. Seperti itu ceritanya, Sajang-nim." jelas Shin Hye.
"Iya, Jae Joong pernah bilang kau mengasuh seorang bayi. Kemana bayi itu sekarang?" lagi tanya Yoo Chun sambil menyumpit potongan kecil tentakel Gurita.
"Kedua orang tuanya sudah mengambilnya kembali, Sajang-nim."
"Mh..." angguk Yoo Chun. "Apa Nn Park sering pergi ke Gereja walau bukan untuk ibadah?" tatap pria bermarga sama dengannya itu seperti penasaran untuk mengenalnya lebih dalam.
"Sekarang mulai jarang, Sajang-nim. Karena sibuk bekerja. Dulu cukup sering, karena Gereja Bapak Paul Sebastian Cho adalah tempat lahirku." senyum Shin Hye.
"Maksudnya?" Yoo Chun menatap wajah Shin Hye tajam.
"Menurut kepala Biarawati disana, aku lahir di dalam Gereja itu. Biarawatilah yang menolong kelahiranku bukan dokter." lanjutnya.Mendengar jawaban itu Yoo Chun mengernyitkan kening dan terdiam bisu. Gadis ini lahir di Gereja? Sama dengan mendiang adiknya? Apa memang sering Gereja menerima wanita bersalin? Lalu kapan gadis ini lahir? Apa juga sama dengan adiknya? Jika ternyata waktunya sama, memang hari itu ada berapa ibu hamil yang melahirkan di Gereja tersebut? Yoo Chun ingin bertanya dengan detail kepada Shin Hye tentang cerita seputar kelahirannya, tapi disekitar mereka ada banyak orang. Dia tidak mau mereka curiga dengan rasa penasarannya yang dalam.
Menanggapi cerita Shin Hye terdengar komentar-komentar seperti ini :
"Apa Biarawati bisa menolong persalinan?" itu pertanyaan Jae Joong.
"Mungkin bisa, makanya Nn Park bisa lahir dengan selamat." tukas Eun Hye.
"Tidak menolong seperti dokter barangkali, hanya mengkondisikan ibuku dengan membawa ke tempat aman. Para biarawati tetap memanggil ambulance walau aku katanya sudah keluar dari perut ibuku, Daebyo-nim." tambah Shin Hye menjelaskan.
"Oh." mereka manggut-manggut.Mereka melanjutkan makan, sambil mengobrol yang lain. Yoo Chun sambil benaknya tidak henti memikirkan cerita Shin Hye, juga turut berbicara sekali-kali. Hanya Yong Hwa yang lebih banyak diam, baru bicara bila mendapat pertanyaan.
Selesai makan mereka menikmati buah dan makanan kecil pencuci mulut dihalaman samping. Dengan pemandangan bukit yang indah, mereka melanjutkan mengobrol seperti keluarga. Sementara Shin Hye membantu chef mencuci piring. Yong Hwa melihat sebuah kesempatan melihat Shin Hye memisahkan diri dari yang lain, maka segera menghampirinya untuk bicara.
"Aigo... Baguslah kau bertemu dengan seorang CEO di klub jadi begitu Madam memecatmu, kau langsung bekerja dengannya." sindirnya tiada hujan tiada badai.
Shin Hye menolehkan muka ke belakangnya. Pria itu sedang bersandar pada tembok seraya menyilangkan kedua tangan di dada. Menatapnya.
"Kau sedang bicara denganku?" tanya Shin Hye.
"Apa aku seperti sedang berbicara pada tembok?" balas Yong Hwa sengit.
"O, jadi Tn Jung sedang berbicara padaku. Apa ada masalah aku sekarang bekerja di kantor IY Corp? Apa Anda ingin memecatku juga seperti yang berulang kali kekasihmu lakukan?" lanjut Shin Hye santai.
"Siapa yang kau bilang kekasihku? Aku tidak pernah pacaran dengan siapa pun, kalau pun iya, itu bohongan." tangkis Yong Hwa berang.
Shin Hye mencibir sambil mengedikan bahu.
"Kau yang kulihat memiliki kekasih sekarang. CEO Kim kekasihmu bukan?" tuduhnya.
"Aku tidak akan pernah berani kurang ajar terhadap orang sebaik Kim Daebyo-nim dengan berpacaran dengan beliau." Shin Hye terbawa emosi.
"Jeongmal? Kau tidak berpacaran dengan Kim Daebyo? Lalu mengapa kalian datang bersama? Kenapa Park Sajang mengundangmu juga dengan Kim Daebyo?" berondong Yong Hwa.
"Tanya saja padanya! Kau ini menyebalkan sekali. Pergi sana! Kau hanya menggangguku saja." bentak Shin Hye.
"Kalau kau tidak tahu mengapa Park Sajang mengundangmu, kenapa kau mau datang? Kau cukup katakan tidak mau..." Yong Hwa masih penasaran.
"Apa aku bisa menolak permintaan orang yang telah sangat baik padaku?" belalak Shin Hye. "Meski aku sebenarnya rikuh berada diantara orang-orang yang level-nya berada diatasku, tapi aku tidak bisa menolak permintaannya. Aku tidak ingin mengecewakan Kim Daebyo-nim yang mengajakku dan terutama Park Sajang-nim yang telah mengundangku. Arrachi?" gemas Shin Hye.Baru Yong Hwa tersenyum.
"Kau benar, kita tidak boleh menolak kebaikan orang. Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu. Kita bicara lagi lain waktu. Mungkin di kantormu." ucap Yong Hwa seraya berlalu.
"Apa maksudmu bicara di kantorku?" Shin Hye menolehnya. Tapi pria itu tidak menjawab dengan hanya mengangkat telapak tangannya ke udara mengatakan sampai jumpa tanpa menoleh.
Dia lalu menghampiri yang sedang mengobrol di halaman samping, wajahnya berubah ceria.
🎑Yoo Chun serius memikirkan ucapan Shin Hye bahwa dirinya terlahir di sebuah Gereja. Dia bahkan menghampiri ayahnya untuk mempertanyakan kronologi kelahiran adiknya itu.
"Apa Abeoji yakin adikku itu telah meninggal? Benar Abeoji melihat mayatnya?" tatapnya.
"Apa maksudmu Abeoji yakin? Kau meragukan Abeoji?" ayahnya agak tersinggung.
"Pada hari itu, pada saat Eommoni melahirkan di Gereja, apa ada ibu lain yang juga melahirkan disana?" lanjutnya makin membuat ayahnya tidak paham.
"Kau tanyakan itu ke Gereja, kenapa jadi bertanya padaku?" bentak ayahnya.
"Josungheo, Abeoji! Mungkin aku hanya terlalu curiga saja, tapi bisa jadi juga adikku itu sebenarnya masih hidup."
"Kau bermimpi. Jasad adikmu Abeoji sendiri yang mengantarkannya ke liang lahat."
"Bisa jadi dia bayi yang salah."
"Apa sebetulnya yang kau pikirkan?"
"Aku melihat gadis yang kala mata kami bersirobok, pada 2 bulatan hitamnya itu, aku seperti melihat bayanganku sendiri, Abeoji. Darahku sampai berdesir. Dan dia mengaku lahir di Gereja." jelas Yoo Chun.
"Dan kau berpikir gadis itu adikmu?"
"Aku akan menyuruh orang untuk menyelidikinya, Abeoji. Jangan kaget bila ternyata kecurigaanku benar."
"Kau hanya akan menghamburkan uang saja."
"Jika benar dia adik kandungku, selama ini dia hidup miskin, ini tidak adil untuknya. Apalah arti uang yang kukeluarkan untuk mencarinya. Dia harusnya hidup bahagia bersama kita, Abeoji."
"Terserah padamu." Tn Park tampak tidak setuju tapi anak lelakinya itu sulit ditentang bila sudah punya keinginan.Di dalam kamarnya, Yoo Chun membayangkan kembali pertemuannya tadi dengan Shin Hye. Saat mereka berbicara di meja makan, saat ia bersitatap dengan sepasang mata coklat Shin Hye, ia merasakan darahnya berdesir. Desirannya itu bahkan masih dapat ia rasakan. Membuat kuduknya meruap. Hati kecilnya merasa tatap mata itu seakan tidak asing. Dan senyuman yang setiap kali disunggingkan bibirnya membuat hatinya menghangat. Ia merasakan damai dan teduh menatap senyuman itu. Senyuman itu mengingatkannya kepada senyuman ibunya. Ia tidak yakin jika diantara mereka tidak ada ikatan. Itulah yang membuatnya akan menyelidiki Shin Hye. Dengan clue yang disampaikannya, Yoo Chun semakin yakin harus mencari tahu lagi kelahiran adiknya di Gereja.
Sementara itu di dalam kamar petak sewaan Shin Hye pun melakukan hal yang sama. Termenung duduk di lantai memikirkan pertemuannya dengan sahabat Jae Joong tersebut. Siapa pria itu? Kenapa dirinya merasakan ketenangan kala menatap wajahnya. Seperti bila menatap wajah teduh Bapak Paul. Tenang dan menentramkan. Atau saat menatap wajah mendiang ayahnya. Penuh kasih dan sarat ketulusan. Ia merasa dilindungi dan disayangi. Tatap mata yang tidak ia temukan pada tatap mata Seo Joon. Atau juga tatap mata Kim Jae Joong. Pria yang mengangkatnya dari kubang derita.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Greets
RomanceBeberapa part diprivate Jung Yong Hwa pria religius dengan kehidupan serba teratur, rapi dan terencana. Park Shin Hye gadis malang dengan kehidupan berantakan, kacau dan menyedihkan. Karena suatu alasan mereka tinggal serumah. Yong Hwa memandang nyi...