Kabar ditemukannya Shin Hye sampai juga di telinga Yong Hwa. Eun Hye-lah yang menyampaikannya tiada lain.
"Dari rekaman CCTV di tikungan jalan dekat rumahmu, terlihat Shin Hye dibawa sebuah sedan mewah yang rupanya sedan mewah itu milik madam klub majikannya." cerita Eun Hye.
"Jadi Shin Hye selama ini berada di rumah pemilik klub?" tatap Yong Hwa.
"Nde. Dan Seo Joon serta Min Young sudah mengambil anak mereka."
"Shin Hye memberikannya?"
Eun Hye mengangguk.
"Shin Hye tinggal di rumah kakaknya sekarang?"
"Aniyo. Yang mereka bawa hanya bayinya saja untuk diperlihatkan kepada presdir Park."
"Aigo..." Yong Hwa mengusap wajahnya. "Benar-benar pasangan yang tidak punya perasaan." desisnya. "Kalau begitu, Shin Hye tetap tinggal di rumah madam itu?"
"Mungkin."
"Klub malam apa namanya, Noona? Kenapa aku kemarin tidak menemukannya saat mencari dia ke semua klub yang terdekat dari rumahku?"
"Klub malam Asia Night."Syukurlah kalau Shin Hye sudah ditemukan dan tak kurang suatu apa. Yong Hwa merasa lega. Lalu sekarang dimana dia? Apa tetap bersama madam pemilik klub malam? Atau segera keluar dari sana sebab sudah tidak ada alasan untuk tetap tinggal disana? Lalu kerja apa dia sekarang? Tetap sebagai waitress di klub? Bukankah dia tidak perlu lagi mencari uang banyak sebab sudah tidak ada bayi yang harus ia hidupi? Yong Hwa terus saja memikirkannya. Apa yang terjadi dengannya? Kenapa tidak mau berhenti memikirkan Shin Hye?
Kemarin karena dirinya merasa bersalah telah mengusir Shin Hye dari rumahnya, dalam keadaannya yang sangat memprihatinkan. Ia memang jahat. Tapi sekarang Shin Hye sudah ditemukan kakaknya. Dia sudah tidak akan kesulitan lagi, lalu apa yang membuatnya terus memikirkannya? Berhari-hari Yong Hwa memikirkan tingkahnya itu, ia menyeringai sumbang.
"Jingjaryo, Jung Yong Hwa!" ia menepuk pipinya sendiri. Yang ada Shin Hye akan membencinya sekarang.
Tapi semakin ia berusaha tidak mengingatnya, benaknya semakin sulit melupakan. Setidaknya Shin Hye harus tahu jika dirinya menyesal, dan ia harus menyampaikan permohonan maaf.Dengan alasan demikian, malam itu Yong Hwa mendatangi lagi klub yang disebutkan Eun Hye. Ini kali kedua dirinya datang ke tempat itu. Dulu waktu pertama kalinya, saat ia mempertanyakan waitress yang bernama Park Shin Hye, mereka mengatakan tidak ada waitress disana dengan nama itu. Pun hingga berjam-jam ia menunggu, sosok waitress seperti Shin Hye memang tidak ada. Benar dugaannya, klub malam itu telah berbohong padanya. Dan rupanya Shin Hye sengaja disembunyikan oleh mereka. Sekarang jelas sudah, karena Shin Hye ditampung oleh madam pemilik klub. Jadi mudah membungkam mulut semua karyawan.
Yong Hwa duduk di bar. Matanya memendar mencari-cari. Seorang waiter bertanya padanya akan memesan apa, seperti dulu ia hanya memesan secangkir kopi. Ia sendiri tidak bertanya tentang Shin Hye lagi, ia hanya akan mengamatinya. Satu jam berlalu, kopi di dalam cangkirnya hampir tandas. Ia belum melihat sosok seperti yang dicarinya. Ia juga sudah memutari semua tempat, siapa tahu Shin Hye sedang beredar. Tapi tidak ditemukan.
Matanya kemudian konsentrasi pada Iphone berlayar lebar di tangannya, kala telinganya menangkap sebuah suara yang rasanya tidak asing.
"Wasseo, Noona?"
"Eoh, mianh aku telat, Ki Joon-ah. Kau boleh pergi sekarang."
"Urusannya sudah selesai, Noona?"
"Iya, sudah."
"Kim Debyo, sedang berada di bawah. Beliau mencari Noona tadi."
"Geuraeyo...? Nde, sekarang menjadi urusanku."
"Kalau begitu aku pergi, Noona."
"Eoh, gomowoyo, Ki Joon-ah!"Yong Hwa mengangkat kepala, melihat orang yang berbicara. Dan jantungnya seperti hendak lepas lalu berdenyut cepat. Park Shin Hye. Gadis berpakaian waitress yang baru datang itu, sosok yang tengah ia cari-cari. Tapi kali ini pakaiannya itu tidak seseksi sebelumnya. Hanya mengenakan seragam putih hitam, meski roknya tetap jauh diatas lutut. Di perutnya tersampir apron yang barangkali hanya untuk aksesoris saja. Dan hal lain yang berubah riasan wajah. Bibirnya masih tetap menyala, tapi mata dan pipi tidak lagi cemong.
Shin Hye langsung sibuk melayani tamu, sama sekali tidak peduli padanya. Atau karena tidak melihat. Terlebih karena juniornya sudah pergi meninggalkannya, dia jadi sangat sibuk memenuhi pesanan pengunjung. Membuat campuran minuman beralkohol dengan skill mix-nya yang baik bergaya seorang bartender. Dirty Martini, Vodka and Cranberry atau Rum and Cola, bahkan Wisky and Ginger Ale.
Melihat tangannya yang sangat profesional membuat campuran minuman itu, seketika mengubah image waitress yang selama ini ada di benak Yong Hwa. Adalah seorang yang hanya memberikan minuman beralkohol yang dipesan pengunjung, seperti bila beli minuman di kedai. That's it! Ia tidak mengira ada skill dan art disana. Bagaimana cantiknya Shin Hye kala melakukan gerakan shake dengan sangat demonstratif. Kemampuannya itu menjadi hiburan tersendiri bagi mereka yang duduk di bar seraya memesan minuman special hasil match and mix seorang waitress. Dan senyum di wajahnya senantiasa terkembang manis.Siapa bilang seorang waitress adalah yang menemani pria hidung belang minum? Waitress bahkan tidak punya waktu untuk sekedar duduk. Dan Shin Hye baru selesai menyajikan satu snifter Tequilla, kala pengunjung lain datang. 2 pria tampan yang langsung membuat Shin Hye menganggukan kepala disertai senyuman manis.
"Kim Daebyo-nim, selamat malam!" sapanya.
"Aigo... My Angel, kukira malam ini kau tidak datang. Dari tadi aku hanya melihat Ki Joon sibuk sendiri."
"Nde, aku datang terlambat, Daebyo-nim. Ada hal yang harus diurus terlebih dahulu." senyum Shin Hye.
"Geurae? Sekarang sudah selesai urusannya? Apa besok tidak akan datang telat lagi?"
"Aniyo. Besok datang tepat waktu." janji Shin Hye.
"Aku membawa sahabatku, Shin Hye-ya. Perkenalkan, Park Sajang. Direktur Jeao. Park Yoo Chun Sajang." pria tampan itu menunjuk temannya yang langsung membuat Yong Hwa menyembunyikan wajah.Park Yoo Chun Sajang. Dia adalah kekasih Eun Hye. Jangan sampai pria itu melihatnya, walau mungkin dia tidak mengenalinya.
"Selamat malam, Sajang-nim! Selamat datang di klub kami." sambut Shin Hye ramah.
"Jae Joong selalu mengatakan Dirty Martini di klub ini paling sempurna. Bisa aku pesan itu?" pinta pria bermarga sama dengan Shin Hye itu.
"Nde, aguesmidha. Apa Kim Daebyo-nim juga memesan yang sama?"
"Aniyo, kali ini aku ingin Margarita."
"Nde, mohon ditunggu sebentar!" Shin Hye balik badan mencari bahan untuk membuat minuman pesanan tamu specialnya.Kim Jae Joong. Yong Hwa tentu mengenalnya sebagai relasi bisnisnya. Dia seorang CEO. Dan tampaknya dia bukan orang baru bagi Shin Hye. Apa panggilannya tadi? My Angel? So sweet dan terdengar intim. Apa hubungan mereka pun lebih dari sekedar seorang pelanggan dengan waitress? Tapi Jae Joong tampak menghormati Shin Hye. Begitu pula Shin Hye tetap bersikap takjim.
Sementara menunggu Shin Hye membuat pesanannya, keduanya mengobrol serius. Dan kala Shin Hye menyajikan pesanan serta mempersilakannya, terdengar lagi Jae Joong bertanya. Sangat penuh perhatian.
"Apa kabar anakmu?" tatapnya sambil tangan meraih gelas.
Yong Hwa mendongak, menatap wajah sang CEO dan Shin Hye bergantian. Apa CEO ini juga tahu kisah anak itu?
"Baik, Daebyo-nim." Shin Hye menjawabnya dengan raut sendu. Tidak berbohong, sebab mungkin Hyun Joon memang baik-baik saja. Hanya tidak bersamanya lagi.
"Sudah bisa apa dia sekarang?" lanjutnya.
"Sudah belajar jalan. Itu membuat kita capek mengikutinya, Daebyo-nim." senyum Shin Hye bangga sekaligus sedih.
"Pasti. Semoga dia sehat terus, Shin Hye-ssi."
"Amin, terima kasih doanya, Daebyo-nim."Apa dia tidak tahu jika bayi itu sudah diambil orang tua kandungnya? Apa dia tahu jika bayi itu sebenarnya bukan anak kandung Shin Hye, melainkan anak kandung adik tiri sahabatnya itu. Park Yoo Chun. Apa dia tahu akan semua itu? Jika tidak, percuma mereka sedekat itu. Percuma Jae Joong tampak akrab dan sok perhatian terhadap Hyun Joon bila tidak tahu Hyun Joon sebenarnya bukan anak kandung Shin Hye. Mending jadi dirinya yang tahu kebenaran tentang Hyun Joon. Yong Hwa melonggarkan kerah bajunya jumawa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love Greets
RomansaBeberapa part diprivate Jung Yong Hwa pria religius dengan kehidupan serba teratur, rapi dan terencana. Park Shin Hye gadis malang dengan kehidupan berantakan, kacau dan menyedihkan. Karena suatu alasan mereka tinggal serumah. Yong Hwa memandang nyi...