Part 26

808 170 14
                                    

Selanjutnya 2 sahabat itu mengobrol dengan serius berdua, sambil menikmati minuman pesanan masing-masing. Pada saat itu Shin Hye agak rileks sejenak. Dia merapikan peralatan, dan kala berbalik mengamati tamunya yang berada di bar, matanya menatap lekat seorang tamu yang sedang curi-curi pandang padanya. Dan tampak terkejut kala Shin Hye tatap. Wajah itu, wajah yang ia kenal dengan baik. Dia, pria religius itu berkenan datang ke klub, apa yang terjadi? Tapi masa bodoh. Tidak ada lagi urusan sejak dia menyuruh pergi dari rumahnya.

Shin Hye kemudian memalingkan wajah dari Yong Hwa, seperti dengan orang tidak kenal. Terlebih Jae Joong pamit setelah menandaskan minumannya.
"Shin Hye-ya, aku sangat menikmati minumannya. Thank you!" ucapnya sambil menyambar jasnya dari sandaran kursi.
"Terima kasih juga atas kunjungannya, Daebyo-nim!" bungkuk Shin Hye.
"Dirty Martini ramuanmu benar sangat enak, aku pasti kembali." ucap Yoo Chun pula seraya menyelipkan selembar uang di bawah gelas.
"Kamsahamnidha, Sajang-nim! Datanglah lagi jika Tuan ada waktu." kembali Shin Hye membungkuk hormat.
"Sampai jumpa, Angel!" pamit Jae Joong. Shin Hye hanya tersenyum lebar dalam posisi masih membungkuk setengah badan dengan kedua tangan di atas perut.
"Annyong." Yoo Chun lagi-lagi membeo.
"Annyong-haseyo. Selamat jalan, Tuan!" Shin Hye terus membungkuk sampai keduanya berlalu.

Setelah kedua tamu penting itu pergi, dia kembali sibuk merapikan peralatan. Beberapa lembar uang tip yang diselipkan tamu di bawah gelas dia masukan ke saku apron. Jadi itu dia fungsinya apron. Yong Hwa semakin jelas melihat pekerjaan Shin Hye sebagai waitress. Pantas dia marah saat Yong Hwa tanya mengenai pekerjaannya di klub. Karena memang berbeda tugas antara waitress dengan penjaja tubuh. Sedangkan wanita dengan pakaian seksi yang kadang suka turun melantai bersama tamu, jelas itu bukan waitress.

Shin Hye tampaknya tidak berminat menyapa Yong Hwa. Meski ia tahu pria itu adalah Yong Hwa. Ia malah sibuk mengurus gelas-gelas kotor yang harus dicuci. Dan ia sedang mencuci di belakang kala Yong Hwa memutuskan untuk pergi saja. Jadi hanya begitu reaksinya setelah dirinya begitu mencemaskannya? Mustahil Shin Hye tidak mengenalinya, buktinya saat beradu tatap tadi, tatapannya begitu dalam. Seperti ingin menyapa, tapi sisi hatinya yang lain seperti melarang, akhirnya dia berlagak abai.

Padahal kala dilihatnya Yong Hwa yang akhirnya angkat kaki dari bar, Shin Hye yang diam-diam mengintip dari belakang langsung meninggalkan cucian di wastafel. Ia melangkah ke tempat Yong Hwa tadi duduk, hanya berdiri seraya mata menatap punggung Yong Hwa yang bergerak menjauh.
Apa dia datang untuknya? Hanya memesan secangkir kopi. Dia bisa mendapatkan itu di kafe, tidak harus sampai datang ke tempat yang tidak pantas buatnya. Sebab dirinya seorang yang sangat taat beragama. Shin Hye menghela napas dalam. Apa Yong Hwa akan kecewa oleh sikapnya itu? Ia sendiri tidak tahu kenapa harus bersikap demikian.
🎑

Yong Hwa melempar coat ke atas kasur, lalu menyusul jas dan dasi ia lemparkan dengan sekuat tenaganya. Jadi itu dia sikap Park Shin Hye terhadapnya sekarang. Sangat masa bodoh. Apa artinya dia marah atau sakit hati setelah dirinya usir dari rumahnya? Ah, Yong Hwa kesal tak terkira. Dan bayangan Jae Joong tadi sangat mengusiknya. Keakraban pria itu terhadap Shin Hye terasa mengganggunya. Semakin saja membuat kesal.

Kim Jae Joong yang seorang CEO itu tanpa ragu menyapa Shin Hye dengan menyebutnya My Angel, bahkan dihadapan sahabatnya. Apa itu artinya? Lalu Jae Joong juga mengetahui tentang Hyun Joon walau nampaknya tidak mengetahui kebenarannya sebagaimana dirinya awal ketemu Shin Hye dulu. Mengapa begitu?

Tapi jika diantara mereka ada hubungan spesial, saat Shin Hye sangat kesulitan kemarin mengapa Shin Hye tidak meminta tolong padanya saja? Dia adalah seorang CEO. Yong Hwa terus memutar otak memikirkan hal itu. Astaga! Untuk pertama di dalam hidupnya dirinya begitu kalut karena seorang wanita. Yong Hwa tidak tahu bagaimana akhirnya dirinya tertidur?
🎑

Malam itu Yong Hwa berencana untuk kembali ke klub. Ia kesal dengan sikap Shin Hye kemarin. Oke, marah. Tapi tidak perlu bersikap tidak kenal seperti itu. Bukankah dirinya telah menolongnya? Dan coba lihat, apa malam ini Kim Jae Joong akan datang lagi untuk memesan minuman yang namanya keren-keren itu...?

Yong Hwa datang disaat belum banyak pengunjung yang datang, sebab relatif masih pagi. Baru pukul 8 malam. Begitu duduk Shin Hye langsung menyambutnya.
"Selamat malam, Tuan! Apakah...?" kalimatnya terhenti begitu dilihatnya pria itu Yong Hwa.
"Wheo? Kenapa tidak kau lanjutkan?" tatap Yong Hwa tajam.
"Ehm..." Shin Hye berdeham. "Kau pasti hanya akan pesan kopi. Sebentar, akan aku buatkan."
"Aniyo. Aku memesan minuman seperti yang dipesan tamu spesialmu kemarin. Aku lupa namanya." ucap Yong Hwa.
"Tamu spesialku? Siapa memang tamu spesialku?" Shin Hye mengernyit.
"Kim Daebyo..." pelotot Yong Hwa.

Shin Hye menyeringai. "Kim Jae Joong Daebyo, maksudmu?"
"Nama minumannya seperti nama perempuan Amerika Latin. Margareta, Isabella..." cibirnya.
"Margarita. Koktail Margarita. Terdiri dari campuran Tequila dengan Triple Sec dan jeruk limau. Itu memang minuman khas Meksiko. Apa yakin mau itu?" tanya Shin Hye.
"Atau yang dipesan temannya, mirip nama perempuan Asia Tenggara."
"Martini? Itu juga sama minuman koktail. Hanya dibuatnya dari gin dengan vermounth dan ditambah buah zaitun."
"Kau pasti banyak tahu tentang minuman?" ejeknya.
"Karena aku seorang waitress. Jadi mau coba koktail yang mana?"
"Apa memabukan?"
"Keuroum. Sebab semua mengandung alkohol."
"Aku minta yang diminum Kim Daebyo."
"Nde, ditunggu sebentar."

Shin Hye kemudian mencampur beberapa bahan minuman dimasukan ke dalam semacam tabung yang ada tutupnya (cocktail shaker), ditambahkan juice jeruk dan es lalu mengocoknya dengan cepat. Setelah selesai menuangkannya ke dalam gelas yang sebelumnya bibir gelas itu diguling-guling pada garam. Sentuhan terakhirnya irisan jeruk limau diselipkan pada bibir gelas.
"Silakan!" Shin Hye lalu menyorongkan gelas berkaki itu kepada Yong Hwa.
Yong Hwa tidak bicara, hanya menatap isi gelas itu. Apa rasanya minuman ini dengan garam yang menempel pada bibir gelas? Tidak bisa membayangkannya.

Saat Shin Hye melayani tamu lain, baru ia mencoba meneguknya. Tidak enak. Rasanya tidak bisa diterima. Kecut, sedikit pahit... tapi anehnya asin dari garam yang ditaburkan di bibir gelas membuat rasa minuman itu lumayan. Yong Hwa menyesapnya sedikit demi sedikit. Rasa yang sama sekali asing.
"Bagaimana, apa suka?" tanya Shin Hye menghampirinya lagi setelah selesai melayani yang lain.
"Ani, lidahku tidak bisa menerimanya." ringis Yong Hwa sambil melet.
"Harus dihabiskan, minuman ini mahal." ejek Shin Hye.
"Aku bisa memesan satu galon hanya untuk kubuat cuci muka, kau tahu?" raung Yong Hwa kesal. Shin Hye tersenyum lebar.
"Kenapa harus marah, aku hanya memberitahu." tukasnya santai.

"Kau tinggal dimana sekarang?" tanya Yong Hwa sambil mempermainkan margarita.
"Yang jelas aku tidak terlantar."
"Aku tahu Hyun Joon sudah diambil orang tua kandungnya."
"Darimana Tn Jung tahu?" Shin Hye terkejut.
"Dari kakakku. Kakakku kekasih kakak tiri~ibu biologisnya Hyun Joon."
"Apa sejak awal Tn Jung tahu Hyun Joon bukan anakku? Dan karena itu Tn Jung mau menampungku?"
"Aniyo. Aku justru terkejut kala tahu. Aku tidak tahu apa pun pada awalnya. Aku mau menerimamu karena Bapak Paul yang menitipkanmu." tukas Yong Hwa. "Syukurlah kalau kau dalam keadaan baik sekarang." lanjutnya.
"Aku mohon diri dulu, ada tamu. Silakan dinikmati minumannya walau pun tidak enak." Shin Hye bergegas meninggalkannya lagi.
Yong Hwa hanya menatapnya. Bibirnya mengulum senyum kecil menyaksikan Shin Hye sibuk membuat minuman.

Tapi lalu ia kesal tak kepalang kala tamu spesial Shin Hye datang lagi. Sama persis dengan kemarin jam datangnya. Namun hanya sendiri. Membawa tas jinjing dan coat, keren sekali. Shin Hye pun langsung menyambutnya dengan sangat ramah seperti juga kemarin. Seakan kehadirannya itu mampu mengalihkan dunianya. Melupakan Yong Hwa. Kim Daebyo!
🎑

TBC

Part 27, lagi tak kunci ya...

When Love GreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang