Part 58

832 156 15
                                    

Saat mengantarkan Hyun Joon yang tertidur di kamarnya ke kamar Min Young, Shin Hye menyampaikan maksud hatinya.
"Besok bila Eonni akan pergi mencari gaun, aku ikut." pintanya malu-malu.
"Jadi kau memutuskan untuk pergi?" senyum Min Young.
"Yang Oppa katakan itu betul, aku belum berterima kasih kepada orang-orang yang sudah sangat peduli saat aku mengalami kecelakaan kemarin, dan mungkin mereka nanti akan hadir di pesta." Shin Hye memberi alasan.
"Nde, baguslah kalau kau akan datang. Kau tahu, selama ini tidak pernah ada yang berani menolak perintah Abeoji. Bahkan Yoo Chun Oppa saja yang sama keras seperti Abeoji akan mematuhi apa pun kata Abeoji. Aku senang kalau kau akhirnya mematuhinya pula."
"Nde." senyum Shin Hye.

Dan besoknya saat istirahat kantor, Min Young pulang untuk menjemput Shin Hye lalu membawa ke butik langganannya. Min Young memilihkan gaun dan aksesorisnya.
"Besok kita berangkat lebih dulu sebab kita harus ke salon." celotehnya saat membayar di kasir.
"Ke salon? Apa kita tidak berdandan sendiri saja?"
"Mm..." Min Young menggeleng. "Sebaiknya kita pergi ke salon supaya kau cantik. Di pesta nanti kau tidak boleh dandan alakadarnya. Sebab ini pesta perusahaan. Keluarga Abeoji pemeran utamanya. Semua mata akan tertuju pada kita, padamu terutama yang akan Abeoji perkenalkan nanti."
"Apa seserius itu, Eonni?" Shin Hye meringis.
"Tapi tidak harus takut, kau hanya duduk. Tidak harus ngobrol juga. Duduk saja sambil menikmati makanan."
"Geuraeyo?"
"Nde, geuraeyo."
Shin Hye duduk disamping Min Young yang nyetir dengan terus memikirkan pesta itu.
"Jangan terus dipikirkan hanya pesta kok bukan hal menakutkan." lirik Min Young. Shin Hye tidak bersuara.
🎑

Pesta itu diselenggarakan dengan sangat megah, Shin Hye tidak yakin jika pesta sebesar itu hanya untuk karyawan saja seperti yang ayahnya katakan. Dan memang benar, tamu-tamu mulai berdatangan. Benar juga yang dikatakan Min Young, tamu-tamu itu tidak ada yang tampil alakadarnya. Pantas Min Young mengajaknya ke salon tadi. Shin Hye dengan penampilannya itu dijamin akan sulit dikenali. Dia seperti yang disihir ibu peri dengan tongkatnya. Padahal gaun yang dikenakannya hanya sederhana saja. Ketika kemewahan menyentuhnya dia menjadi secantik dewi.

Di kursi yang disediakan khusus untuk keluarga pemilik perusahaan itu, dia terduduk anggun. Tidak ada yang menemani sebab anggota keluarga yang lain sibuk menerima tamu mereka masing-masing.
Yong Hwa tiba disana bersama Eun Hye, matanya langsung memendar mencari-cari sosoknya. Tidak ada yang tahu kondisinya sejak Yoo Chun membawa pulang ke rumahnya. Sebab tidak mudah untuk memasuki rumah besar pemilik Jeao Group itu. Dengan penjagaan berlapis, harus ada alasan tepat untuk dapat memasukinya. Dan Yong Hwa terkesiap saat menemukannya terduduk sendiri di kursi paling depan. Tidak sendiri, sebab terlihat seseorang menghampirinya.

Orang itu Jae Joong. Ah! Yong Hwa langsung membelokan langkah tidak ingin melihatnya lagi. Jae Joong pun sama tidak bertemu Shin Hye sejak Shin Hye pulang dari RS. Dan kondisi Shin Hye sekarang, jauh... jauh lebih baik dari sebelum kecelakaan.
"Yoo Chun bilang, kau hampir tidak akan datang?" tatap Jae Joong.
"Nde."
"Apa karena belum merasa sehat betul?"
"Aniyo. Saat kontrol terakhir dokter mengatakan aku sudah pulih total, Oppa. Dan aku pun merasa sudah sangat baik. Tapi untuk kembali bekerja aku belum memikirkannya. Hyun Joon tidak mau aku tinggalkan."
"Syukurlah. Itu yang paling penting."
"Mohon maaf, aku belum menyampaikan apa pun pada Oppa atas kemangkiranku dari kantor."
"Gwaenchana. Itu juga bukan hal yang penting, tidak usah dipikirkan. Nikmati saja dulu semuanya."
"Nde, kamsahamnidha!"

Yong Hwa melihat semua itu dari kejauhan. Hingga akhirnya acara dimulai. Presdir Park menyampaikan pidato singkatnya, lalu juga memperkenalkan Shin Hye sebagai putrinya yang telah 28 tahun berpisah darinya. Seo Joon hanya menatapnya dengan tatap penuh sesal namun sekaligus lega dan gembira. Melihat Shin Hye kembali sehat dan tampilannya yang sangat sejahtera. Sesuatu yang tidak pernah terjangkau selama bersamanya.
Saat diperkenalkan ayahnya, Shin Hye hanya berdiri dari kursinya. Tidak bersedia maju ke podium. Kehadiran banyak tamu yang terdiri dari pimpinan perusahaan dan para manajer, tetap saja membuatnya nervous dan tidak percaya diri. Mentalnya masih mental seorang karyawan rendahan, belum sebagai putri pemilik perusahaan besar. Belum bisa menyesuaikan diri. Harus lebih sering lagi hadir di acara-acara seperti ini.

Tentu saja fakta siapa Shin Hye membuatnya jadi perhatian semua orang. Dan hal itu membuatnya semakin menunduk.
"Tetap tegakan kepala, jangan menunduk seperti itu!" bisik Min Young. "Kau harus membiasakan diri dengan perhatian orang-orang, Shin Hye-ya."
"Tapi aku malu, Eonni."
"Kau cantik apa yang membuatmu malu? Angkat dagumu!" Min Young gemas. Yoo Chun menudingnya mendengar bisikan Min Young yang terdengar di kupingnya.
Shin Hye mengangkat dagunya. Ia mencoba bertahan dari setiap mata yang menatapnya.
"Tetap seperti itu jangan menunduk lagi!" perintahnya.

Saat acara inti selesai, dilanjutkan dengan semua tamu berbaur untuk menikmati hidangan. Terpaksa Shin Hye menerima beberapa yang menghampirinya. Mereka juga mempertanyakan keberadaannya selama ini, Tn Park segera meng-cut. Melihat Shin Hye tidak nyaman dengan kondisi itu.
"Carilah udara segar diluar!" perintah Tn Park melihat wajah Shin Hye pucat karena grogi.
"Nde."
Shin Hye menuruni tangga menuju taman. Ia akan merasa baik bila sendirian di tempat yang tidak banyak orang. Ia juga merasa nyaman bersama tim yang sibuk dibawah men-support orang-orang besar yang sedang berpesta di lantai atas.

Shin Hye melangkah ke taman. Ia mengambil soft drink dari nampan yang dibawa seseorang berseragam waiter ke lantai atas, lalu duduk di kursi taman sambil menatap langit yang bertabur bintang. Terkadang ia tidak paham dengan perjalanan hidupnya, semuanya ia rasakan bagai mimpi. Sambil meneguk minuman itu, benaknya kembali ke peristiwa sebelum kecelakaan lalu lintas merenggutnya. Saat itu dirinya dengan Yong Hwa akan pulang bersama, ia mengenakan coat berwarna merah dan meletakan smartphone pemberian Yong Hwa di dalam saku coat itu. Itu makanya sekarang dirinya kehilangan kedua benda itu. Benda-benda itu dan orang yang memberikannya.

Ia tahu Yong Hwa datang ke pesta itu, sebab tadi sempat melihatnya bersama Eun Hye. Tapi tidak menghampirinya. Dan ia sedang kembali meneguk isi kaleng minuman kala matanya menangkap bayangan yang berjalan ke arahnya. Tidak menghabiskannya hingga tandas, kaleng itu segera ia turunkan lagi dari mulut. Matanya menatap sosok yang berjalan ke arahnya seraya telapak tangannya menyeka bibir. Sosok itu sosok yang ia rindui.
"Aku melihatmu meninggalkan pesta, lalu aku segera mengikutimu kesini." ucapnya setelah tepat berada di hadapan Shin Hye.
"Annyong-haseyo! Senang bisa melihatmu lagi." lanjutnya seraya menganggukan kepala, memberi salam dengan formal.
Shin Hye membalasnya, menganggukan kepala sambil pula membalas ucapannya. "Annyong."
"Kenapa malah melarikan diri ke tempat sepi?" dia bertanya lagi.
"Nde, karena di tempat sepi ini terasa lebih nyaman bagiku."
"Geuraeyo?"
"Setelah terkurung selama 2 minggu di RS, aku lebih menyukai suasana yang hening."

Dia terlihat menghela napas dalam. "Boleh aku duduk?" tanyanya menunjuk bangku di sebelah Shin Hye.
"Silakan!"
"Apa sekarang sudah sehat betul?" dia melanjutkan bertanya, mulai non formal.
"Syukurnya sudah. Berkat doa semua orang baik yang mendoakanku." jawab Shin Hye.
"Mianh, jeongmallo mianhe! Aku tahu tidak seharusnya aku menampakan diri padamu dengan tanpa merasa bersalah seperti ini. Tapi aku tidak ingin kehilangan kesempatan lagi. Kemarin aku sudah menyia-nyiakannya dan aku sangat menyesal."
"Kenapa merasa bersalah?" Shin Hye mengernyit tidak paham.
"Sebab... Sebab aku punya banyak kesalahan padamu. Sejak awal bertemu sampai kecelakaan itu terjadi..."
Shin Hye tersenyum kecil.
"Untungnya aku tidak pernah menyadarinya. Aku hanya ingat, kau, Tn Jung, satu-satunya yang mau menampungku saat semua orang menolakku meski atas permintaan pendeta Cho. Aku sangat berterima kasih untuk itu."
"Aniya, aku selalu malu bila diingatkan akan hal itu."

Mereka terus berbicara berdua. Pria itu~Jung Yong Hwa~menunggu kesempatan Shin Hye memisahkan diri dari keluarganya. Dari kejauhan diam-diam ia terus memperhatikan, dan ketika terlihat Shin Hye berjalan meninggalkan pesta, ia segera mengikutinya.

TBC

Dalam benak Author kurang lebih spt ini party clothes yg mereka kenakan, yeurobun😝🙊

Dalam benak Author kurang lebih spt ini party clothes yg mereka kenakan, yeurobun😝🙊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When Love GreetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang