Part 9

3.9K 131 5
                                    

Di tengah asiknya aku melabuhi dunia baruku, sebuah dunia di mana aku dapat menemukan jatidiriku yang sesungguhnya, aku dihadapkan kembali dengan sebuah rasa yang dulu sempat hilang.

Siang itu Putri menemui aku.

Dengan wajah sedihnya, dia menceritakan semua hal yang sedang menimpanya. Bersama linangan air mata yang membasahi kedua pipinya, gadis berparas ayu ini, mengatakan bahwa hubungan dia dengan Danang telah berakhir, keegoan dan arogan dari sikap Danang terhadapnya membuat Putri harus memilih untuk Putus dari laki-laki yang sempat mengisi hari-harinya itu.

Entah ... aku harus bersikap bagaimana untuk menanggapi berita ini, apakah aku bahagia, karena ada suatu peluang atau aku akan biasa saja, karena ada rasa lain yang masih menyelimuti jiwaku.

''Tak usah bersedih, Putri ... kamu cantik, kamu juga masih muda, kamu masih punya banyak kesempatan untuk mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Danang ... percayalah!'' ujarku untuk menenangkan Putri.

Gadis manis ini mengangguk, tangannya menyeka air matanya yang jatuh berderai di kedua pipi, matanya yang nanar itu menatapku, lalu memberikan sebuah senyuman tipis yang tanpa makna, tiba-tiba perempuan berambut panjang ini memelukku dari belakang dan menyandarkan kepalanya di punggungku. Sungguh, aksi dadakan dari Putri ini benar-benar membuatku sangat terkejut dan juga dilanda baper.

''Maaf, Mas Tian ... Putri pinjam punggung Mas Tian sebentar saja ...'' ujar Putri pelan sembari menuntaskan tangisannya,

Aku hanya terbengong dan tak dapat berucap apa pun, aku seolah merasakan apa yang ada dalam hati dan benak si Putri. Kesedihan, ketidakberdayaan dan butuh perlindungan itu adalah rasa dari seorang wanita semacam Putri.

Semenjak putus dengan Danang, Putri memang nampak lebih sering sendiri dengan wajah yang murung, aku kadang datang untuk menghiburnya, aku tidak ingin gadis cantik ini terlihat bermuram durja, dia harus segera Move ON. Kemudian dengan berbagai cara aku selalu berusaha untuk membuat Putri dapat tersenyum dan bahagia kembali. Aku harus bisa merubah wajah mendungnya menjadi cerah seperti cahaya mentari.

''Kenapa sih, Mas Tian ... selalu baik kepada Putri?''

''Karena Putri adalah sahabat Tian, dan Tian tidak ingin sahabatnya bersedih!''

''Terima kasih, Mas Tian ... Putri sangat senang memiliki teman seperti Mas Tian.''

''Putri ... kamu laksana bunga bermadu, jadi mengundang banyak kumbang yang datang ... Jangan biarkan dirimu layu ... hanya karena seekor kumbang yang sebenarnya hanya merusak kelopakmu...''

''Ya, Mas Tian ... Putri mengerti.''

''Kalau Putri mengerti ... ayolah, bangkit dan tunjukan pesonamu!''

''Baik!'' Putri tersenyum dengan senyuman termanisnya dan menampakan aura positifnya.

''Gitu dong, Cantik!'' Aku memujinya, tulus dari lubuk hatiku.

''Mas Tian ...''

''Iya ...''

''Jika tidak keberatan ... Putri ingin mengundang makan malam Mas Tian di rumah Putri bersama keluarga Putri, anggap ini sebagai ucapan terima kasihku kepada Mas Tian.''

''Oke ... Tian akan datang!''

''Jangan lupa, ya .... Putri menunggunya!''

''Siap ...''

Kembang LelakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang