Malam hari itu, sekitar pukul 19.00 WIB, aku bertandang ke rumah Putri. Keluarga Putri menyambutku dengan sangat baik, terutama ibu Putri, beliau sepertinya menaruh harapan besar terhadapku, beliau sangat berharap agar aku bisa mengambil hati si Putri dan bisa menjalankan hubungan ke arah yang lebih serius. Namun itu bagiku hanya sebatas angan belaka, karena di mata Putri aku ini hanya seorang teman biasa yang tak mungkin dapat meluluhkan hatinya dan mau menerimaku apa adanya.
Setelah acara makan malam, aku dan segenap keluarga Putri saling berbincang. Di depan keluarganya, Putri sungguh menampakan sikap peduli dan kedekatannya dengan aku, dia seolah menunjukkan kepada orang tuanya bahwa aku ini kekasihnya, aku senang dengan perlakuan Putri, walaupun aku tahu betul semua itu hanya sandiwara. Rupanya Putri hanya ingin memanfaatkan aku untuk meyakinkan kepada orang tuanya bahwa dia sudah memiliki pacar dan menolak untuk dijodohkan. Benar-benar akting yang sempurna, aku tidak pernah menyangka kalau Putri akan berbuat semacam itu terhadapku, apakah dia tidak menyadari kalau semua ini akan melukai perasaanku?
Tapi entahlah, walaupun Putri hanya berpura-pura menyayangi aku, aku tetap terima dengan ikhlas, ketulusan cintaku terhadapnya membuatku rela untuk melakukan apa pun yang dia inginkan.
Beberapa bulan kemudian.
Ada perubahan besar yang aku rasakan dari sikap Putri, gadis ini nampak sumringah dan semangat menjalani hari-harinya, dia terlihat seperti Putri yang pertama kali aku kenal ceria, manja dan selalu tampil cantik, tak ada kesuraman dalam raut wajahnya, yang ada hanya senyuman manis yang kerap menghiasi bibir gincu merah mudanya itu. Aku turut bahagia karena rembulan di paras Putri telah bersinar lagi.
Tapi apa makna kebahagiaanku ini, bila ternyata perubahan pada diri Putri bersumber dari Pria lain, seorang Pria yang menjadi tambatan hati Putri dan mungkin pria itu telah menjadi kekasih baru si Putri.
Kecurigaan ini semakin besar, tatkala aku yang tanpa sengaja mempergoki kalau Putri sedang jalan bareng dengan seorang pria tampan di sebuah pusat perbelanjaan. Aku juga sempat lihat bahwa pagi ini Putri datang ke kantor bersama pria itu. Mereka terlihat sangat gembira dan mesra.
''Mas Tian!'' seru Putri saat dia melihatku.
''Ya ... Put!'' sahutku pelan.
''Sini, Mas!" Putri melambaikan tangannya, aku pun menghampiri wanita berkulit putih itu.
''Perkenalkan ini, Ari ... mmm ... pacar baru Putri, Mas!'' ujar Putri sambil memperkenalkan pria beralis tebal dan berhidung mancung yang berada di sampingnya.
''Ari ...'' ujar laki-laki ini sambil menyodorkan tangan berototnya.
"'Tian ...'' sambutku.
Aku dan Ari saling berjabatan tangan, dan ketika itu tubuhku mendadak gemetaran. Aku tidak tahu mengapa? Apakah wajah tampan Ari yang membuatku grogi atau pengakuan Putri yang sangat mengejutkan kalau Ari ini pacar barunya. Rasanya seperti disambar petir di siang bolong, perasaanku seolah hancur berkeping-keping, aku cemburu tapi aku tidak mampu untuk mengekpresikan kegalauanku. Aku berusaha untuk bersikap tenang, aku menatap wajah Ari dengan seksama, lalu aku memberikan satu senyuman terindahku untuknya.
''Senang ... berkenalan dengan anda!'' ujarku pelan dengan mimik wajah ceria penuh rasa persahabatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Lelaki
Short StoryUntuk 13++ ''Tian!'' serunya. ''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya. ''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!'' Aku menggangguk dan mau berjalan lagi. ''Tian!'' seru Cakra lagi. ''Ada apa lagi, sih?'' Ak...