Part 15

3.2K 121 3
                                    



Pada malam harinya, aku mencoba menambahkan kontak Pin BBM Yudhi, namun setelah beberapa waktu lamanya menunggu sepertinya tak ada tanda-tanda kalau Yudhi mengkonfirmasi penambahan kontak dariku. Karena belum dikonfirmasi, akhirnya aku mencoba chating lewat WhatsApp, tapi pesanku hanya ada tanda centang satu. Aku kembali mencoba membuat panggilan suara, tetapi yang kudapat hanya balasan dari operator yang mengatakan, "Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif atau di luar jangkauan!''

Huffftttt ... apakah nomor yang diberikan Yudhi ini adalah nomor yang salah? Tapi itu tidak mungkin, apalagi nomor ini dicetak pada kartu nama dia yang dibuat sangat bagus. 

''Hmmm ... sudahlah ... mungkin dia lagi sibuk?'' pikirku dalam hati.

Aku meletakkan kepalaku di atas bantal, lalu aku memejamkan mataku dan tertidur pulas.

Esok hari,

''Ping!!!"

''Ping!!!''

''Ping!!!''

Ada banyak PING!!! dari kontak BBM Yudhi, rupanya Yudhi telah mengkonfirmasi add-ku sejak beberapa jam yang lalu, saat aku masih tertidur. Aku sangat senang sekali, karena Yudhi benar-benar mau berteman dengan aku.

Semenjak hari ini juga, aku dan Yudhi jadi sering ber-chating-ria, walaupun hanya sekedar menanyakan kabar, lalu bercerita tentang hal yang tidak penting dan ngobrol tetek bengek yang akhirnya membuat kami jadi semakin akrab.

Aku dan Yudhi juga sesekali mengadakan kopi darat untuk mempererat rasa persahabatan kami berdua, meskipun pertemuan itu hanya sebuah pertemuan singkat yang cuma diisi dengan obrolan ringan yang tak banyak makna. Saat bertemu biasanya kami habiskan untuk makan atau minum kopi bersama. Tak ada yang istimewa, tapi bagiku semua itu sudah cukup membuatku bahagia.

''Yudhi ... malam ini kamu ada waktu luang, tidak?'' tanyaku ketika aku bertemu dengan dia untuk yang kesekian kalinya di warung kopi pinggir jalan.

''Mmm ...'' Yudhi berguman sambil mengkerutkan keningnya seakan mengingat sesuatu, ''memangnya ada apa, Tian?'' ujar Yudhi malah bertanya balik.

''Kalau kamu ada waktu ... aku pengen ngajak kamu nonton, Yud.''

''Oh ... gitu,'' Yudhi mengangguk-anggukan kepala.

''Iya ... apakah kamu bisa? Soalnya ada film baru yang sangat seru dan sedang tayang di bioskop!''

Yudhi tak segera menjawab, matanya tertunduk memandang lantai, lalu dengan pelan dia menoreh ke arahku.

''Sorry ya, Tian ... aku tidak bisa menemani kamu nonton, masalahnya aku harus bekerja malam ini! Jadi, aku minta maaf banget ...'' ujar Yudhi dengan tatapan tenang.

''Ohh ... begitu, ya ...''

''Iya ... maafkan aku ya, Bro ... tapi aku janji kok, nanti suatu saat aku akan temani kamu nonton!''

''Iya, Yud ... tidak apa-apa ... aku mengerti!"

Yudhi tersenyum tipis, lalu dia menyeruput gelas kopinya perlahan-lahan hingga menyisakan ampasnya saja.

Aku sendiri cukup menghela nafas dan berpikir, mengapa Yudhi tidak mau menonton bersama aku, padahal ini adalah ajakan nontonku yang kedua kalinya, dan dia masih menolak ajakanku ini dengan alasan yang sama. Ada sedikit rasa kecewa, tapi aku tidak terlalu membawa perasaanku untuk bersikap kekanak-kanakan.  Aku lebih memilih positive thinking dan mencoba memahami posisi Yudhi. Lagipula Yudhi ini hanya sekedar teman kenalanku saja tidak lebih dari itu, walaupun sesungguhnya aku menaruh hati dan punya harapan besar agar aku bisa menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman.

Kembang LelakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang