Hari-hariku dihabiskan hanya untuk bekerja dan bekerja, lalu uang dari hasil keringatku itu sebagian aku gunakan untuk membantu keluargaku sedangkan sebagiannya lagi aku masukan ke dalam tabungan dan pegangan untuk kehidupanku sehari-hari.
Waktu pun terus bergulir, tanpa terasa enam bulan telah berlalu.
Hubungan aku dengan rekan-rekan kerjaku semakin akrab, aku juga sekarang lebih dekat dengan Putri, meskipun aku belum berani mengutarakan perasaanku kepadanya, namun aku sering mengobrol berdua bahkan menjadi tempat curhatnya Putri. Dari pengakuannya, Putri itu hendak dijodohkan oleh orang tuanya dengan laki-laki yang tidak dia cintai, dengan tegas Putri menolak perjodohan itu karena Putri diam-diam menaruh hati dengan salah satu karyawan di kantor ini, namun Putri belum membeberkan siapa sosok laki-laki yang bisa membuatnya tertarik.
Hingga tiba di suatu hari saat ada salah satu karyawan lelaki yang sedang berulang tahun, dengan tenang dan tegas Putri memberikan sebuah hadiah istimewa pada teman lelakinya itu. Sungguh ini adalah surprise yang sangat mendebarkan, karena aku baru sadar ternyata lelaki yang disukai Putri itu adalah Danang, pria muda berpenampilan metroseksual dengan wajah yang sangat tampan.
Ada sedikit rasa kecewa dalam hatiku, tapi aku tidak bisa berbuat banyak, aku hanya berharap mereka akan menjadi sepasang kekasih yang serasi.
Singkat cerita, Putri dan Danang pun akhirnya terang-terangan membuka status hubungan mereka, mereka berdua berpacaran, dan mereka tak segan-segan lagi mengumbar kemesraan di setiap ada kesempatan. Seperti dua biji peler yang ke mana-mana selalu berduaan, Aah ... rasanya hatiku terasa sakit dan panas bila menyaksikan keintiman mereka berdua, aku iri ... mengapa aku tidak bisa seperti mereka, apakah lelaki seperti aku ini tidak pantas untuk mendapatkan wanita secantik Putri?Yaaahhh .... sudahlah! Lebih baik aku mencari kebahagiaanku sendiri ... bila aku tidak bisa mendapatkan seorang wanita mungkin aku bisa mendapatkan seorang pria.
Sungguh ini konyol, ternyata aku memang belum bisa menghilangkan sifat kehomoanku, sepertinya gen XXY ini sudah mendarah daging dalam diriku. Di tengah waktu luang aku membuka media sosial yang memang di khususkan untuk para kaum pecinta sejenis. Dari aplikasi ini aku mulai berpetualang dan berkenalan dengan berbagai pria yang menurutku cukup menarik dan menggugah hatiku untuk mengenalnya jadi lebih dekat.
He : ''Hai ..."
Me : ''Hai juga ...''
He : "Boleh kenalan?''
Me : ''Boleh ...''
He : ''Tinggal di mana?''
Me : ''Bla ... bla ... bla...''
He : ''Ngekost atau sama saudara?''
Me : "Kost!''
He : ''Ketemuan yuk!''
Me : "Yuk!''
Dan akhirnya kami pun bertemu lalu terjadilah ini ono kucrut tapi yang positif seperti ngobrol, nonton, ngopi dan sebagainya. Awalnya cuma iseng namun lama kelamaan menjadi semacam candu dan merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan sebagai pengalihan rasaku terhadap wanita yang bernama Putri, meskipun pelarian ini hanya bersifat sementara namun ini membuatku semakin terseret ke jurang yang lebih dalam di dunia pelangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Lelaki
Cerita PendekUntuk 13++ ''Tian!'' serunya. ''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya. ''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!'' Aku menggangguk dan mau berjalan lagi. ''Tian!'' seru Cakra lagi. ''Ada apa lagi, sih?'' Ak...