Cakra mengecup dan menyeruput bibir bawahku, hingga terasa mau dower, terus dia berganti mengenyot bibir bagian atasku dengan teknik yang antimainstrem, aku tidak tahu dari mana dia mempelajari gaya ciuman macam begini. Cipokannya benar-benar membuatku terlena dan mabuk kepayang, apalagi telapak tangannya liar menjamah dan menggerayangi sekujur tubuhku. Iiiiih ... bikin merinding sampai-sampai bulu kudukku berdiri, tak hanya bulu kuduk saja yang berdiri, rupanya tanpa aku sadari perkakas pribadiku di area selangkanganku juga ikutan berdiri. Jreng! Angry Bird-ku terbangun.
Aku mendorong tubuh Cakra untuk menjauhi tubuhku, karena aku tidak mau hanyut dan larut dalam aliran sungai kenikmatan semu yang bisa mengantarkan aku ke lautan penuh dosa.
Aku bangkit dari tempat dudukku dan mengambil udara segar, lalu memandang Cakra dengan tatapan sinis, aku tidak membencinya, aku hanya sedikit kesal karena dia tidak bisa mengontrol sikapnya.
''Kenapa, Tian?'' Cakra mendekati aku lagi, lalu dengan gesit dia memelukku dari belakang, dengan penuh gairah dia mencumbui kuping dan leherku, hingga aku menggeliat seperti cacing kepanasan.
''Hentikan Cakra!'' ujarku kesal.
''Kamu, tidak suka ini ... mmmuachh!'' Cakra menyupang leherku dengan keras. Aku mengelak dan melepaskan pelukan Cakra.
''Apakah test-nya sudah selesai ... jika sudah, aku mau pulang!'' kataku sedikit geram. Namun Cakra menanggapinya dengan senyuman. Dasar ... penebar pesona!
''Belum, Tian ... ada satu lagi sample data yang harus kamu berikan padaku!'' Cakra mengambil cawan kosong dari wadah peralatannya.
''Apa lagi?'' tanyaku heran.
''Air seni kamu!'' jawab Cakra seraya menyodorkan cawan beling itu ke tanganku.
''Hah ... Serius?'' Aku mengernyit.
''Iya, serius!''
''Bagaimana caranya?'' Aku bersingut.
''Tampung saja urine kamu di wadah ini!'' Cakra menarik telapak tanganku dan meletakan cawan itu di genggamanku.
Aku melirik wajah Cakra yang meringai melihat tingkah polosku.
''Lakukan di dalam toilet ... tidak usah banyak-banyak ya, sedikit saja!''
Aku masih terbengong karena masih belum paham.
''Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepatan, sana masuk ke toilet!'' tukas Cakra sambil tertawa.
''Hmmm ...'' Aku segera ngeloyor ke dalam toilet.
Beberapa menit kemudian,
Aku kembali menghadap Cakra sambil menyerahkan urine hasil tampunganku.
''Taruh saja di atas meja!'' perintah Cakra dan aku menurutinya.
''Apa aku sudah boleh pulang?'' ujarku pelan setelah meletakan cawan beling isi cairan urine-ku di atas meja.
Cakra mendongak ke arahku, lalu lelaki hensem ini tersenyum lebar, matanya liar menyapu seluruh tubuhku dan dia juga memperhatikan reseleting celanaku cukup lama, sehingga aku menjadi merasa canggung dan salah bertingkah.
''Hehehe ... Oke, Tian, kamu boleh pulang!'' kata dia sembari cengengesan. Benar-benar menyebalkan sekali!
Dengan ekspresi datar aku membalikkan tubuhku dan mulai berjalan meninggalkan makhluk alien itu, tapi baru beberapa langkah aku berjalan ... Cakra memanggilku.
''Tian!'' serunya.
''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya.
''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!''
Aku menggangguk dan mau berjalan lagi.
''Tian!'' seru Cakra lagi.
''Ada apa lagi, sih?'' Aku merengut dan mulai kesal dengan sikap Cakra.
''Aku suka sama kamu!'' ujar Cakra tegas dan sepertinya cukup tulus. Sungguh, pengakuannya ini sempat membuatku terpaku dan tak dapat bergerak. Jantungku seolah terpanah oleh racun asmara hingga berhenti berdetak untuk per sekian detik.
Tak ada yang aku ucapkan, aku hanya menatapnya dengan penuh tanda tanya besar, kemudian tanpa sepatah kata pun aku segera memalingkan muka dan melanjutkan langkahku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Lelaki
Short StoryUntuk 13++ ''Tian!'' serunya. ''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya. ''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!'' Aku menggangguk dan mau berjalan lagi. ''Tian!'' seru Cakra lagi. ''Ada apa lagi, sih?'' Ak...