Aku dan Radit akhirnya ngobrol dengan lebih serius, dia menceritakan semua tentang Yudhi yang belum aku ketahui darinya. Mulai dari A hingga Z cowok yang memakai bedak tebal ini membocorkan apa saja rahasia Yudhi yang selama ini ia sembunyikan dariku. Dari mulut lemesnya pula aku jadi paham bahwa pekerjaan yang dilakoni oleh Yudhi adalah seorang pria penghibur. Keterangan ini sangat sinkron dengan bukti-bukti yang aku temukan dari sikap dan prilaku Yudhi yang selama ini tak pernah aku sadari. Mulai dari penolakan dia saat diajak nonton, bahkan aku pernah melihat dia membeli alat-alat kontrasepsi dalam jumlah yang cukup banyak. Dan terakhir saat dia mendapatkan perlakuan buruk dari salah satu pelanggannya. Aku baru tahu kalau luka di tubuh Yudhi merupakan akibat siksaan dari seseorang pelaku BDSM (Bondage, Disicpline, Sado, Machocism) yang menjadikan Yudhi sebagai obyek pelampiasan nafsunya.
''Sadis ...'' umpatku ketus.
''Iya ... itu sangat mengerikan,'' timpal Radith.
''Kenapa tidak dilaporkan ke polisi saja?'' tanyaku.
''Kalau melaporkan ke polisi itu sama saja membuka aib sendiri!'' jawab Radith.
''Hmmm ... susah juga, ya?"
''Ya, begitulah ...''
Aku dan Radit sama-sama menghela nafas, lalu terdiam dan larut dalam pikiran kita masing-masing, aku merasa perbincangan ini sangat menarik, karena Radit ternyata lawan bicara yang cukup nyambung dan sangat transparan.
''Bang Radit ... apakah Abang tahu di mana Yudhi sekarang?'' tanyaku.
''Semenjak dia mengalami peristiwa itu, gue tidak pernah ketemu dia lagi. Dia sepertinya sengaja menghilang dari dunia lonte kaum pelangi ....'' jawab Radit tanpa ekspresi.
''Abang tahu di mana Yudhi tinggal?'' tanyaku lagi.
''Lho ... emang Lo tidak tahu tempat tinggal dia?'' tukas Radit.
''Tidak ...'' Aku menggelengkan kepala.
''Lho katanya tadi bilang Lo temen dia ... kok tidak tahu, sih? Aneh!''
''Ya, soalnya Yudhi tidak pernah cerita ... dan dia juga tidak pernah ngajak aku main ke tempatnya, aku dan dia cuma meet up di luar ...'' terangku.
''Oohhh ...''
''Ya, Bang ... apa Abang bisa bantu aku tunjukan di mana tempat tinggalnya?''
''Bisa ... tapi maaf, gue tidak bisa antar Lo ke sana ... gue cuma bisa tunjukin alamatnya saja!''
''Ya, Bang ... tidak apa-apa, coba sebutin di mana alamatanya?!'' Aku sangat antusias sekali.
''Mana hape Lo?'' kata Radit sambil meminta telepon selulerku.
''Ini!" Aku memberikan ponsel kesayanganku ke tangan Radit, lalu dengan sigap Radit mengetik sebuah alamat di aplikasi notepad yang ada di dalam smartphone-ku.
''Nih!'' Setelah mengetik alamat lengkap tempat tinggal Yudhi, Radit segera mengembalikan HP-ku, ''alamatnya sudah gue ketik di sini ... Lo cari sendiri, ya!' imbuhnya.
''Iya, Bang ... terima kasih sebelumnya,'' balasku seraya mengambil HP-ku kembali dari tangan Radit.
Aku bangkit dari tempat dudukku.
''Maaf ya, Bang ... aku mengganggu waktu Abang." Aku mengambil sejumlah uang dari saku celanaku, ''dan ... maaf, ini sebagai rasa terima kasihku kepada Abang ... mohon terimalah!'' Aku menyerahkan uang tersebut ke hadapan Radit Bachtiar.
''Hehehehe ...'' Radit nampak nyengir melihat uang yang aku berikan.
''Ambillah ... uang ini, Bang! Anggap saja aku membayar jasa service-mu ...''
''Ah ... Lo bisa aja ...'' Dengan malu-malu tapi mau, Radit menerima uang pemberianku.
''Sekali lagi terima kasih ya, Bang atas infonya ...''
''Ya ... terima kasih juga, Tian ... mmmuachhh!'' Radit menciumi uang kertas yang aku berikan dengan senyuman yang nakal.
''Aku pamit dulu ya, Bang ...'' Aku membalikkan tubuhku dan mulai melangkahkan kakiku.
''Heiii ... tunggu, Tian!" Radit menahan langkahku.
Aku mendongak perlahan ke arah cowok girly ini.
''Hati-hati ... mmmuachhh!" Radit memoyongkan bibirnya dan memberikan ciuman jarak jauh dengan gaya yang centil. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman simpul sembari menggeleng-gelengkan kelapa eh kepala. Hahaha ....
![](https://img.wattpad.com/cover/150074789-288-k55453.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Lelaki
Short StoryUntuk 13++ ''Tian!'' serunya. ''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya. ''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!'' Aku menggangguk dan mau berjalan lagi. ''Tian!'' seru Cakra lagi. ''Ada apa lagi, sih?'' Ak...