Perkenalanku dengan Yudhi hanya sepintas berlalu, karena menurutku itu biasa saja tanpa ada kesan yang mendalam, walaupun jauh di dalam lubuk hatiku ada kekaguman dan aku pun harus mengakui bahwa Yudhi adalah tipe cowok yang sangat menarik, penampilannya simple, namun ada sisi jual yang berkelas seperti cowok metroseksual. Ah ... aku tidak ingin terlalu memikirkannya!
Okay,
Suatu senja, ketika aku pulang dari tempat kerja. Aku mampir ke sebuah minimarket, aku hendak membeli keperluan sehari-hariku. Seperti teh, gula, susu dan kopi beserta camilan yang paling aku sukai. Saat aku berkeliling mencari barang-barang keperluanku, di sebuah rak aku dikejutkan dengan kemunculan seseorang yang cukup familiar di indera penglihatanku.
''Wahyudi ....'' ucapku ternganga melihat wajah cute-nya yang sangat jelas.
''Maaf ... siapa ya?'' Cowok ini memandangku aneh dengan mengkerutkan keningnya.
''Aku, Tian ... kamu Yudhi, bukan?''
''Iya, benar ... aku, Yudhi ... tapi maaf ... kamu Tian yang mana, ya? Bagaimana kau tahu namaku?"
''Kita pernah ketemu dan berkenalan di taman ... sudah cukup lama, sih ... sekitar dua minggu yang lalu, apa kamu tidak mengingatnya?''
''Ooohhh ... ya ... ya ... ya," Yudhi memperlihatkan aku dengan seksama, "aku ingat sekarang ... kamu adalah Hartian Tegar Raga ... iya, 'kan?'' imbuhnya.
Aku tersenyum dan mengangguk, aku senang akhirnya dia mengingatku.
''Oh ya, lagi belanja apa, Tian?'' tanya Yudhi.
''Hanya keperluan sehari-hari saja, kebetulan persediaan di rumah sudah pada habis ... ehmmm ... kamu sendiri lagi cari apa, Yud?'' jawabku sekaligus balik bertanya.
Yudhi nyengir tapi tidak langsung menjawab, dia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal, mungkin!
''Aku cuma cari minuman. Hehehe .. '' jawab Yudhi singkat setelah beberapa lama berpikir.
''Oohh ...'' Aku manggut-manggut.
''Iya ...'' Yudhi mendadak berjalan menuju kulkas di mana berbagai macam jenis minuman ringan terpajang di sana, lalu dengan sigap dia membuka pintu kulkas itu dan mengambil salah satu botol minuman bersoda.
''Kamu mau minuman apa, Tian?'' ujar Yudhi sembari menoreh ke arahku dan menawarkan minuman.
''Tidak usah, terima kasih ...'' Aku melambaikan tangan.
''Tenang aja, aku yang traktir!''
''Tidak ... benaran, tidak perlu!''
''Hmmm ... ya, sudah kalau begitu.'' Yudhi menutup pintu kulkasnya dengan mimik yang cemberut, ''aku mau bayar dulu ya, Tian...'' imbuhnya sambil mendongakkan wajahnya ke wajahku, lalu dia melangkah menuju ke meja kasir.
''Oke!'' balasku sembari melanjutkan mencari barang-barang yang belum aku ketemukan.
Setelah aku mendapatkan semua keperluanku, aku pun bergerak menuju kasir, di sana aku masih melihat sosok Yudhi di depan seorang pramuniaga yang sedang melayaninya. Dari jarak yang agak jauh aku memperhatikan mereka. Ada satu hal yang membuatku cukup terkejut dan heran, karena pada pramuniaga pria itu Yudhi memesan beberapa bungkus rokok, sebotol produk alat bantu seks berbentuk gel pelicin serta beberapa bungkus merk kondom. Setelah dihitung dan dibayar, dengan sangat cepat Yudhi memasukan semua barang-barang itu ke tas ranselnya, kemudian cowok tampan itu membalikkan tubuhnya dan celingukan seolah mencari seseorang atau sesuatu lagi ... aku tidak tahu pasti dan aku tidak berani untuk berspekulasi.
''Tian!'' seru Yudhi memanggilku.
''Hai!'' jawabku langsung.
''Aku cabut dulu, ya!'' ujar Yudhi lagi sambil menggerakkan kakinya.
''Tunggu!'' Aku menahan langkah Yudhi.
''Ada apa?'' Yudhi melengos ke arahku seketika.
''A-aku boleh minta nomor kontakmu?'' ucapku memberanikan diri.
''Mmm ... boleh!'' Yudhi menganggukan kepala, lalu dia mengambil selembar kertas dari dalam tasnya.
''Ini kartu namaku'' Yudhi menyerahkan kertas itu ke tanganku,
''Terima kasih!'' Dengan senang hati aku menerima kertas ini.
''Okay ... aku duluan, ya ... Bye!'' Laki-laki bertubuh sintal itu melempar satu senyuman sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan tempat ini.
Aku masih terpaku memandang kepergian Yudhi yang terkesan sangat buru-buru, lalu aku memperhatikan kartu nama yang dia berikan kepadaku, hanya ada tulisan nama, nomor WA dan Pin BBM tanpa ada alamat yang jelas. Aku tersenyum sendiri, lalu memasukan kartu nama ini ke kantong saku kemejaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/150074789-288-k55453.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembang Lelaki
KurzgeschichtenUntuk 13++ ''Tian!'' serunya. ''Ada apa?'' Aku menoreh ke arahnya. ''Tunggu hasil test-nya ... paling cepat sejam dari sekarang dan paling lama tiga hari!'' Aku menggangguk dan mau berjalan lagi. ''Tian!'' seru Cakra lagi. ''Ada apa lagi, sih?'' Ak...