Part 23

2.9K 108 3
                                    

Entah mengapa, badanku tiba-tiba menjadi lemes melihat pesona pria yang kini berdiri di depanku dan hanya berjarak beberapa meter saja dariku. Wajah rupawan bak pangeran dengan body yang terbentuk atletis seperti pahatan batu pualam yang mewah. Menakjubkan, apa yang ada pada dirinya adalah sesuatu keindahan yang sedap dipandang mata. Lelaki yang sekilas seperti bintang Bollywood ini sungguh menghipnotisku untuk tetap memperhatikan setiap lekuk tubuhnya yang tercipta nyaris sempurna. Sehingga aku melupakan sejenak tentang diri Yudhi.

''Maaf, Bang ... aku sedang mencari sahabatku, kata Ibu kost, dia tinggal di kamar ini!'' ujarku masih memperhatikan jendolan pria itu yang nampak menggemaskan.

''Kamu temannya Yudhi, ya?'' Suara cowok ini berat dan tegas, benar-benar macho banget.

''I-iya, Bang ...'' Aku mencoba memalingkan pandanganku.

''Panggil aku Cakra saja!'' ujar cowok ganteng ini, "aku tetangga sekaligus teman Yudhi ... jadi jika kamu teman Yudhi berarti kamu temanku juga!'' tambahnya memperkenalkan diri.

''Hehehe ... kamu benar!'' timpalku.

''Oh ya, siapa namamu?'' tanya Cakra sembari menatapku dengan pandangan seksama yang membuatku jadi salting.

''Namaku, Hartian ... tapi kamu cukup sebut aku, Tian ...'' Aku menunduk karena tak berani menatap matanya yang kelewat bening dan tajam.

''Oh ... jadi kamu yang bernama Tian.'' Cakra tersenyum manis sembari manggut-manggut dan lebih detail menatapku.

''Iya ... memangnya kenapa?'' Aku mencoba menatap mata Cakra yang terlihat berbinar.

''Tidak apa-apa ... cuman namamu itu tidak terlalu asing di telingaku, karena Yudhi sering banget bercerita tentang kamu, Tian!"

''Hah ... Benarkah?''

''Iya ...'' Cakra mengangguk pelan.

Beberapa saat kami saling membisu.

''Oke ...'' Cakra menepuk bahuku, ''ada urusan apa kamu mencari Yudhi, Bro?'' lanjutnya.

''Mmm ... tidak ada masalah apa-apa, sih ... aku cuma ingin bersilaturahmi aja, karena aku sudah lama tidak bertemu dengan dia ...'' jelasku.

''Oh ... aku tahu!"

''Apa yang kamu tahu?"

''Banyak ...''

Aku mengangkat bahuku dan memasang mimik wajah bingung.

''Perlu kamu ketahui, Bro ... Yudhi sedang tidak ada di kamarnya!'' ujar Cakra.

''Lantas ... di mana dia?''

''Tenang aja ... kalau kamu ingin bertemu dengan dia, aku bisa antar kamu ke tempat di mana dia berada sekarang.''

''Sungguh?"

Cakra mengangguk mantap.

''Tapi kamu tunggu di sini sebentar, ya ... aku mau ganti baju dulu!'' Cowok berhidung mancung ini menepuk bahuku lagi, lalu dia membalikan tubuh tegapnya dan berjalan menuju kamarnya. Aku sendiri masih terpana menatap punggungnya yang lebar, rasanya sangat nyaman bila bisa bersandar di situ. Pantatnya yang tebel dan berisi juga membuat imajinasiku seketika nakal dan ingin sekali meremasnya. Namun aku sadar itu hanya khayalan liarku saja. Dan untuk menghalau pikiran jorokku ini, aku segera menghirup udara segar dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan. _Huh!

Kembang LelakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang