🎵 Play : All Time Low - A Love Like War 🎵
Is this the end of us
or just the means to start again?"Jov, kenapa sih? Dari tadi diem mulu," dari balik kaca helm-nya Bobby bertanya.
"Gak kenapa-napa. Emangnya kenapa?" Balas Jovi setengah berteriak supaya suaranya tidak kalah oleh suara angin dan bising kendaraan yang lain.
Saat ini dua manusia beda usia tersebut tengah dalam perjalanan dari sekolah menuju ke rumah Jovi. Hari ini adalah hari pertama mereka berangkat dan pulang bersama-lagi-setelah satu minggu Jovi berangkat sendiri karena Bobby harus menjalani hukuman kurungan rumah.
"Aneh aja rasanya. Bukan kayak Jovita yang biasanya bang Bobby kenal. Jovita yang hari ini tuh banyak diem, tadi pagi pas bang Bobby jemput diem aja, gak ada ucapan selamat pagi kayak biasanya kalo mau berangkat sekolah."
"Mungkin masih canggung."
Reflek Bobby menoleh ke belakang mengabaikan fakta bahwa dia tengah mengemudi di tengah jalan raya. "Canggung?? Apaan?" Cibirnya.
"Ya canggung, udah seminggu gak berangkat-pulang bareng."
Bobby fokus pada jalanan di depannya lagi. "Kalo itu alasannya aneh Jov didengernya. Kita gak berangkat pulang bareng, tapi kan masih sering ketemu."
Hening lama, karena Jovi memilih untuk mendiamkan opini Bobby. Sebenarnya dia tidak menyangkali pendapat Bobby yang mengatakan bahwa dia aneh hari ini. Jovi sadar hari ini dia memang aneh dan dia sengaja bersikap begitu-mendiamkan Bobby.
Bukan tanpa alasan setiap perubahan yang terjadi dalam perilaku manusia, begitu pula Jovita. Dia bukan tak punya alasan kenapa berlaku begitu, harusnya wajahnya berseri-seri karena Bobby kembali masuk sekolah dan mereka menjalani kebiasaan mereka lagi-berangkat pulang bareng. Tapi karena suatu hal Jovita jadi susah sekali untuk tertawa, jangankan tertawa, tersenyum pada Bobby saja rasanya enggan.
"Makasih ya bang," ucap Jovita setelah turun dari motor Bobby.
"Rasanya persis kayak tukang ojek," Jovita yang mendengar itu hanya menghela nafas panjang sekali.
"Yaudah besok gak usah mampir jemput aku lagi. Biar aku sama Papa aja."
Bobby mengumpat dalam hati, menyadari dia sudah salah ngomong.
"Gak gitu maksudnya Jov. Ya kamu apain kek, suruh masuk dulu kek kayak biasanya-"
"Bang Bobby mau mampir?" Potong Jovi.
Bobby mendesah. "Hari ini enggak, kalo hari pertama telat pulang bisa digantung Mama mertuamu nanti,"
Jovi memaksakan senyumnya, berusaha membalas candaan Bobby. "Yaudah pulangnya hati-hati."
"Besok sama bang Bobby lagi kan?" Tanya Bobby, menahan langkah Jovita yang siap masuk ke dalam halaman rumahnya.
Jovita berbalik, mendekati Bobby yang masih setia nangkring di atas motornya. "Sebenernya bang Bobby ngerasa ada yang perlu dibenerin gak sih?"
Bobby melongo. "Emangnya bang Bobby ada salah?"
"Bang Bobby ngerasa bikin salah apa enggak?"
"Enggak tuh, emang menurut kamu bang Bobby bikin salah?"
"Hahh, yaudahlah. Sana pulang, keburu diteleponin Mamanya bang Bobby nanti."
"Eh tunggu dong Jov!" Bobby turun dari motor, kemudian meraih ransel Jovi yang bisa dia jangkau. "Ada apa? Bang Bobby ada salah sama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW KIDS ; iKON
Fanfiction"Let's meet with Our Family." ⚠️ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Seluruh isi cerita hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, waktu dan tempat semuanya murni unsur ketidaksengajaan. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. ⚠️...