19. Sorry

1.9K 217 40
                                    

🎵 Play : iKON - Apology🎵

***
That promise we made to be together forever
No longer exists
I’m sorry I couldn’t keep it
***

"Gue sayang sama lo."

Celia tersentak dari tidurnya saat mimpi buruk yang hampir setiap malam mengganggunya kembali muncul. Dengan nafas berat ia mengedarkan pandangannya ke segala sudut kamar, memastikan apa yang ada di dalam mimpi tadi tidak benar-benar muncul secara nyata ke dunianya.

Dihantui Nando setiap malam dalam mimpinya membuatnya menjadi seribu kali lebih waspada.

Cuma mimpi, Cel. Cuma mimpi. Batinnya seraya menghapus anak sungai yang selalu setia muncul bersamaan dengan mimpi buruknya.

Celia membuang nafas panjang, menormalkan nafasnya yang tadi sempat putus-putus seperti orang selesai marathon.

Perlahan dia angkat tubuhnya dari kasur dan meraih ponsel yang ada di nakas sisi kanan ranjangnya. Jam digital di layar menunjukkan sekarang baru pukul setengah satu malam. Masih terlalu pagi untuk memulai aktivitas atau pergi keluar dari rumah.

Dia mengerjap beberapa kali saat melihat banyak notif panggilan tidak terjawab dari Dea. Kata tumben langsung menyergap pikirannya, karena sudah beberapa minggu sejak kejadian salah paham antara dia, Dea dan Yoyo kemarin mereka berdua benar-benar tidak pernah terlibat percakapan apapun.

Matanya membulat saat sadar panggilan-panggilan itu masuk ke ponselnya hanya berjarak beberapa menit yang lalu.

"Nih anak ngigo apa gimana?" Gerutunya seraya melangkah menuju kamar Dea.

Oh ayolah, mereka satu rumah dan ini tengah malam, untuk apa Dea meneleponnya selarut ini jika bukan karena cewek itu mengigau??

"Lo ngapa--" kalimat yang hendak keluar dari mulutnya terputus saat melihat kamar Dea kosong, ranjangnya masih rapi menunjukkan pada Celia bahwa si pemilik kamar belum menempatinya.

Celia berlari keluar rumah, mengecek rak sepatu dan mendapati sepatu Dea tidak ada disana, sandal karet Dea masih berjajar rapi di rak atas sendiri bersisihan dengan sandal rumah miliknya.

"Dia belom pulang??" Spontan Celia meninggikan suaranya padahal tidak ada siapapun selain dirinya di sana.

Segera dia men-dial nomor ponsel Dea, dia bergerak gelisah karena Dea tidak kunjung menjawab. Setelah beberapa kali dia mencoba akhirnya panggilannya terjawab.

"De, lo gila ini udah jam satu! Lo dimana?!" Mengabaikan sopan santun Celia langsung memaki Dea bahkan sebelum Dea berucap halo.

"Cel?"

Celia tertegun beberapa detik saat mendengar suara Dea parau, seperti seseorang yang sedang menangis.

"Halo? De?" Suaranya menjadi pelan, dia panik, tapi dia tidak mau gegabah sehingga membuat telinganya susah untuk mendengar suara Dea yang putus-putus.

"Cel, gue di UGD Bhayangkara, Cel!" Celia makin panik saat Dea menangis menjadi-jadi.

Berbagai macam pertanyaan tentang kenapa Dea bisa berada di UGD memenuhi kepalanya saat ini. Jantungnya berdetak cepat sekali antara panik, khawatir, dan takut.

"Kok bisa sih? Lo kenapa?!" Akhirnya dia menjerit saat berhasil mendapatkan suaranya kembali.

"Celia jemput gue!!" Di seberang telepon sana Dea makin histeris, belum pernah sebelumnya Celia dengar Dea menangis sehisteris ini.

"Gue dateng, De. Tunggu gue!" Panggilan selesai dan Celia segera menyambar barang yang perlu dibawanya saat ini, mengabaikan celana pendek dan kaos kedodoran yang dipakainya Celia berangkat begitu saja dengan motor matic hasil sewa bulanan.

NEW KIDS ; iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang