Celia langsung mundur dan bersandar pada sandaran kursi saat tiba-tiba muncul seorang laki-laki di depannya. Dia sebel lah, jelas. Orang lagi tenang menikmati sarapan pagi eh mendadak ada yang muncul. Kan ngagetin!
Ceritanya, dia sekarang lagi sarapan di salah satu kedai soto di sekitar stasiun. Dia ke stasiun buat jemput June, semalam June berangkat ke Semarang naik kereta jadi ya jelas dong ya dijemputnya di stasiun.
Ya kali naik kereta turunnya pelabuhan?! -,-
Sementara semalam June otw nyusul dia, dianya sibuk lembur sampai lupa makan malam dan berujung ambruk di kasur setibanya di kost-kost-an alhasil paginya dia kelaparan banget.
Iya, dia milih ngekost di dekat kantor walaupun di kantor tempat dia ditugaskan ada semacam rumah dinasnya, dia gak berani nempatin sendirian.
Maklum, dari jaman bocah sampai SMA tinggalnya sama orang tua. Jaman kuliah tinggalnya sama Dea. Kelar kuliah tinggalnya sama June. Gak ada waktu buat dia tinggal sendirian, gak heran kalau dia gak biasa menghuni rumah sendirian.
Menurut teorinya, kalau dia ngekost kalau—MISAL—ada hantu yang muncul, paling-paling munculnya dari kamar mandi doang. Nah kalau dia tinggal di rumah, nanti kalau—MISAL—ada hantu munculnya bisa dari banyak lokasi.
Seperti contohnya, kalau tengah malam dia tidur sendiri di kamar terus ada suara orang lagi masak dari dapur, atau ada suara orang mandi di kamar mandi, atau ada suara orang kelontangan di ruang tamu, belum lagi kalau dari jendela ada yang tiba-tiba ketok-ketok. Posisinya dia sendirian, pasti mati kaku di ranjang tuh. KAN HOROR!
Jadi.. ya sudahlah, dia ngekost saja.
Lagi pula cuma buat dua bulan, gak perlu kost mewah, toh selama hampir dua minggu ini dia banyakan lembur. Kamar kost cuma jadi halte aja ehehe.
"Sendirian Mbak?"
Dia membuang nafas panjang sebelum menyunggingkan senyum terpaksa pada laki-laki tidak jelas di depannya.
"Ini Mbaknya mau pergi kemana? Naik kereta apa? Berangkat jam berapa?"
"Saya lagi jemput orang Mas. Nggak mau pergi," jawabnya berusaha kalem.
Menurut pengalamannya, kalau digodain cowok julid yang suka gangguin perempuan yang lagi sendirian itu gak bisa langsung terang-terangan ditolak dengan cara membentak atau mengusir atau langsung ditinggal pergi, kadang cara-cara seperti itu malah memancing rasa penasaran dan sok usil dari si julid itu sendiri.
"Ohh jemput temennya ya Mbak? Udah sampai mana katanya?" Celia menggeser kursinya untuk lebih mundur lagi saat orang di depannya mencondongkan badan ke depan—ke arahnya—dengan dua siku bertumpu pada meja yang menjadi pemisah antara mereka.
"Harusnya udah sampai Mas," ujarnya dengan kepala menoleh ke kanan dan ke kiri seperti tengah mencari seseorang.
"Coba temennya itu ditelepon lagi Mbak. Siapa tau dia nyasar."
Celia menggeleng. "Dia gak mungkin nyasar Mas, soalnya udah pernah janjian disini. Saya bukan lagi nunggu temen, saya lagi nungguin suami saya," jelasnya panjang lebar.
Laki-laki di depannya tadi menjauhkan diri dari meja yang ada di tengah-tengah mereka. "Lohh, jadi Mbaknya ini sudah menikah?"
Mbaknya! Mbaknya! -___-
"Sudah Mas. Ini di tangan udah ada cincin kawinnya!"
"Ealahh saya kira masih jomblo. Kan jaman sekarang banyak tuh pake cincin buat aksesoris doang ehehe."
Yaaaa.. Masuk akal juga sih.
"Emm tapi orang cantik sih biasanya gak jomblo. Udah punya anak berapa Mbak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW KIDS ; iKON
Fanfiction"Let's meet with Our Family." ⚠️ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Seluruh isi cerita hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, waktu dan tempat semuanya murni unsur ketidaksengajaan. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. ⚠️...