4. Sakit Cacar

2K 252 231
                                    

Setelah semalam suntuk membuat Mama & Ayahnya begadang, pagi ini Rahesa resmi dinyatakan terkena cacar air.

Entah tertular virus dari mana yang jelas semalaman bocah gembil itu mengalami demam tinggi dan rewel sekali sampai menarik perhatian bapak satpam komplek yang kebetulan sedang bersepeda tengah malam untuk melakukan operasi keamanan.

Rahesa sudah nyambung diajak ngomong, dia sudah bisa diajak tanya jawab tapi semalam dia tidak mengatakan apapun mengenai penyebab rewelnya, dia tidak mengatakan juga bagian mana yang sakit membuat Rena dan Chanu jadi tambah bingung.

Setelah hampir menjelang pagi akhirnya Rahesa mau tidur, pagi harinya Rena dikejutkan dengan bintil-bintil merah yang sudah muncul di kulit tangan anaknya. Pikirnya itu karena gigitan nyamuk, ternyata setelah dicoba membuka piyama tidur Rahesa bukan hanya di lengan saja bintil-bintil itu muncul, bahkan di punggung dan telapak kaki pun ada.

Setelah membuat janji dengan dokter dan menghubungi kantor Papi kalau hari ini terpaksa berlibur demi mengantar Rahesa berobat, mereka berangkat menemui dokter dan hasilnya Rahesa fix terkena cacar air.

Jangan tanyakan seperti apa sedihnya Rena, dia bingung, Rahesa mengaduh kelaparan tapi di rongga mulutnya ada bintik cacar air yang membuat Rahesa menangis kesakitan setiap kali mencoba menelan atau memasukkan sesuatu ke dalam mulut. (T__T)

Rahesa ngantuk, dia ingin tidur karena semalaman terjaga, tapi setiap kali hendak terlelap dia pasti lupa kalau di tubuhnya sedang ada bintik-bintik yang mengganggu dan tak sengaja digaruknya, membuat Rahesa lagi-lagi terbangun dan menangis kesakitan.

Rahesa jadi seperti cewek yang sedang PMS. Semuanya serba salah, semuanya membuatnya nangis, semuanya membuatnya marah, semuanya membuatnya tidak dalam mood baik. Digendong Rena nangis, digendong Chanu nangis, tidur sendiri nangis, dicuekin malah makin menjadi-jadi nangisnya seperti sedang kesurupan!

Ahh memusingkan.

Dokter sudah memberi resep berupa obat oles dan obat minum. Untuk obat minum baik Rena maupun Chanu belum ada yang berhasil memberikannya pada Rahesa—bagaimana mau diberikan kalau untuk membuka mulut dan makan saja Rahesa kesusahan?—tapi untung lah obat oles tidak memberi efek sakit, hanya terasa dingin di kulit dan mengurangi gatal sehingga bintik-bintik yang menghasilkan rasa gatal itu tidak disentuh atau tergaruk oleh Rahesa.

Sepulang dari dokter tadi Mamanya Rena datang setelah dikabari kalau Rahesa sakit cacar. Nenek yang selalu heboh jika terkait dengan Rahesa itu amat panik melihat cucu lucunya jadi bentol-bentol seperti ABG, jerawatan.

Belum lagi segala Rahesa pake berdrama dengan Neneknya seperti sudah puluhan tahun terpisahkan. Mungkin karena Rahesa lebih sering dengan Neneknya jadi dia merasa lebih tenang kalau sakit ditemani sang Nenek tercinta.

Lima hari dalam seminggu Rahesa biasa dititpkan pada Neneknya sampai salah satu dari Rena atau Chanu datang menjemput setelah selesai dengan urusan diluar rumah, hanya weekend saja Rahesa bisa seharian penuh dengan orang tuanya, itu pun kalau jiwa muda Ayah & Mamanya tidak kumat—sengaja menitipkan Rahesa ke orang tuanya Rena atau Chanu dengan alasan ada acara padahal mah dua manusia itu sibuk kencan sendiri. (-__-)

Jadi wajar saja kalau Rahesa lebih nyantol dengan Nenek dari pada orang tuanya sendiri. Lagian juga Mama sama Ayahnya ngeselin sih, masa Rahesa lagi sakit dicuekin, ya bete lahhh! Rahesa kan juga mau dirayu-rayu, dibujuk apa kek, beliin apa kek biar mau makan, mau minum. Eh malah digodain!

Dasar orang tua nakal! :(

Tapi syukurlah Mama Rena tanggap dan sudah lebih berpengalaman—itu pasti—menghadapi anak sakit, rewel dan tau bagaimana cara menanganinya. Berkat bantuan Nenek tercinta, Rahesa berhasil makan sesuatu—walaupun harus penuh perjuangan dan airmata—sekaligus menelan obat minum yang diresepkan oleh dokter.

NEW KIDS ; iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang