"HAH SELESAI!!"
Dua remaja itu berseru saat tubuh mereka sudah terlentang di atas single bed yang terdapat di salah satu kamar rumah kontrakan mereka.
Dea dan Celia, keduanya memejamkan mata berusaha mengatur nafas mereka yang masih berantakan akibat baru saja bekerja keras membersihkan kontrakan kecil yang akan mereka tinggali selama beberapa tahun ke depan.
Rumah yang mereka tempati tidak sebagus rumah sendiri, tapi setidaknya itu layak dihuni dan nyaman untuk berdua. Ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, ruang tamu kecil ukuran 2x2 meter dan teras depan yang tidak terlalu besar bisa difungsikan sebagai garasi motor atau tempat menjemur pakaian.
Setelah berunding—berdebat lebih tepatnya—akhirnya dibuat kesepakatan Celia tidur di kamar depan dan Dea menempati kamar belakang. Belum terlalu banyak isi di rumah kontrakan mereka karena memang belum banyak barang-barang yang mereka bawa, namun cukup melelahkan untuk membersihkan setiap sudut rumah tanpa bantuan siapa pun.
Dea berguling, merubah posisinya menjadi tengkurap saat melihat layar ponselnya yang baru saja berbunyi. "Undangannya Rena sama Chanu udah dikirim ke rumah nih!"
Mata Celia terbuka, ikut merubah posisi seperti Dea melihat apa yang sedang Dea lihat di layar smartphone Dea. "Gila njir bener-bener nikah ya mereka tuh," gumam Celia dengan nada tak percaya.
"Ya bener lah! Emangnya elu, kagak diajak nikah yang ada malah ditinggal nikah!" Sarkas Dea yang sukses mendapat lemparan bantal dari Celia.
"Gak usah rese dehh!"
"Habisnya gemes banget gue sama cowok lo itu—"
"Mantan!" Potong Celia penuh penekanan membuat Dea memutar kedua bola matanya.
"Sekali aja ya Cel lo ketemu cowok buaya kek dia."
"Gue juga gak mau kali kenal sama cowok brengsek lagi!" Dia menggelengkan kepala, berusaha memusnahkan bayangan Nando yang masih suka berkeliaran di kepala.
Mau diapakan dia dan Nando pernah lama bersama dan tidak semudah membuang nafas Celia bisa melupakan Nando begitu saja.
"Gue gak mau pacaran lagi rasanya De, takut." Dea menoleh cepat, menatap Celia yang tengah mengamati langit-langit kamar. "Takut diapa-apain, takut disakitin, takut ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya."
"Gak semua cowok di dunia brengsek kayak Nando, Cel, pas itu lo ketemu dia karna lagi sial aja. Dan gak mungkin kan selamanya lo sial?"
Celia menggeleng, pikirannya berlarian kemana-mana, memikirkan bagaimana dia, bagaimana Nando, bagaimana Rita, bagaimana masa depan mereka setelah ini. Sebenarnya Nando dan Rita tidak perlu masuk ke dalam daftar pikirannya, tapi entah kenapa perasaan sayangnya untuk Nando membuatnya begitu saja menaruh simpati dan turut memikirkan masa depan pria yang bahkan sudah menghancurkan masa depannya.
"Gue gak mau pacaran De." Keduanya bertemu tatap, Dea tersenyum, meraih jari-jari Celia kemudian menggenggamnya. "Bantuin gue," lirih Celia seperti mengiba.
"Terus June?"
Celia menggeleng.
"Ini June loh Cel?" Ulang Dea menegaskan.
Dan Celia menggeleng lagi. "He deserves a better person."
"Dan lo juga layak mendapatkan seseorang yang lebih baik dari Nando."
"Bukan berarti itu June kan?"
"Kalo memang June gimana?"
"Bukan berarti harus sekarang kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW KIDS ; iKON
Fanfiction"Let's meet with Our Family." ⚠️ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Seluruh isi cerita hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, waktu dan tempat semuanya murni unsur ketidaksengajaan. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. ⚠️...