14. Jealous

2.2K 228 110
                                    

Seperti biasanya Yoyo suka menyempatkan diri untuk mampir lebih dulu ke rumah kontrakan Dea dan Celia setelah dia selesai dengan kelasnya. Sebenarnya kampusnya tidak melewati rumah dua cewek itu tapi dari pada langsung pulang ke apartemen yang lengang tanpa ada siapapun lebih baik dia merusuh di rumah Dea dan Celia.

"Satunya mana?" Todong Yoyo saat hanya melihat Celia di ruang tamu.

Paham dengan maksud pertanyaan Yoyo, Celia mengendikkan bahu sebagai jawaban. "Lo kan fans-nya, kudunya lo lebih ngerti dong," Jawabnya yang terdengar sarkas di kuping Yoyo.

"Ada apa deh?" Lagi Yoyo bertanya setelah masuk ke dalam rumah.

"Tauk dah!"

"Ada yang gak beres nih pasti," selidik Yoyo—lagi.

"Bodo lah. Gak ngerti!" Dengan itu Celia meninggalkan Yoyo sendirian menuju dapur. Sudah ada kulkas kecil hasil sewa di dapur mereka sekarang, setiap bulan mereka rajin berbelanja bahan makanan tanpa terbeban untuk mengolah bahan-bahan itu menjadi makanan jadi, setiap harinya Dea dan Celia lebih sering membeli makanan bungkus dari luar kemudian di makan di rumah.

"Yo, banyak bahan nih di kulkas. Lo gak pengen repot gitu?" Teriak Celia dari dapur.

Yoyo yang sibuk dengan ponselnya pun segera bangkit menghampiri Celia. Dia mengerti makna sesungguhnya dari kalimat Celia tadi. Maksudnya adalah dia disuruh memasak.

"Dari jaman kapan lo beli ini wortel? Buset dah sampe menciut semua gini!"

Celia nyengir. "Lupa gue, baru-baru aja kok."

"Baru bulan ini maksud lo?" Kesal Yoyo seraya mengeluarkan sayuran dalam kantung kresek kemudian menatanya di atas meja makan kecil yang muat untuk empat orang.

Dalam sekejap dapur yang rapi menjadi mulai berantakan. Kompor yang biasanya hanya menyala tak lebih dari 15 menit itu pun kini menyala lebih lama karena si pawang kompor sudah bertemu dengan peliharaannya.

"Kupas tuh kentangnya, terus cuci yang bersih!" Perintah Yoyo yang langsung dikerjakan oleh Celia.

Sebenarnya dia tidak terlalu buruk dalam hal masak, tapi karena rasa malas lebih mendominasi alhasil jadilah dia mengabaikan bahan-bahan mentah yang—seharusnya—bisa dia olah.

"Yo, Dea kagak pernah gitu cerita ke lo tentang temen-temen barunya?" Tanya Celia di tengah acara goreng-menggorengnya Yoyo.

"Temen baru di kampus?" Yoyo bertanya asal, konsentrasinya masih terpaku pada alat penggorengan jadi jangan salahkan dia kalau jawabannya aneh.

"Ya ilah, kek dia punya temen kost lain selain gue aja."

Yoyo menoleh sejenak pada Celia kemudian kembali lagi pada penggorengan. "Kalo cerita sih rasanya gak pernah. Cuma beberapa kali sih pernah bilang gitu mau pergi sama temen kampusnya."

"Temen yang dimaksud Dea itu si Poppy kali."

"Poppy siapa?"

"Ya temennya Dea yang lo bilang Dea suka cerita tentang dia lagi pergi sama temennya."

Yoyo ber-oh ria.

"Sekarang hampir tiap hari gue perhatiin selesai kuliah pasti dua orang itu tuh langsung cabut gak ngerti kemana terus kalo belum kelar maghrib belum pada balik."

"Ini yang lo maksud Dea sama Poppy itu?"

"Iyaaa Yo! Dari tadi dan mungkin beberapa waktu ke depan kita hanya akan membahas tentang Dea dan Poppy. You know?"

Yoyo bergumam.

"Jadi ini ceritanya lo cemburu gitu?"

Celia mendongak. "Cemburu apa maksud lo?"

NEW KIDS ; iKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang