Sudah empat kali Livi memperhatikan Jinan salah mencantumkan embel-embel panggilan Sayang yang biasa digunakan--menjadi Bee alias TAWON—saat mereka bertukar pesan.
Mon maap Mbak Livi, haruskah anda sejeli itu? 🤣
Sekali masih bisa ditoleransi.
Dua kali dia mulai bertanya dan Jinan jawab itu salah kirim, harusnya dikirim ke June tapi salah terkirim ke Livi. Livi tau sih Jin dan Jun itu dekat, tapi Livi belum pernah melihat Jinan memanggil June dengan embel-embel "TAWON" seperti itu. Lagi pula seperti yang Livi tau, Jinan itu jijik menyebut sesama lelaki dengan cara yang mesra.
Tiga kali Livi mulai ngegas dan Jinan kembali beralasan yang sama.
Empat kali Livi tidak mau murka, hanya saja dia langsung meminta ketemu dan bertukar ponsel. Dia tidak mau curiga yang berlebihan atau berpikiran yang aneh-aneh tanpa adanya bukti, maka dari itu dia memutuskan untuk menggunakan ponsel Jinan sedangkan Jinan membawa ponsel miliknya.
Sudah ada satu minggu smartphone Jinan bersamanya, sudah dia obrak-abrik semua aplikasi chatting bahkan aplikasi tidak berguna lainnya tapi tidak ada satu pun hal yang mencurigakan.
Dia juga menunggu siapa tau ada chat masuk dari seseorang—June mungkin—yang kemudian memanggilnya Bee atau Tawon—sesuatu yang membuatnya mulai menaruh curiga pada Jinan.
Tapi yang dia tunggu tak kunjung ada. Hanya ada chat sewajarnya dari teman-teman Jinan baik pria maupun wanita, yang kemudian akan dia forward ke Jinan lalu Jinan akan memberi balasan melalui Livi dan Livi akan mengirimnya ulang kepada si pengirim pesan.
Lebih rumit sebenarnya tapi bagaimana lagi? Itu yang Livi mau.
"Hahhh.." Livi membuang diri di antara tumpukan bantal dan boneka yang tiap malam jadi teman tidurnya, mengerjap memandangi layar ponsel Jinan yang menampakkan wajah mereka disana.
Dia merasa ada yang janggal. Sekarang Jinan sudah berbeda dari yang dulu, jika kesibukan yang dijadikan alasan maka Livi berhak membantah karena dulu sekali pun mereka sama-sama kelabakan mengerjakan skripsi pasti mereka akan menyempatkan diri setidaknya untuk memberikan semangat satu sama lain.
Tidak terasa, tahun ini sudah tahun ke tujuh hubungan mereka. Sudah sangat lama sekali ternyata.
Livi tersenyum sendiri mengingat bahwa mereka sudah bersama dalam kurun waktu yang sangat-sangat lama, mungkin karena mereka menjalani dengan penuh bahagia sampai tidak terasa sekarang sudah tujuh tahun.
Andaikan itu menjadi usia sebuah pernikahan, mungkin mereka sudah punya anak dua sekarang?! Hahaa.
Ayolah Liv, udah tujuh tahun kan kalian. Masa hanya karena panggilan tawon lo langsung ngira yang aneh-aneh? Batinnya dengan senyum yang masih merekah.
"Nik! Ada Mbak Jovi nih."
"Ya!" Dia membalas perkataan si Mbak dari luar kamar dengan berteriak juga. Buru-buru dia bangun dan membuka pintu kamarnya dan menemukan Jovi sudah ada di depan pintu.
"Kok nggak bilang mau kesini Jop? Untung aku nggak pergi tadi," Kata Livi pada Jovi yang sudah menguasai ranjang miliknya.
"Kak Livi mau pergi?"
Dia menggeleng. "Nggak juga sih. Kamu dari mana?"
Jovi yang mendapat pertanyaan dari Livi segera bangun dari ranjang Livi dan duduk menatap Livi sungguh-sungguh.
"Kak,"
"Apa?"
"Kalo aku cerita Kak Livi marah nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW KIDS ; iKON
Fanfiction"Let's meet with Our Family." ⚠️ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan. Seluruh isi cerita hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, waktu dan tempat semuanya murni unsur ketidaksengajaan. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan. ⚠️...